Sunday, June 6, 2021

Perkembangan Politik dan Ekonomi Pada Masa Pemerintahan President B.J. HABIBIE

 

Masa Pemerintahan B. J Habibie

Setelah mundurnya Soeharto dari jabatannya sebagai Presiden pada tanggal 21 Maret 1998 menjadi awal dari lahirnya Reformasi di Indonesia. Perkembangan politik ketika itu ditandai dengan adanya pergantian presiden di Indonesia, setelah presiden Soeharto mengumumkan kemunduran dirinya dari jabatan tersebut.

Melalui pidatonya dihadapan wartawan dalam dan luar negeri setelah itu Wakil Presiden yaitu B.J Habibie langsung diangkat dan diminta sumpahnya untuk menjadi presiden Republik Indonesia yang ke – 3 dihadapan pimpinan agung dan disaksikan juga oleh ketua DPR dan beberapa wakil ketua DPR.

Naiknya B.J Habibie menggantikan Soeharto mengundang perdebatan hukum dan kontroversial karena mantan presiden Soeharto menyerahkan kekuasaannya secara sepihak kepada B.J Habibie.

 Dikalangan para mahasiswa perbuatan atas pelantikan Habibie terbagi atas tiga bagian, yakni :

 Menolak B.J Habibie karena merupakan produk orde baru.

Bersikap netral karena pada saat itu tidak ada pemimpin Negara yang diterima oleh seluruh kalangan sementara jabatan presiden tidak boleh kosong.

Para mahasiswa berpendapat bahwa adanya pengalihan kekuasaan ke B.J Habibie itu adalah sah dan konstutisional.

Masa pemerintahan B.J Habibie berlangsung selama satu tahun mulai dari tanggal 21 Mei 1998 hingga tanggal 20 Oktober 1999. Pengambilan sumpah leh B. J Habibie sebagai presiden Republik Indonesia dilakukan di Credential Room, Istana Merdeka. Dalam pidatonya yang pertama kali sebagai presiden, B. J Habibie menyatakan beberapa hal sebagai berikut :

 Memohon dukungan dari seluruh rakyat Republik Indonesia.

Berjanji akan melakukan reformasi secara bertahap dan konstitusional di berbagai bidang.

Akan meningkatkan kehidupan politik pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik KKN ( Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme ) dan,

Berjanji untuk menyusun kabinet yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Kebijakan Pada Masa Pemerintahan B. J Habibie di Era Reformasi

 

1. Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan

 Sehari setelah dilantik menjadi presiden Republik Indonesia B. J Habibie berhasil membentuk kabinet yang diberi nama dengan Kabinet Reformasi Pembangunan.

Kabinet Reformasi Pembangunan ini terdiri dari 36 Menteri, yaitu 4 Menteri Negara dengan tugas sebagai menteri koordinator, 20 Menteri Negara yang dipimpin oleh Departemen, dan 12 Menteri Negara yang memimpin tugas tertentu.

Dalam kabinet reformasi pembangunan tersebut terdapat 20 orang yang merupakan menteri pada kabinet pembangunan era soeharto. Kabinet reformasi pembangunan terdiri dari berbagai elemen kekuatan masyarakat seperti ABRI, Partai politik, unsur daerah, golongan intelektual

 

2. Pelaksanaan Sidang Istimewa MPR 1998

Untuk mengatasi krisis mengatasi politik berkepanjangan maka diadakannya sidang istimewa MPR yang akan berlangsung dari tanggal 10 hingga 13 November 1998. Menjelang diadakannya sidang istimewa tersebut terjadi peristiwa unjuk rasa para mahasiswa dan organisasi sosial politik.

 Karena adanya tekanan dari masyarakat yang dilakukan secara terus-menerus maka sidang istimewa MPR ditiadakan atau ditutup pada tanggal 13 November 1998. Dan sidang istimewa tersebut telah meghasilkan 12 ketetapan yang diwarnai dengan voting dan aksi walk out.

 Ketetapan yang dihasilkan oleh MPR :

 Terbukanya kesempatan untuk mengamandemen UUD 1945 tanpa melalui referendum.

