Thursday, July 18, 2019

TUGAS FARMAKOGNOSI LANJUTAN TENTANG LAMUN




TUGAS FARMAKOGNOSI LANJUTAN
“LAMUN”
 
 
DISUSUN OLEH :
NURUL LUTHFIAH
(17.201.036)

  FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2019



Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan laut dangkal. Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat (Tomlinson, 1974). Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga yang hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berkembangbiak dengan biji dan
tunas.



Gambar 1. Padang Lamun

Pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun (seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutupi suatu area pesisir atau laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang. Sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik disebut Ekosistem Lamun (seagrass ecosystem). Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun,
mulai dari substrat berlumpur sampai berbatu. Substrat dikategorikan pada 8 beberapa kategori, yakni substrat berlumpur, berpasir, lumpur berpasir, lumpur berbatu dan pasir berbatu. Lamun memiliki daun-daun tipis yang memanjang seperti pita yang mempunyai saluran-saluran air. Bentuk daun seperti ini dapat memaksimalkan difusi gas dan nutrient antara daun dan air, juga memaksimalkan proses fotosintesis di permukaan daun



Gambar 2. Penampang daun-daun lamun yang panjang


Enhalus acoroides


Klasifikasi
Regnum          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Class               : Liliopsida
Ordo                : Hydrocharitales
Family             : Hydrocharitaceae
Genus              : Enhalus
Species           : Enhalus acoroides Steud.

           Enhalus acoroides merupakan kelas dari Angiospermae. Struktur tanaman ini terdiri dari daun-daun yang panjang dan pipih kaku seperti kulit (leathary linear) atau seperti ikat pinggang yang kasar (coarse strap shape), berwarna hijau dalam pelepah bonggol (leaf sheat). Batangnya mempunyai serabut-serabut hitam yang kaku. Tumbuhan perdu bawah air ini memiliki akar yang kuat yang tumbuh mendatar di dalam substrat yang berupa pasir atau lumpur yang halus. Tumbuhan ini terdapat di bawah air surut rata-rata pada pasut purnama pada dasar pasir lumpuran. Mereka tumbuh subur di bawah tempat terlindung di pinggir bawah dari mintakat pasut dan di batas atas mintakat bawah lithoral.

Morfologi Lamun
Seperti tumbuhan pada umumnya, lamun memiliki morfologi antara lain daun, batang dan rhizoma, serta akar.


1.      Daun
Seperti semua tumbuhan monokotil, daun lamun diproduksi dari meristem basal yang terletak pada potongan rhizoma dan percabangannya. Meskipun memiliki bentuk umum yang hampir sama, spesies lamun memiliki morfologi khusus dan bentuk anatomi yang memiliki nilai taksonomi yang sangat tinggi. Beberapa bentuk morfologi sangat mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun, keberadaan atau ketiadaan ligula. Contohnya adalah puncak daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran dan berserat, sedangkan C. Rotundata datar dan halus. Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda. Tetapi genus Halophila yang memiliki bentuk daun petiolate tidak memiliki pelepah.
Anatomi yang khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan kutikel yang tipis. Kutikel daun yang tipis tidak dapat menahan pergerakan ion dan difusi karbon sehingga daun dapat menyerap nutrien langsung dari air laut. Air laut merupakan sumber bikarbonat bagi tumbuh-tumbuhan untuk penggunaan karbon inorganik dalam proses fotosintesis.
2.      Batang dan Rhizoma
Semua lamun memiliki lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalah herbaceous, walaupun pada Thallasodendron ciliatum (percabangan simpodial) yang memiliki rhizoma berkayu yang memungkinkan spesies ini hidup pada habitat karang yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa hidup. Kemampuannya untuk tumbuh pada substrat yang keras menjadikan T. Ciliatum memiliki energi yang kuat dan dapat hidup berkoloni disepanjang hamparan terumbu karang di pantai selatan Bali, yang merupakan perairan yang terbuka terhadap laut Indian yang memiliki gelombang yang kuat.
Struktur rhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi tergantung dari susunan saluran di dalam stele. Rhizoma, bersama sama dengan akar, menancapkan tumbuhan ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif. Dan reproduksi yang dilakukan secara vegetatif merupakan hal yang lebih penting daripada reproduksi dengan pembibitan karena lebih menguntungkan untuk penyebaran lamun. Rhizoma merupakan 60-80% biomas lamun.

