PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. Atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian dan penyusunan KIR dengan
judul “ Dampak Sampah Terhadap
Lingkungan Sekolah Islam Athirah 1 Makassar ” dapat
diselesaikan dengan baik.
Berbagai rintangan dan hambatan penulis
hadapi selama proses penelitian dan penyusunan tesis ini. Namun, berkat bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya KIR ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, penulis patut menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Syaiful Stanli, selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan sumbangan ide dalam penyusunan KIR ini.
Ucapan terima kasih penulis tujukan
kepada kepala SMA Islam Athirah Makassar
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis, baik pada saat pembelajaran,
maupun pada saat pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. Mudah-mudahan
bantuan dan bimbingan yang diberikan mendapat pahala dari Allah Swt.
Terwujudnya KIR ini juga atas dorongan
dan doa restu keluaga dan teman-teman. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Ir. Hj. Nurmiati
Rasa terima kasih penulis sampaikan pula
kepada guru-guru di SMA Islam Athirah 1 Makassar pada umumnya karena telah
memberi dukungan pada penulis dalam mengikuti proses pembelajaran.
Akhirnya, penulis berharap semoga
bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak dapat bernilai ibadah dan
mendapatkan pahala dari Allah Swt.
Makassar, 18 Desember 2018
MUH. FAUZI FAHREZI
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………... i
ABSTRAK…………………………………………………………………….. ii
HALAMAN
PENGESAHAN…………………………………………………. iii
PRAKATA…………………………………………………………………….. iv
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………... v
BAB
I. PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
A. Latar
Belakang………………………………………………………. 1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………. 3
C. Tujuan
Penelitian……………………………………………………. 3
D. Manfaat
Penelitian …………………………………………………... 3
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………... 4
A. Pengertian
Sampah…………………………………………………… 4
B. Jenis – Jenis dan Dampak Sampah…………………………………... 4
C. Pengelolaan Sampah Dengan 3R…………………………………….. 7
D. Teknik Pengelolaan Sampah…………………………………………. 8
BAB
III. METODE PENELITIAN……………………………………………. 9
A. Pendekatan
dan Jenis Penelitian…………………………………….. 9
B. Objek dan Subjek Penelitian………………………………………... 9
C. Sumber Data………………………………………………………… 10
D. Metode Pengumpulan Data…………………………………………. 10
E. Analisi Data…………………………………………………………. 11
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN……………………... 13
A. Lokasi Penelitian…………………………………………………… 13
B. Pembahasan………………………………………………………… 16
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..
20
A. Kesimpulan………………………………………………………….
20
B. Saran………………………………………………………………... 20
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………. 21
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 22
BAB l
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
dasarnya bumi kita penuh dengan sampah yang merugikan bagi manusia. Tetapi
faktanya manusia sendirilah yang menyebabkan sampah merugikan diri mereka. Di
Indonesia sendiri sudah banyak wilayah-wilayah yang terkena bencana- bencana
alam karena sikap manusia yang tidak peduli akan sampah padahal sampah sendiri
bisa dimanfaatkan menjadi barang yang berguna dan lebih bermanfaat. Pemanfaatan
sampah meliputi proses mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis terutama sampah anorganik yang jika dimanfaatkan dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi.
Karena jika sampah munumpuk dapat
merugikan manusia, contohnya sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat
saluran air dan menyebabkan banjir dan bencana lainnya yang merugikan dan
merusak alam atau wilayah tempat manusia tinggal. Sebenarnya sampah akan bernilai
jika dimanfaatkan dengan baik.
Permasalahan lingkungan merupakan isu
yang tidak bisa di hindarkan. Saat ini sampah merupakan masalah lingkungan yang
sangat serius yang di hadapi masyarakat Indonesia pada umumnya. Bisa dikatakan
sampah setiap hari di hasilkan oleh ibu-ibu rumah tangga, Baik itu sampah
organik maupun anorganik. Namun yang memprihatinkan, sampah-sampah yang
dihasilkan tersebut malah dibuang sembarangan di berbagai tempat, dan efeknya
akan merusak lingkungan yang ada di sekitarnya. Jumlah produksi sampah setiap
tahun akan bertambah seiring dengan bertambah jumlah penduduk.