Pencabutan keputusan P4 sebagai mata pelajaran wajib ( Tap MPR No. XVIII/MPR/1998 )

Masa jabatan presiden dan wakil presiden dibatasi hanya sampai dua kali masa tugas, masing-masing lima tahun ( Tap MPR No. XIII/MPR/1998 )

Agenda reformasi politik meliputi pemilu, ketentuan untuk memeriksa kekuasaan pemerintah, pengawasan yang baik dan bebagai perubahan terhadap Dwifungsi ABRI.

Tap MPR No. XVII/MPR/1998 mengenai HAM, mendorong kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan pers, kebebasan berserikat, dan pembebasan tahanan politik dan narapidana poitik.

3. Melakukan Reformasi di Bidang Politik

Reformasi pada bidang politik yang telah dilakukan adalah dengan memberikan kebebasan kepada seluruh masyarakat untuk membuat partai politik, dan rencana pelaksanaan pemilu untuk menghasilkan lembaga tinggi negara yang representatif.

 B.J. Habibie membebaskan narapidana politik seperti Sri Bintang Pamungkas ( mantan anggota DPR yang di penjara karena telah mengkritik Presiden Soeharto ) dan Muchtar Pakpahan ( Pemicu kerusuhan di Medan 1994 ).

 4. Pemilihan umum tahun 1999

Pemilihan umum setelah reformasi merupakan pemilu yang pertama yang diadakan pada tanggal 7 Juni 1999.Pelaksanaan pemilu ini dianggap Demokratis apabila dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, karena prinsipnya Luber dan Jurdil. Pemilu ini diikuti oleh 48 Partai politik yang telah lolos dari verifikasi dan memenuhi syarat menjadi OPP (  Organisasi Peserta Pemilu ).

 Berdasarkan keputusan KPU ( Komisi Pemilihan Umum ), Panitia Pemilihan Indonesia ( PPI ), pada tanggal 1 September 1999, telah melakukan pembagian kursi hasil pemilu. Hasil dari pembagian kursi tersebut menunjukan lima partai besar menduduki 417 kursi di DPR, atau 90,26 % dari 462 kursi yang diperebutkan. PDI – P muncul sebagai pemenang pemilu dengan meraih 153 kursi, Golkar memperoleh 120 kursi, PKB 51 kursi, PPP 48 kursi, dan PAN 34 kursi.

 

5. Pelaksanaan Referendum Timor Timur

Diadakannya Referendum untuk rakyat Timor Timur untuk menyelesaikan permasalahan Timor Timur yang merupakan warisan dari pemerintahan sebelumnya.

Kerajaan - Kerajaan Hindu Budha di Indonesia

Sejarah Afghanistan, Perjalanan Mencari Perdamaian, hingga Kini

Integrasi Timor Timur ke berbagai wilayah Republik Indonesia tahun 1975 yang dilakukan oleh TAP MPR No. VI / M7PR / 1978, atas dasar kemauan sebagai warga Timor Timur tidak pernah mendapatkan pengakuan secara Internasional.

 

6. Reformasi Bidang Ekonomi

Dalam menyelesaikan krisis moneter dan melakukan perbaikan ekonomi Indonesia B. J Habibie melakukan langkah langkah antara lain sebagai berikut :

 1. Merekapitulasi perbankan dan menerapkan independensi Bank Indonesia supaya bisa lebih fokus untuk mengurusi perekonomian.

Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen yang berdasarkan Undang Undang No. 30 Tahun 1999 mengenai Bank Indonesia. Untuk mencapai tujuan dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang utama dari tugas bank indonesia antara lain sebagai berikut :

 A. Melikuidasi beberapa bank yang mengalami masalah

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban untuk jangka pendek. Pengertian lain adalah kemampuan seorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus dibayar dengan harta atau aset lancar.

 B. Menaikkan nilai tukar rupiah

Selama lima bulan pertama tahun 1998, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berfluktuasi. Selama triwula pertama, nila tukar rupiah mencapai Rp. 9200,- dan selanjutnya menurun menjadi sekitar Rp. 8000 dalam bulan april hingga mei.

 C. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF.

Tanggal 15 Januari 1998 di Indonesia telah menandatangani 50 butir kesepakatan ( letter of intentatau Lol ) dengan IMF. Salah satunya adalah memberikan bantuan kepada bank yang mengalami masalah likuiditas. Skema ini dilaksanakan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis.

