Monday, September 27, 2021

Makalah Tentang Suku Minangkabau

Download Makalah lengkap sampul pada link berikut 

adfly 

Google Drive 

 

BAB I PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Minangkabau atau Minang merupakan sebuah kelompok etnis di Nusantara yang berbahasa sekaligus menjunjung tinggi nilai adat Minangkabau.

Suku Minangkabau menjadi salah satu suku yang terbesar dan paling terkenal di Indonesia yang terletak di Sumatera Barat.

Wilayah kebudayaan dari Minangkabau meliputi daerah bagian Sumatera Barat, separuh di daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, serta Negeri Sembilan di Malaysia.

Orang minang seringkali disamakan dan juga disebut sebagai orang Padang, hal tersebut tidak lain karena Padang merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Barat.

Meski demikian, warga minang biasanya akan menyebut kelompok etnisnya dengan sebutan urang awak, yang merujuk pada orang minang itu sendiri.

Suku Minangkabau juga sudah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak pada masa pra-Hindu dengan munculnya kerapatan adat dengan tujuan menentukan hal-hal penting untuk suku dan juga permasalahan hukum.

Minangkabau atau Minang merupakan sebuah kelompok etnis di Nusantara yang berbahasa sekaligus menjunjung tinggi nilai adat Minangkabau.

Suku Minangkabau menjadi salah satu suku yang terbesar dan paling terkenal di Indonesia yang terletak di Sumatera Barat.

Wilayah kebudayaan dari Minangkabau meliputi daerah bagian Sumatera Barat, separuh di daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, serta Negeri Sembilan di Malaysia.

Orang minang seringkali disamakan dan juga disebut sebagai orang Padang, hal tersebut tidak lain karena Padang merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Barat.

Meski demikian, warga minang biasanya akan menyebut kelompok etnisnya dengan sebutan urang awak, yang merujuk pada orang minang itu sendiri.

Suku Minangkabau juga sudah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak pada masa pra-Hindu dengan munculnya kerapatan adat dengan tujuan menentukan hal-hal penting untuk suku dan juga permasalahan hukum.

 

Adapun prinsip dari Suku Minangkabau yang telah tertuang secara singkat di dalam pernyataan Adat basandi syarak (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al-Qur’an) yang memiliki arti adat dengan landasan ajaran agama Islam.

 

Suku Minangkabau juga sangat menonjol di sektor bidang perdagangan, khusunya sebagai profesional dan intelektual.

 

Orang minang merupakan pewaris utama dan terhormat dari tradisi tua Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang dulunya sangat gemar dalam kegiatan berdagang dan dinamis.

 

Hampir setengah dan total keseluruhan anggota masyarakat mianng berada dalam perantauan.

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana keadaan perekonomian Suku Minangkabau?

2.      Bagaimana sistem teknologi Suku Minangkabau?

3.      Seperti apa sistem pemerintahan Suku Minangkabau?

4.      Bagaimana sistem kebudayaan dan keagamaan yang ada pada Suku Minangkabau?

 

C.    TUJUAN PENULISAN

1.      Kita dapat mengetahui latar belakang tentang Suku Minangkabau Sumatera Barat

2.      Memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai keadaan yang ada di Sumatera Barat

3.      Kita dapat mengetahui potensi apa saja yang pada Suku Minangkabau.

BAB II PEMBAHASAN

 

A.    SUKU MINANGKABAU

Nama dari Minangkabau bersala dari dua kata, yakni minang dan kabau. Nama tersebut dikait-kaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang disebut di dalam tambo.Di dalam tambo disebutkan bahwa, tambo yang diterima secara turun-temurun, mengisahkan bahwa nenek moyang Suku Minangkabau berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain.Meskipun tambo tidak terseusun secara sistematis sebab lebih menonjol kepada legenda yang tidak sesuai dengan fakta dan cenderung merujuk ke sebuah karya sastra yang telah menjadi kepunyaan masyarakat banyak.Kisah tambo ini juga banyak dibandingkan dengan Sulalatus Salatin yang juga di dalamnya menceritakan mengenai bagaimana rakyat minangkabau mengutus wakilnya untuk meminta Sang Sapurba.Yang merupakan salah seorang keturunan Iskandar Zulkarnain untuk menjadi raja mereka.

 

Massyarakat suku minang merupakan salah bagian dari rakyat Deutro Melayu (Melayu Muda) yang melakukan migrasi dari daratan China Selatan menuju pulau Sumatera sekitar tahun 2.500 – 2.000 yang lalu.Konon, kelompok etnis ini masuk dari arah timur pulau Sumatera yang kemudian menyusuri aliran sungai Kampar hingga sampai ke dataran tinggi yang disebut dengan darek serta menjadi kampung halaman orang Minangkabau.Beberapa wilayah dari darek ini lalu membentuk semacam konfederasi yang dikenal dengan sebutan luhak, yang kemudian juga dikenal dengan nama Luhak Nan Tigo.Konfederasi tersebut terdiri dari Luhak Limo Puluah, Luhak Agam, serta Luhak Tanah Data.Di masa pemerintahan Hindia-Belanda, daewah dari kawasan luhak tersebut menjadi daerah teritorial pemerintahan yang disebut dengan afdeling.Daerah tersebut dikepalai oleh seorang residen yang disebut dengan nama Tuan Luhak oleh msyarakat suku minangkabau.