Pemerintah saat ini telah berupaya
dengan berbagai cara untuk mengatasi masalah sampah. Terutama masalah sampah
anorganik. Namun, belum mencapai titik kesempurnaan. Hal ini dikarenakan angka
jumlah sampah yang ada di Indonesia sangat tinggi. Sehingga pemerintah
kesulitan untuk menentukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya. Terdapat
istilah yang biasa disebut dengan kebersihan pangkal kesehatan, kata-kata ini
sudah tidak asing bagi kita. Di suatu
lingkungan sekitar seringkali terdapat sebuah permasalahan tentang kebersihan. Hal
ini di sebabkan oleh para masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Sampah merupakan masalah yang
dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara
berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah.
Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton
sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau
ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi.
Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti
yang sering kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu
akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah
sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun
terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena
selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah
menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
Kota-kota besar tumpukan sampah sudah
ditemukan di mana-mana dan hal ini sudah menjadi pemandangan yang biasa.
Tumpukan-tumpukan sampah itu tak diurus dan dibiarkan begitu saja. Kurangnya
kepedulian masyarakat akan kebersihan lingkungan pastilah memberikan dampak negate
yang besar pengaruhnya. Pertanyaannnya apakah masyarakat tidak mengetahui bahaya
yang berasal dari sampah itu akan menimbulkan ancaman yang besar yang mana bisa
mempengaruhi keberlangsungan hidup mereka
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah
yang dimaksud dengan sampah?
2. Apa
saja bagian-bagian dari sampah?
3. Bagaimana
dampak sampah bagi kehidupan?
4. Bagaimana
bahaya sampah plastik bagi kesehatan dan lingkungan?
5. Bagaimana
cara mengurangi sampah?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Mengetahui
bahaya racun yang ditimbulkan oleh sampah
2. Mengetahui
pentingnya manfaat penanggulangan sampah serta mendaur ulang sampah agar
menjadi hal yang bernilai
D.
Manfaat Penelitian
1. Penelitian
ini diharapkan akan memberikan manfaat pengetahuaan sampah yang ada di Indonesia.
2. Agar
dapat mengetahui bahayanya sampah bagi kesehatan dan lingkungan khususnya
sampah plastic.
BAB ll
Tinjauan Pustaka
A.
Pengertian
Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak
mempunyai nilai atau tidak berharga. Sampah juga merupakan suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomis. Dapat disimpulkan bahwa sampah merupakan bahan
sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Selain itu sampah juga merupakan
material sisa yang dibuang sebagai hasil dari proses produksi, baik itu
industri maupun rumah tangga. Definisi lain dari sampah adalah sesuatu yang
tidak diinginkan oleh manusia setelah proses penggunaannya berakhir.
Adapun material sisa yang dimaksud
adalah sesuatu yang berasal dari manusia, hewan, ataupun dari tumbuhan yang
sudah tidak terpakai. Wujud dari sampah tersebut bisa dalam bentuk padat, cair,
ataupun gas.
B.
Jenis
– Jenis dan Dampak Sampah
Jenis-jenis
sampah jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit,
sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah
institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.
Berdasarkan
asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :
1. Sampah
organic adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung,
sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga
banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan
lain-lain.
2. Sampah
Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik
berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya,
sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen.
Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara
keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga
misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng, (Gelbert dkk,
1996).
Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal
tiga macam sampah atau limbah yaitu : limbah cair, limbah padat, dan limbah
gas. Contoh limbah cair yaitu air cucian, air sabun, minyak goreng sisa, dll.