3.      Akar
Terdapat perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antara jenis lamun yang dapat digunakan untuk taksonomi. Akar pada beberapa spesies seperti Halophila dan Halodule memiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut, diameter kecil, sedangkan spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan berkayu dengan sel epidermal. Apabila dibandingkan dengan tumbuhan darat, akar dan akar rambut lamun tidak berkembang dengan baik. Akan tetapi, beberapa penelitian memperlihatkan bahwa akar dan rhizoma lamun memiliki fungsi yang sama dengan tumbuhan darat. Akar-akar halus yang tumbuh di bawah permukaan rhizoma, dan memiliki adaptasi khusus (contoh: aerenchyma, sel epidermal) terhadap lingkungan perairan. Semua akar memiliki pusat stele yang dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung phloem (jaringan transport nutrien) dan xylem (jaringan yang menyalurkan air) yang sangat tipis. Karena akar lamun tidak berkembang baik untuk menyalurkan air maka dapat dikatakan bahwa lamun tidak berperan penting dalam penyaluran air. Patriquin (1972) menjelaskan bahwa lamun mampu untuk menyerap nutrien dari dalam substrat (interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Selanjutnya, fiksasi nitrogen yang dilakukan oleh bakteri heterotropik di dalam rhizosper Halophila ovalis, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii cukup tinggi lebih dari 40 mg N.m-2.day-1.
Koloni bakteri yang ditemukan di lamun memiliki peran yang penting dalam penyerapan nitrogen dan penyaluran nutrien oleh akar. Fiksasi nitrogen merupakan proses yang penting karena nitrogen merupakan unsur dasar yang penting dalam metabolisme untuk menyusun struktur komponen sel.Lamun sering ditemukan di perairan dangkal daerah pasang surut yang memiliki substrat lumpur berpasir dan kaya akan bahan organik. Pada daerah yang terlindung dengan sirkulasi air rendah (arus dan gelombang) dan merupakan kondisi yang kurang menguntungkan (temperatur tinggi, anoxia, terbuka terhadap udara, dll) seringkali mendukung perkembangan lamun. Kondisi anoksik di sedimen merupakan hal yang menyebabkan penumpukan posfor yang siap untuk diserap oleh akar lamun dan selanjutnya disalurkan ke bagian tumbuhan yang membutuhkan untuk pertumbuhan. Diantara banyak fungsi, akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem lakunal (udara) yang berliku-liku. Sebagian besar oksigen yang disimpan di akar dan rhizoma digunakan untuk metabolisme dasar sel kortikal dan epidermis seperti yang dilakukan oleh mikroflora di rhizospher. Beberapa lamun diketahui mengeluarkan oksigen melalui akarnya (Halophila ovalis) sedangkan spesies yang lain (Thallassia testudinum) terlihat menjadi lebih baik pada kondisi anoksik. Larkum et al (1989) menekankan bahwa transfer oksigen ke akar mengalami penurunan tergantung kebutuhan metabolisme sel epidermal akar dan mikroflora yang berasosiasi. Melalui sistem akar dan rhizoma, lamun dapat memodifikasi sedimen di sekitarnya melalui transpor oksigen dan kandungan kimia lain. Kondisi ini juga dapat menjelaskan jika lamun dapat memodifikasi sistem lakunal berdasarkan tingkat anoksia di sedimen. Dengan demikian pengeluaran oksigen ke sedimen merupakan fungsi dari detoksifikasi yang sama dengan yang dilakukan oleh tumbuhan darat. Kemampuan ini merupakan adaptasi untuk kondisi anoksik yang sering ditemukan pada substrat yang memiliki sedimen liat atau lumpur. Karena akar lamun merupakan tempat untuk melakukan metabolisme aktif (respirasi) maka konnsentrasi CO2 di jaringan akar relatif tinggi.
Ciri – ciri morfologi dari Enhalus acoroides adalah :
1.      Bentuk fisiknya paling besar dibanding spesies lamun yang lain.
2.      Daun berwarna hijau pekat.
3.      Daunnya panjang dan kebar seperti sabuk.
4.      Lebar daun + 3 cm.
5.      Panjang daun berkisar antara + 30 – 150 cm.
6.      Rimpangnya berdiameter lebih dari 1 cm
Reproduksi Enhalus acoroides
Enhalus acoroides terpisah jantan dan betinanya Bunga melekat pada tangkai yang panjang, kurus, terkadang tergulung, Penyerbukan Enhalus acoroides terjadi di permukaan air. Serbuk sarinya kering maka dikenal sebagai Dry Pollinatin (penyerbukan kering)
Bungan jantan dilepaskan ke permukaan perairan.
Manfaat Lamun
Secara ekologi, kebun lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan sumber utama produktivitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme (dalam bentuk detritus). Selanjutnya mereka berfungsi menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan spesies tumbuh, terutama dengan sisten akr yang padat dan saling menyilang. Penstabilan dasar olah akar ini sangat kuat dan mampu bertahan dalam topan badai sekalipun. Sebaliknya, sistem ini dapat melindungi banyak organisme. Jadi terdapat banyak hewan umum yang dijumpai di kebun lamun, tetapi tidak berhubungan dengan tingkatan makanan secara langsung. Kebun lamun berperan juga sebagi tempat pembesaran bagi banyak spesies yang menghabiskan waktu dewasanya dilingkungan lain.
Menurut den Hartog (1977), rumput laut / lamun diseluruh dunia hanya mencakup sekitar 50 spesies. Ini adalah yang terkecil dibanding dengan kepentingan ekologinya. Kebanyakan spesies lamun mempunyai morfologi luar yang secara kasar hampir serupa. Mereka mempunyai daun-daun yang panjang, tipis, dan mirip pita yang mempunyai saluran-saluran air, serta bentuk pertumbuhannya monopodial. Tumbuhan ini tumbuh dari rizoma yang merambat. Jika dibandingkan dengan tumbuhan perairan tawar, jumlah spesies lamun lebih sedikit dan ragam morfologinya juga lebih sedikit.


Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif. ekosistem lamun perairan dangkal mempunyai fungsi antara lain:
a.       Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa melalui.
b.      Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta mengembangkan sedimentasi.
c.       Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan dewasa yang berkunjung ke padang lamun.
d.      Daun–daun sangat membantu organisme-organisme epifit.
e.       Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi.
f.       Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai makanan ( Philip and Menez, 1988 )
Selanjutnya dikatakan Philips & Menez (1988), lamun juga sebagai komoditi yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional maupuin secara modern. Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk :
1.      Digunakan untuk kompos dan pupuk
2.      Cerutu dan mainan anak-anak
3.      Dianyam menjadi keranjang
4.      Tumpukan untuk pematang
5.      Mengisi kasur
6.      Ada yang dimakan
7.      Dibuat jaring ikan
Pada zaman modern ini, lamun telah dimanfaatkan untuk:
a.       Penyaring limbah
b.      Stabilizator pantai
c.       Bahan untuk pabrik kertas
d.      Makanan
e.       Obat-obatan
f.       Sumber bahan kimia