 

Pada awalnya, sebutan orang minang masih sama dengan orang Melayu, namun sejak abad ke-19.Penyebutan kata Minang dan Melayu mulai dibedakan dilihat dari budaya matrilineal yang tetap bertahan serta berbanding dengan patrilineal yang dianut oleh masyarakat Melayu umumnya.Sehingga, pengelompokan tersebut terus berlangsung hingga kini demi kepentingan sensus penduduk ataupun politik.

 

B.     PENDIDIKAN ATAU PENGETAHUAN

Saat usia 7 tahun, anak laki-laki di Minangkabau sudah meninggalkan rumah mereka dan tinggal di dalam surau, atau tempat mereka belajar mengenai adat Minangkabau dan juga ilmu agama islam.Ketika mereka sudah beranjak dewasa, selanjutnya mereka akan meninggalkan kampung serta menimba ilmu atau pengalaman diluar kampung atau desa.Tujuannya dari perantauan tersebut supaya setelah menjadi dewasa dapat bertanggungjawab terhadap keluarga ketika pulang ke kampung (Nagari).

C.    TATA BAHASA

Bahasa dari suku minang termasuk ke dalam salah satu anak cabang rumpun bahasa Austronesia.

 

Meski demikian, ada perbedaan pendapat mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa Melayu.

 

Ada yang menyebutkan bahwa dialek dari bahasa suku minang sebagai bagian dari dialek Melayu, sebab memiliki banyak kesamaan dalam kosakata dan bentuk tuturan di dalamnya.

 

Sedangkan pendapat lainnya menyebutkan bahwa bahasa suku minang merupakan bahasa mandiri yang tidak ada sangkut pautnya dengan bahasa melayu.Dan yang terakhir ada juga yang menyebutkan bahasa suku minang merupakan bahasa Proto-Melayu.

 

Terlepas dari itu semua, dalam kehidupan masyarakat minang penutur bahasa minang itu sendiri juga telah terdapat berbagai macam dialek yang bergantung kepada daerahnya masing-masing.

 

Bahasa minang tentunya telah mendapat pengaruh dari bahasa lain, pengaruh bahasa lain tersebut kemudian diserap ke dalam bahasa minang yang umumnya berasal dari bahasa Sanskerta, Arab, Tamil, dan Persia.

 

Lalu selanjutnya, kosakata dari bahasa Sanskerta dan Tamil juga dapat kita jumpai dalam beberapa prasasti di Minangkabau yang telah tertulis menggunakan berbagai macam aksara seperti Dewanagari, Pallawa, danKawi.

 

Menguatnya pengaruh agama Islam yang diterima secara luas juga telah mendorong masyarakat minang menggunakan Abjad Jawi dalam penulisannya sebelum berganti dengan Alfabet Latin.

D.    RELIGI  ATAU  KEPERCAYAAN

Sebagian besar masyarakat Minangkabau beragama Islam. Masyarakat desa percaya dengan hantu, seperti kuntilanak, perempuan menghirup ubun-ubun bayi dari jauh, dan menggasing (santet), yaitu menghantarkan racun melalui udara. Upacara-upacara adat di Minangkabau meliputi :

1)   upacara Tabuik adalah upacara peringatan kematian Hasan dan Husain di Padang Karabela;

2)   upacara Kitan dan Katam berhubungan dengan lingkaran hidup.  manusia, seperti:

a.       upacara Turun Tanah/Turun Mandi adalah upacara bayi menyentuh tanah pertama kali,

b.      upacara Kekah adalah upacara memotong rambut bayi pertama kali.

3)   Upacara selamatan orang meninggal pada hari ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000.

 

E.     SISTEM POLITIK

Kepala suku masyarakat Minangkabau disebut penghulu, dubalang, dan manti. Dubalang bertugas menjaga keamanan kampung, sedangkan manti berhubungan dengan tugas-tugas keamanan. Kesatuan dari beberapa kampung disebut nagari. Sistem pemerintahannya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1.      Laras Bodi-Caniago berhubungan dengan tokoh Datuek Parapatiek nan Sabatang.

2.      Laras Koto-Piliang berhubungan dengan tokoh Datuek Katumenggungan.

Dalam sistem pemerintahan Laras Bodi-Caniago menunjukkan sistem yang demokratis, karena musyawarah selalu diutamakan.

 

F.     PEREKONOMIAN ATAU MATA PENCAHARIAN

Mata pencaharian masyarakat Minangkabau sebagian besar sebagai petani. Bagi yang tinggal di pinggir laut mata pencaharian utamanya menangkap ikan. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak masyarakat Minangkabau yang mengadu nasib ke kota-kota besar. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada saat ini.Masyarakat Minangkabau juga banyak yang menjadi perajin. Kerajinan yang dihasilkan adalah kain songket. Hasil kerajinan tersebut merupakan cenderamata khas dari Minangkabau.