2. Mengesahkan Undang Undang No. 5 Tahun 1999 mengenai Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat.

3. Mengesahkan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 mengenai Perlindungan Konsumen.

4. Reformasi Bidang Hukum

Untuk melakukan reformasi hukum, ada beberapa hal yang dilakukan dalam pemerintahan B. J Habibie yakni :

Melakukan rekonstruksi atau pembongkaran watak hukum orde baru, baik berupa Undang Undang, Peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri.

Melahirkan 69 Undang Undang.

Penataan ulang struktur kekuasaan kehakiman.

Wednesday, June 2, 2021

MAKALAH "Dinamika Sosial Budaya Indonesia dalam Pembangunan"

 

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allat SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat danhidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Dinamika Sosial Budaya Indonesia.Makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan materi dari beberapasumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu semua kamimenyadari sepenuhnya bahwamasih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupuntata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata sata berharap semoga makalah tentang dinamika sosial budaya indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca

 


DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN

      1.1 Latar Belakang

      1.2. Rumusan Masalah

      1.3. Tujuan Penulisan

      1.4. Manfaat Penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

      1. Nilai Sosial Budaya Indonesia

      2. Perubahan Nilai-Nilai  Sosial Budaya dalam Masyarakat

      3. Manusia, Nilai Tradisonal, dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN & SARAN

DAFTAR PUSTAKA

 

DINAMIKA SOSIAL BUDAYA INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN

 

1.1 Latar Belakang

Konsep masyarakat Indonesia tumbuh dari suatu proses perjalanan masa yang panjang oleh betukan sejarah,k keanekaragaman dan keseragaman tradisi, serta modernisasi untuk sampai padakeadaan seperti sekarang ini. Tentang hal itu, kajian tentang masyarakat Indonesia sudah banyakdilakukan oleh para ilmuwan, termasuk ilmuwan sosial. Pada masa konolial iala memperoleh pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi untuk berbagai kepentingan pemerintah jajahan, sedangkan dalam masa mengisi kemerdekaan ini bertujuan untukmeningkatkan persatuan dan mendukung pembangunan melalui modernisasi masyarakat Indonesia.Pembangunan, yang kita artikan sebagai usaha berencana ke arah peningkatan kesejahteraanmasyarakat dalam segala segi perkehidupan secara lebih baik dalam proses kegiatannya mendorong pula pada pengambilan teknologi dan ilmu pengetahuan guna mempercepat usaha peningkatankesejahteraan masyarakat itu

 

Pengambilalihan teknologi dalam ilmu pengetahuan yang diperlukamn pada tahap-tahaptertentu memerlukan juga penyesuaian sosial budaya dalam proses penggarapannya. Teknologi danilmu pengetahuan yang berkembang atas dasar nilai dan gagasan yang berasal dari kebudayaanasing belum tentu sesuai dengan nilai-nilai dan gagasan dasar yang selama ini mendominasikehidupan sosial budaya bangsa Indonesia.Dalam kaitannya dengan hal tersebut besar kemungkinan bahwa proses pembangunan akanmenggeser nilai-nilai dan gagasan dasar yang ada, mengembangkan gagasan baru ataupunmenggantikannya sama sekali dengan nilai-nilai yang telah menumbuhkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang diambil oleh itu. Dalam pada itu, dapat dikatakan bahwa pembangunan untukmeningkatkan kesejahteraan berarti pula proses pembaharuan kebudayaan. Kemajuan teknologi,khususnya di bidang komunikasi dan transformasi telah sangat memperlancar kontak antarbudaya bangsa. Interaksi sosial, tukar menukar pengalaman pengetahuan dan gagasan dapat terlaksanadengan mudah oleh setiap orang dan tanpa mengenal batas geografis, politik maupun kebudayaan