Contoh limbah padat yaitu bungkus snack, ban bekas, botol air minum, dll.
Contoh limbah gas yaitu karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), HCl, NO2,
SO2 dll.
Dampak negatif sampah-sampah padat
yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan
mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak
dipakai lagi ( refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan
pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada
harganya.
Menurut Gelbert
dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan yaitu:
1. Dampak
sampah terhadap kesehatan
Lokasi dan
pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik
bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai
berikut :
·
Penyakit diare, kolera,
tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
·
Penyakit jamur dapat
juga menyebar (misalnya jamur kulit).
·
Penyakit yang dapat
menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya adalah suatu penyakit yang
dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam
pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
2. Dampak
sampah terhadap lingkungan
Cairan rembesan sampah
yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme
termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di
buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti
metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat
meledak.
3. Dampak
Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak
tersebut adalah sebagai berikut :
·
Pengelolaan sampah yang
tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting
disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit).
·
Infrastruktur lain
dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya
dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.
C.
Pengelolaan
Sampah Dengan 3R
Menurut
Departemen Pekerjaan Umum Kota Semarang (2008), pengertian pengelolaan sampah
3R secara umum adalah upaya pengurangan pembuangan sampah, melalui program
menggunakan kembali (Reuse), mengurangi (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle).
1. Reuse
(menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali sampah secara langsung,baik
untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.
2. Reduce
(mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah.
3. Recycle
(mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses
pengolahan.
Mengurangi
sampah dari sumber timbulan, di perlukan upaya untuk mengurangi sampah mulai
dari hulu sampai hilir, upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi
sampah dari sumber sampah (darihulu) adalah menerapkan prinsip 3R.
D. Teknik Pengelolahan Sampah
Sampah adalah sebagian dari sesuatu
yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan
industri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya)
dan umumnya bersifat padat.
Sumber sampah bisa bermacam-macam
diantaranya yaitu dari rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum,
industri, dan jalan. Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi
sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di
Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan 78%
dari sampah tersebut dapat digunakan kembali.
Pengelolaan sampah adalah semua
kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan
pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah
meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan
transport, pengolahan dan pembuangan akhir
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis penelitian yang
diteliti, teknik dan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Yaitu mendiskripsikan apa saja yang ada diamati di dalam objek
penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat deskripsi permasalahan
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Penelitian hanya menjelaskan objek yang
diteliti dengan sudut pandang peneliti. Tujuannya adalah untuk membuat pemaparan
(deskripsi), factual dan akurat mengenai fakta terhadap situasi - situasi atau
kejadian –kejadian. Pendekatan kualitatif diambil karena pada penelitian ini
menekankan pada proses terbentuknya kelompok. Pendekatan deskriptif ini
menjelaskan bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan.
Jenis penelitian yang diambil yaitu
studi kasus. Hal ini dikarenakan peneliti melihat dan mendalami sebuah kasus
yang tengah terjadi pada sebuah organisasi social yang membantu masyarakat
untuk memanfaatkan sampah menjadi sebuah barang yang dapat bernilai
B.
Objek
dan Subjek Penelitian
1. Objek
dalam penelitian ini adalah kebersihan Sekolah Athirah 1 Makassar yang meliputi
variabel pelaksanaan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan dampak.
2. Penelitian
ini menentukan informan secara purposive sampling dan
juga tidak
dipersoalkan tentang ukuran dan jumlahnya. Informan yang ditunjuk sebagai
sumber data merupakan orang-orang yang dapat memberikan informasi yang
selengkap-
lengkapnya. Subyek dalam penelitian ini adalah para seluruh siswa/siswi beserta guru Sekolah SMA Athirah 1 Makassar.
Informan utama dalam penelitian ini pengurus dan penasehat Sekolah SMA Athirah
1 Makassar. Pemilihan informan
tersebut
bertujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin megenai kebersihan
lingkungan, dampak serta faktor pendukung dan faktor penghambat
C.