G.    KESENIAN

Seni Bangunan

Rumah adat Minangkabau disebut rumah gadang. Rumah gadang terdiri atas biliek sebagai ruang tidur, dan didieh sebagai ruang tamu. Ciri utama rumah itu adalah bentuk lengkung atapnya yang disebut gonjong yang artinya tanduk rebung. Antara atap dan lantai terdapat pegu. Di desa Balimbing lebih kurang 10 km dari timur kota Batu Sangkar banyak dijumpai rumah gadang yang berumur 300 tahun

Seni Tari

Tari-tarian yang ada adalah tari silat kucing dan tari silat tupai malompek yang masih dijumpai di daerah-daerah Payakumbuh. Lagu yang digunakan dalam tari itu adalah Cak Din Din, Pado-Pado, Siamang Tagagau, Si Calik Mamenjek, Capo, dan Anak Harimau dalam Gauang. Selain itu juga terdapat tari piring, tari Lilin, tari payung, dan tari serampang dua belas.

Seni Musik

Alat-alat musik tradisonal dari suku bangsa Minangkabau adalah saluang dan talempong. Saluang biasa dikenal dengan seruling, sedangkan talempong mirip dengan gamelan yang dibunyikan dengan pemukul.

Seni Sastra

Seni sastra yang berkembang pada suku bangsa Minangkabau dan pada umumnya adalah seni sastra pantun yang berupa nasihat.

BAB III PENUTUP

A.     KESIMPULAN

    Kebudayaan minang memiliki ragam budaya yang memiliki potensi besar bagi kekayaan kebudayaan Indonesia.  Orang melayu umumnya diidenditaskan sebagai orang yang tinggal di tanah melayu, beragama islam, dan melaksanakan adat istiadat melayu, namun sebenarnya melayu sendiri ibarat rumah yang di isi oleh berbagai macam penghuni dengan berbagai macam jenis pandangan hidup pula dan tidak harus orang yang mendiami daerah melayu. Dikarenakan dalam perkembangan zaman melayu memiliki berbagai macam versi. Namun keanekaragaman yang ada dapat memberi warna baru bagi kekayaan  kebudayaan Indonesia yang perlu ketahui dan kita lestarikan.

B.     SARAN

Keaekaragaman kebudayaan Indonesia terutama kebudayaan melayu harus senantiasa kita jaga dan kita lestarikan, mulai dari memperkenalkan kebudayaan-kebudayaan kepada tiap-tiap generasi diantaranya melalui pendidikan kebudayaan Indonesia. Perlu diadakannya penelitian lanjut mengenai kebudayaan Indonesia terutama kebudayaan minang, untuk mengetahui seluk beluk sejarah dan perkembangan kebudayaannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://fitriaviana22.blogspot.com/2015/01/tugas-2-makalah-kebudayaan-suku.html?m=1

https://www.nafiun.com/2013/02/suku-minangkabau-kebudayaan-sistem-kepercayaan-bangsa.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya_Minangkabau

SKRIPSI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN

Download skripsi ini secara lengkap pada link-link berikut

Skripsi lengkap klik disini 

Google Drive klik disini 

 

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP) PADA ANAK BALITA

USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMATA 

KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

TAHUN 2017

 

 

S K R I P S I

 

“Skripsi ini diajukan sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

 

Diajukan oleh :

ARDI SIBALI. H

NPM : 20123100002

 

 

ABSTRAK

ABDI SIBALIH 2017. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP) PADA ANAK BALITA USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMATA KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA (Dibimbing oleh Ns. Syahruddin dan Ns. Mirnawati)

 

Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini juga merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat Kekurangan Energi Protein (KEP) yang merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Faktor-faktor yang berpengaruh terjadinya Kekurangan Energi Protein (KEP) pada balita yaitu kandungan makanan, pola asuh dan status ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan energi protein pada anak balita usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Samata.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi korelasiaonal dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Jumlah sampel dalam penelitian 30 anak balita usia 1-3 tahun wilayah kerja Puskesmas Samata.

 

Analisis data uji statistik alternatif fisher's exact test dengan bantuan program SPSS 16.0 menunjukkan bahwa ada hubungan kandungan makanan (p = 0,001), dan Status Ekonomi (p = 0,000) terhadap kejadian kekurangan Kekurangan Energi Protein pada anak balita usia l-3 tahun sedangkan tidak ada hubungan pola asuh dengan Kekurangan Energi Protein pada anak balita usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Samata dengan (p = 0,14) yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima.

 

Kesimpulan dan Saran : Perlu adanya program Puskesmas dalam pemberian makanan pendamping ASI bagi balita yang terkena KEP. Bagi orang tua yang mempunyai balita dengan status gizi KEP dapat memperbaiki dan meningkatkan status gizi yang diberikan kepada balita untuk mengurangi angka kejadian KEP balita karena usia balita adalah usia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia.

 

Kata Kunci : Kandungan Makanan, Pola asuh, Status Ekonomi, Kekurangan Energi Protein,