Searah dengan kecenderungan sosial budaya yang dinamis yang selalu berkembang, makakontak-kontak seperti itu alamiah yang juga tidak mungkin dibendung. Yang menjadi masalah ialaluas dan derasnya arus pengaruh budaya asing dewasa ini sampai akibat dari kemajuan teknologidan ilmu pengetahuan, kebutuhan-kebutuhan yang timbul akibat pembangunan, ditambah dengandaya seleksi masyarakat yang melemah serta kurang mampu memilih kebudayaan asing yang benar-benar diperlukan dan yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada. Mengadopsi unsur-unsur budaya asing yang yang kurang terarah dapat mengakibatkan tersisihnya nilai-nilai dan gagasandasar yang selama ini mendominasi pola tingkah laku anggota masyarakat yang akhirnya akanmemperlemah kepribadian dan semangat nasionalisme

 

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang akan di jadikan bahan pembahasan dari makalah ini adalah :

     1. Apa pengertian dan makna Manusia Indonesia:Individu,Keluarga,dan Masyarakat?

     2.Apa Nilai Sosial Budaya Indonesia?

      3. Bagaimana Peranan Manusia, Nilai Tradisional, dan Lingkungan Hidup dalam pembangunan?

 

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami dan mengerti makna Manusia Indonesia:Individu,Keluarga,dan Masyarakat

      2 . Mengetahui Nilai Sosial Budaya Indonesia3. Mengetahui peranan Manusia, Nilai Tradisional, dan Lingkungan Hidup dalam pembangunan

 

1.4 Manfaat Penulisan

Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan mengerti pengertian dan maknaDinamika Sosial Budaya dalam Pembangunan yang meliputi makna Manusia Indonesia, Nilai Sosial Budaya Indonesia dan Nilai Tradisional Lingkungan Hidup dalam pembangunan.

 

 

 

BAB II PEMBAHASAN

1. Nilai Sosial Budaya Indonesia

 Nilai itu adalah gabungan semua unsur kebudayaan yang dianggap baik/buruk dalam suatumasyarakat, karena itu pula masyarakat mendorong dan mengharuskan warganya untuk menhayatidan mengamalkan nilai yang dianggap ideal itu. Dilihat dari segi waktu menurut Clyde Kluckhohn,nilai agak abadi, yang dengan demikian nilai merupakan suatu standar yang mengatur serta mengelola sejumlah sistem kelakuan. Preferensi nilai terletak pada hal-hal yang lebih disukai dandianggap terbaik tentang relasi sosial yang harus dilakukan seseorang termasuk ikhtiar untukmencapainya (Garna,1996). Menghadapi situasi tertentu, seseorang dalam kehidupan bermasyarakat sering kali dihadapkan kepada pilihan tentang apa dan bagaimana untuk bertindakdan berlaku, yang lebih jauh dalam dirinya ditentukan oleh kesadaran terhadap standar atau prinsipyang tersedia dalam lingkup kebudayaannya.Dalam masyarakat dapat dilihat sebagai suatu organisasi sosial yang kompleks yang terdiriatas nilai-nilai dan norma-norma, pranata-pranata dan aturan-aturan untuk mewujudkan tingkahlaku, yang secara bersama-sama dimiliki oleh para warga masyarakat yang bersangkutan.Sedangkan yang dimaksudkan dengan disorganisasi adalah adanya kenyataan bahwa tidak setiapwarga masyarakat mengetahui dan menyetujui seluruh norma-norma ideal (yang dianggap baikmenurut ukuran kebudayaan yang berlaku) dalam mewujudkan tingkah laku, seingga masyarakatsebagai suatu organisasi sosial berada pada suatu kondisi yang memperlihatkan adanyadisorganisasi sosial.

Ketidaksetujuan warga masyarakat atas tingkah laku yang seharusnya diwujudkan(berdasarkan norma ideal) dalam kehidupan sosial, terutama disebabkan oleh adanya konflik dalamnilai-nilai yang mereka pumyai, yang nilai-nilai ini menyelimuti dan mewarnai norma-norma yangada pada mereka. Perbedaan yang ada diantara warga masyarakat mengenai nilai-nilai yang mereka punyai, antara lain adala karena perbedaan dalam pengetahuan kebudayaan yang dipunyai oleh para warga masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan yang mereka punyai dalam pengalaman.Pengalaman mereka dalam proses perubahan kebudayaan dan sosial yang berlaku dalam masyarakat mereka.

 

2. Perubahan Nilai-Nilai Dinamika sosial Budaya dalam Masyarakat

Perubahan nilai yang terjadi di dalam masyarakat tidak terlepas dari adanya kecenderungansituasi yang dihadapi masyarakat Indonesia pada kurun waktu tertentu. Prosesnya antara laindisebabkan oleh adanya beberapa factor yang mempengaruhi, baik karrena pengaruh yang terjadi didalam negeri (nasional) maupun regional dan global (internasional). Perubahan nilai di dalammasyarakat agraris ke masyarakat industry masalahnya tidak bisa terlepas dari pengaruh perubahanyang menuju pada gejala tumbuhnya masyarakat informasi.Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap unsur-unsur perubhan nilai dapat bersumber padaaspek-aspek lain di bidang sosial budaya, termasuk nilai-nilai dan sistem nilai di luar pancasila danundang-undang dasar 1945 serta sebagai hasil dari proses perubahan sosial dan hasil proes pembangunan. Nilai budaya bangsa bisa dianggap statis atau dinamis, yang tergantung pada pandangan dan sikap bangsa itu sendiri. Beberapa nilai budaya yang cenderung mempengaruhitingkat sosial budaya bangsa, disebabkan hal-hak sebagai berikut.

a. Budaya snatai sebagai akibat pengaruh alam dan lingkungan tidak medorongterwujudnya etos kerja yang ,menghargai waktu, ketelitian, ketekunan, kesabarandalam usaha, dan ketabahan dalam mengalami kesulitan.

b.Daya derap dan persepsi warga masyarakat terhadap budaya asing yang tingkatkemajuannya menunjukan dorongan bagi masyarakat.

c.Kecenderungan tetap mempertahankan nilai budaya feodal,yaitu mentalitas priyayidan orientasi pada status yang mementingkan gelar daripada kualitas manusia danyang menghambat daya kreativitas serta kemampuan pribadi yang amat diperlukandalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Nilai budaya yang meninggikan orang lain atas dasar senioritas belaka atau pangkat.Sikap ini bertentangan dengan nilai keterbukaan dan kebenaran yang objektif.Beberapa nilai budaya yang bersifat dinamik dan cenderung mempengaruhi tingkat sosial budaya, antara lain sebagai berikut.

a. Bidang agama. Sikap dan tingakh laku para penyelenggara Negara dalammenghadapi kecenderungan aliran kepercayan kepada Tuhan Yang Maha Esa di satu pihak dan umatt beragama di lain pihak dapat mempengaruhi tingkat ketahanan bangsa. Kerukunan umat beragama masih tetap dijadikan isu terbatas di beberapadaerah tertentu, namun perwujudan tanggung jawab bersama dalam pembangunantumbuh berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

b. Bidang pendidikan. Tantangan dalam pendidikan terletak pada kemampuan pemerinta untuk mengembangkan suatu sistem pendidikan beserta sarana dan prasarana. Di samping itu, peningkatan kualitas terhadap pendidikan merupakanmasalah mendesak yang harus diselesaikan. Juga perlu mengembangkankehidupankampus yang mapan, sebagai pendukung utama dalam pengembangannilai-nilai panvcasila dan undang-undang dasar 1945.

c. Bidang komunikasi sosial. Dalam era masyarakat informasi terdapat kecenderungansemakin sukarnya menghindarkan pengaruh kebudayaan asing di tanah air, disamping semakin banyak arus wisatawan yang berkunjung sehingga memerlukan perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nasional, sesuai kepribadian bangsa.

d.Bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan penelitian. Tantangan cenderung terletak pada kemampuan pemilihan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi yang datingdari luar negeri. Langkanya kemampuan sumber daya manusia yang bekualitasmerupakan salah satu hambatan untuk dapat mempercepat proses nilai tambah bagi pengelola sumber daya alam dan upaya memperluas kesempatan kerja yangmemerlukan tenaga-tenaga profesional yang siap pakai.

e.Bidang kesehatan. Meningkatnya kesadaran keshatan membawa akibat tuntutanmasyarakat akan peningktana kualitas pelayanan kesehatan. Meningkatny penyakitdegeneratif dan meningkatnya harapan hidup membawa akibat biaya kesehatantinggi, yang akan cenderung menjadi masala sosial.

 f. Bidang kependudukan. Maslaah pemerataan dan penyebaran penduduk masih tersdiusahakan mengingat sentra-sentra pembangunan yang mampu menyerap tenagakerja masih terbatas dikawasan tertentu.

  Berbagai upaya pendekatan terhadap kecenderungan sosial budaya perlu dibarengi dengan berbaga usaha untuk lebih mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi yang memadai danterpenuhnya tingkat kesejahteraan rakyat secara merata, di samping terjaminnya stabilitas nasionalyang mantap di dalam menunjang suksesnya pembangunan nasional.

 

3. Manusia, Nilai Tradisonal, dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan

Lingkungan hidup sebagai media hubungan timbal balik antara makluk hidup dengan factor-faktor alam terdiri atas bermacam-macam proses ekologi yang merupakan suatu kesatuan yangutuh. Proses tersebut merupakan mata rantai penting yang menentukan daya dukung lingkunganteradap pembangunan. Sebaliknya, pembangunan itu sendiri merupakan upaya sadar untukmengelola dan memanfaatkan sumber daya alam, tidak terlepas untuk mempengaruhi kegiatan laindalam mata rantai ekosistem alam.Masalah keterbelakangan pembangunan, maslah kepadatan penduduk dengan pola penyebaran yang tidak merata diwilayah tanah air, serta semakin meningkatnya kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya alam merupakan problem yang perlu mendapat perhatian, terutama pengaruh santu dengan masalah lingkungan hidup. Salah satu akibat dari hal tersebut adalah berjangkitnya “kelaparan tanah usaha”, baik untuk usaha budi daya pertanian maupun bagi pemukiman, industry dan agro-industri, serta prasarana lainnya, hal mana menyebabkan terjadinyakegoncangan lingkungan hidup dan ekologis (A.W. Widjaja, 1986).Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mendorong memanfaatkan sumber dayaalam dengan tidak semestinya. Penebangan hutan semena-mena, penggarapan tanah perbukitan, pembukaan daerah pasang surut dan rawa lebak tanpa menghiraukan azas konservasi, pembuanganlimbah pabrik dan industri yang menyebabkan pencemaran lingkungan serta pengaruhnya terhadapekosistem daerah aliran sungai (DAS). Ekosistem ini rawan sekali, mulai dari tanah-tanah perbukitan hingga muara sungai. Suatu perubahan kecil saja dalam tata guna tanah, hutan, pembuangan, dan penyaluraan air dapat berakibat luas dan besar dalam jangka panjang. Jugasebagai suatu sistem pada gilirannya dapat berakibat buruk bagi kehidupan manusia itu sendiri.Untuk mendekatkan diri pada manusia yang bersikap dewasa dan bertanggung jawab sebagai pengelola dan pembina lingkungan hidup serta upaya pelestarian alam, maka perlu memperhatikannorma lama/hukum adat yang dapat menunjang pembinaan dan kelestarian lingkungan hidup.

 

 

 

 

BAB III

  PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat sistem budaya sosial Indonesia sebenarnya telah tercermin. Pelaksanaan pembangunan nasional akan dapa dikatakan berhasil baik apabila dilandasi terlebih dahulu oleh pembangunan dibidang sosial budaya. termasuk penyusunan dan pembentukan sistemnya, karena dibidang inilah ditentukan pembentukan manusia sebagai pelaksana pembangunan. hal ini penting karena bagaimanapun juga sebaiknya suatu rencana dan program pembangunan, hasilnya akan banyak bergantung kepada kualitas manusianya. karena itu, diperlukan pembangunan sistem sosial budaya yang bertujuan untuk membina mental, sikap hidup dan sikap budaya indonesia, baik kedudukannya sebagai individu maupun sebagai bangsa yang yakin akan kebenaran Pancasila, sehingga dihadapkan kepada tuntutan pembangunan beserta permasalahannya dalam lingkungan yang dinamis dan tuntutan kemajuan global

 

SARAN

Sebagai masyakarat Indonesia, marilah kita mengambil bagian dalam pembangunan Indonesia yang lebih baik dari sisi sistem sosial dan budaya. Marilah kita membangun sikap hidup dan sikap budaya yang berlandaskan pada Pancasila sebagai Ideologi negara, pandangan hidup bangsa untuk Indonesia yang lebih baik

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Ranjabaar, Jacobus, 2014. Sistem sosial budaya Indonesia.