Sumber
Data
1. Data
Primer
Data primer
adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung dari sumber data
utama, yaitu dari pihak yang terlibat dalam penelitian meliputi informan inti,
triangulasi, serta observasi (Sugiyono, 2011:225)
Indepth
interview adalah cara pengumpulan data melalui wawancara, menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan terbuka. Selain itu juga menggunakan lembar
checklist yang digunakan untuk membuktikan atau sebagai informasi penguat
terhadap informasi yang telah didapatkan dari informan.
2. Data
Sekunder
Data seunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada. Data sekunder digunakan sebagai data pendukung untuk menambah pemahaman
mengenai kebersihan lingkungan.
D.
Metode
Pengumpulan Data
Metode
Pengumpulan Data
Sesuai dengan
karakteristik yang diperlukan untuk penelitian ini, maka
metode
pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Observasi
Observasi adalah
metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis
yang tidak hanya terbatas pada orang, tetapi juga obyek - obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks
dan proses tersebut tersusun dari perbagai proses 48 biologis dan psikologis.
Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan
(Sugiyono, 2011: 145).
Dalam penelitian
ini, metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah metode
pengamatan langsung dengan menggunakan lembar checklist.
2. Wawancara
Wawancara
menurut Moleong (2012: 186) adalah percakapan yang memilki tujuan tertentu dan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertayaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara.
E.
Analisis
Data
Data yang diperoleh pada penelitian
kualitatif berasal dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus
sampai datanya jenuh. Pengamatan terus menerus mengakibatkan variasi data
tinggi sekali dan data yang diperoleh pada umumnya merupakan data kualitatf,
namun tidak menolak data kuantitatif. Data kualitatif tersebut menyulitkan
dalam melakukan analisis sebab teknik analisis data yang digunakan belum ada
polanya yang jelas dan metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Data yang
diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi kemudian disusun
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan akan dipelajari, kemudian membuat kesimpulan agar mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain. Analisis tersebut bersifat induktif yang selanjutnya
dikembangkan menjadi hipotesis. Apabila data yang dapat dikumpulkan secara
berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka
hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
Analisis dilakukan dua kali, yakni
analisis sebelum di lapangan dan analisis data dilapangan. Sebelum peneliti
memasukin lapangan harus menentukan focus penelitian denagan menggunakan data
hasil studi pendahuluan, atau data sekunder. Fokus penelitian tersebut bersifat
sementara, akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A.
Lokasi
Penelitian
Sekolah SMA
Athirah 1 Makassar mempunyai ratusan murid mulai dari kelas X, XI, dan XII. Dimana
setiap kelas terbagi menjadi 15 kelas, 5 kelas untuk kelas X, 5 kelas untuk XI,
dan 5 kelas untuk kelas XII. Sekolah ini juga memiliki cleaning service yang
bertugas untuk membersihkan lingkungan sekolah agar terlihat indah dan bersih.
Setiap hari guru - guru di sekolah tersebut selalu menyampaikan kepada murid
untuk menjaga kebersihan sekolah. Namun, mengingat tidak semua murid SMA
Athirah memiliki prinsip untuk menjaga kebersihan lingkungan dan masih banyak
membuang sampah bukan pada tempatnya. Hal
- Hal yang menjadi factor kurangnya kebersihan lingkungan yaitu meliputi
kebiasaan yang selalu membuang sampah bukan pada tempatnya dan kurangnya rasa
peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Tabel
4.1 Partisipasi Murid di SMA Athirah
NO
|
Partisipasi Murid dan Karyawan
|
Frekuensi
|
Presentasi (%)
|
1
|
Baik
|
56
|
46,67
|
2
|
Kurang
Baik
|
64
|
53,37
|
Jumlah
|
120
|
100
|
Sumber
: Data Primer (Diolah, 2018)
Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa dari
120 responden terdapat 56 responden (46.67%) kategori Partisipasi murid dan
karyawan Baik dan 64 Responden (53.33%) yang kategori Partisipasi Masyarakat
kurang.
Tabel
4.2 Distribusi Pengumpulan Sampah di SMA Athirah
NO
|
Pengumpulan Sampah
|
Frekuensi
|
Presentasi (%)
|
1
|
Baik
|
68
|
56,67
|
2
|
Kurang
Baik
|
52
|
43,37
|
Jumlah
|
120
|
100
|
Sumber
: Data Primer (Diolah, 2018)
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa dari
120 responden terdapat 68 responden (56,67%) kategori Pengumpulan sampah Baik
dan 52 Responden (43,33%) yang kategori Pengumpulan
sampah kurang.
Tabel
4.3 Distribusi Pengangkutan Sampah di SMA Athirah
NO
|
Pengangkutan Sampah
|
Frekuensi
|
Presentasi (%)
|
1
|
Baik
|
50
|
41,67
|
2
|
Kurang
Baik
|
70
|
58,33
|
Jumlah
|
120
|
100
|
Sumber : Data
Primer (Diolah, 2018)
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa dari
120 responden terdapat 50 responden (41,67%) kategori Pengangkutan Sampah Baik
dan 70 Responden (58,33%) yang kategori Pengumpulan Pengangkutan Sampah kurang.
Tabel
4.4 Distribusi Pembuangan Sampah di SMA Athirah
NO
|
Pembuangan Sampah
|
Frekuensi
|
Presentasi (%)
|
1
|
Baik
|
51
|
42,50
|
2
|
Kurang
Baik
|
69
|
57,50
|
Jumlah
|
120
|
100
|
Sumber
: Data Primer (Diolah, 2014)
Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa dari 120
responden terdapat 51 responden (42,50%) kategori Pembuangan Sampah Baik dan 69
Responden (57,50%) yang kategori Pembuangan Sampah kurang.
Tabel 4.5 Distribusi Pendaur Ulangan Sampah di SMA Athirah
NO
|
Pendaur Ulangan Sampah
|
Frekuensi
|
Presentasi (%)
|
1
|
Baik
|
55
|
48,83
|
2
|
Kurang
Baik
|
65
|
54,17
|
Jumlah
|
120
|
100
|
Sumber
: Data Primer (Diolah, 2014)
Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa dari
120 responden terdapat 55 responden (48,83%) kategori Pendaurulang Sampah Baik
dan 65 Responden (54,17%) yang kategori
B.
Pembahasan
Menurut Cohen dan Uphoff dalam
Harahap (2001), partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam proses
perencanaan dan pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, dalam
pelaksanaan program dan pengambilan keputusan untuk berkontribusi sumberdaya atau
bekerjasama dalam organisasi atau kegiatan khusus, berbagi manfaat dari program
pembangunan dan evaluasi program pembangunan. Sekolah SMA Athirah 1 Makassar
mempunyai program pengelolaan sampah melibatkan partisipasi murid dan karyawan
dengan pola 3R yaitu reduce atau mengurangi jumlah sampah, reuse atau
memanfaatkan sampah kembali, dan recycle atau mendaur ulang sampah.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk
mengurangi sampah yang menumpuk dan menambah pendapatan masyarakat dengan cara
mendaur ulang sampah anorganik dan organik menjadi kompos. Partisipasi murid
dan karyawan perlu diperhatikan karena merupakan kunci keberhasilan program 3R
dan untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Namun, pengelolaan
sampah 3R ini pelaksanaannya kurang maksimal, karena sebagian murid dan
karyawan kurang pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah.
Menurut Azrul (1996) Berikut adalah
Dampak Sampah Terhadap Lingkungan :
a. Dampak
dari pembuangan Limbah organic yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang tidak
sedap (lebih busuk).
b. Dampak
dalam kesehatan: dapat menyebabkan dan menimbulkan penyakit, contoh:
penyakit diare,
kolera, penyakit jamur, sampah beracun. penyakit ini terjadi karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.
c. Eutrofikasi:
perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah alga dan fitoplankton
yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis.
d. Plastik,
yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya. Banyak hewan yang hidup
pada atau di laut mengkonsumsi plastik karena kesalahan, Karena tidak jarang plastik
yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut.
Pendaurulangan sampah adalah
pengelolahan sampah menjadi barang yang baru atau bisa dipakai kembali, hal ini
dilakukan untuk mengurangi sampah.
Daur ulang adalah proses untuk
menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya
sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi
penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi
polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses
pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama
dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 4R
(Reduce, Reuse, Recycle, dan Replace). Sampah anorganik – sampah anorganik bisa
di olah dengan proses daur ulang. Daur ulang mempunyai pengertian sebagai
proses menjadikan bahan bekas atau sampah menjadi menjadi bahan baru yang dapat
digunakan kembali. Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna
sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru. Manfaat
lainnya adalah menghemat energi, mengurangi polusi, mengurangi kerusakan lahan.
Proses daur
ulang sampah ( Azwar, 1990) :
1.
Memilah; yakni
mengelompokkan sampah berdasarkan jenisnya dengan membuat tempat sampah
anorganik dan organic , seperti kaca, kertas, plastik, sesuai jenisnya.
2.
Menggunakan kembali;
Setelah dipilah, carilah barang yang masih bisa digunakan kembali secara
langsung. Bersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
3.
Lakukan daur ulang
sendiri; Jika mempunyai waktu dan keterampilan kenapa tidak melakukan proses
daur ulang sendiri di rumah. Sampah yang di hasilkan dengan kreatifitas yang
telah terkumpul dan dipilah kemudian dapat disulap menjadi barang-barang baru
yang bermanfaat.
4.
Sampah organik yang di
hasilkan bisa di manfaatkan menjadi kompos. Kita bisa melakukan pengomposan
dengan menggunakan drum plastic yang cocok di terapkan untuk mengolah sampah. Dengan
menerapkan sistem 3R dalam pengelolaan sampah bias berdampak positive bagi
lingkungan. Bukan saja lingkungan sekolah tetapi bagi lingkungan sekitar.
Apalagi maraknya isu global warming yang sudah menjadi masalah dunia yang harus
kita selsaikan bersama. Oleh karena itu banyak sekali manfaat yang di hasilkan dari
sistem 3R terhadap sampah rumah tangga. Karena sampah tidak selalu akan menjadi
barang sisa yang tidak bermanfaat bagi manusia Apabila kita mau menjaga
lingkungan sekitar.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
KESIMPULAN
1. Partisipasi
Murid di SMA Athirah adalah kurang, dimana masih banyak murid yang belum menyadari
pengelolaan sampah yang merupakan tanggung jawab bersama.
2. Pengumpulan
sampah di SMA Athirah adalah baik, dimana masih ada sebagian murid yang
melakukan pengumpulan sampah.
3. Pengangkutan
sampah di SMA Athirah adalah kurang, dimana banyak muridnya tidak melakukan
pengangkutan sampah ke TPS.
4. Pembuangan
sampah di SMA Athirah adalah kurang, dimana masih banyak murid yang membuang
sampah sembarangan.
5. Pendaur
ulangan sampah di SMA Athirah adalah kurang, dimana masih banyak murid yang
tidak mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna.
B. SARAN
Beberapa saran yang dapat dilakukan
kedepannya untuk menjaga kebersihan lingkungan di Sekolah SMA ISLAM ATHIRAH 1
MAKASSAR :
·
Selalu membuang sampah
pada tempatnya.
·
Mematuhi tata tertib
sekolah.
·
Jagalah kebersihan,
karena kebersihan adalah sebagian dari iman.
·
Mari kita jaga
kebersihan bersama.
·
Selalu bergotong royong
agar lingkungan sekitar menjadi bersih.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment