Peradaban lembah sungai Nil
Peradaban lembah sungai Nil di Mesir, Afrika, lahir
disebabkan kesuburan tanah di sekitar lembah sungai yang diakibatkan oleh
banjir yang membawa lumpur. Hal inilah yang menarik perhatian manusia untuk
mulai hidup dan membangun peradaban di tempat tersebut.
Peradaban lembah sungai Nil dibangun oleh masyarakat
mesir kuno
Kehidupan masyarakat Mesir kuno
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu
mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi
(pegunungan) Kalimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara
bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati
sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir.
Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan
sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50
kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas
timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas
barat adalah gurun Libya. Kemudian batas utara Mesir adalah
Laut Tengah.
Menurut mitos, air sungai
yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu
sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang
gugur dalam pertempuran.
Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari
gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil.
Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya
kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus
menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil” (Egypt is the gift of the Nile)
Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat
untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun
saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang
milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah
organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang
biji atau buahnya keras seperti jagung.
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk
menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan sungai Nil adalah
sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang
melintasi sungai Nil.
Sistem kekuasaan raja-raja Mesir
kuno
Sejarah politik di Mesir berawal dari terbentuknya
komunitas-komunitas di desa-desa sebagai kerajaan-kerajaan kecil dengan
pemerintahan desa. Desa itu disebut nomen. Dari
desa-desa kecil berkembanglah menjadi kota yang kemudian disatukan menjadi
kerajaan Mesir Hilir dan Mesir Hulu. Proses tersebut berawal dari tahun 4000 SM
namun pada tahun 3400 SM seorang penguasa bernama Menes
mempersatukan kedua kerajaan tersebut menjadi satu kerjaan Mesir yang besar.
Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh raja yang bergelar Firaun. Ia berkuasa secara mutlak. Firaun dianggap dewa dan
dipercaya sebagai putera Dewa Osiris. Seluruh
kekuasaan berada ditangannya baik sipil, militer maupun agama.
Sebagai penguasa, Firaun mengklaim atas seluruh tanah
kerajaan. Rakyat yang tinggal di wilayah kerajaan harus membayar pajak. Untuk
keperluan tersebut Firaun memerintahkan untuk sensus penduduk, tanah dan
binatang ternak. Ia membuat undang-undang dan karena itu menguasai pengadilan. Sebagai penguasa
militer Firaun berperan sebagai panglima perang, sedangkan pada waktu damai ia
memerintahkan tentaranya untuk membangun kanal-kanal dan jalan raya.
Untuk menjalankan pemerintahannya Firaun mengangkat
para pejabat yang pada umumnya berasal dari golongan bangsawan. Ada pejabat gubernur yang memerintah propinsi, panglima ketentaraan, hakim di pengadilan dan pendeta untuk melaksanakan upacara keagamaan. Salah satu
jabatan penting adalah Wazir atau Perdana Menteri yang umumnya dijabat oleh putra mahkota.
Sejak tahun 3400 SM sejarah Mesir diperintah oleh 30
dinasti yang berbeda yang terdiri dari tiga zaman yaitu Kerajaan Mesir Tua yang berpusat di Memphis, Kerajaan Tengah di Awaris dan Mesir Baru di Thebe.
Secara garis besar keadaan pemerintahan raja-raja
Mesir adalah sebagai berikut.
Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM)
Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil
mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan
digambarkan memakai mahkota kembar.
Kerajaan Mesir Tua disebut zaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida
terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser.
Piramida di Gizeh adalah makam Firaun Cheops, Chifren
dan Menkawa.
Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500
SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak
yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah
perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.
Kerajaan Mesir Tengah (1640 – 1570
SM)
Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia
berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara
lain membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan
lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan
Palestina, Syria dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah
ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir
Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.Pada waktu itu kerajaan Mesir
Tengah sedang mengalami kehancuran yang sangat signifikan.
Kerajaan Mesir Baru (1570 - 1075 SM)
Patung
Raja/Firaun Thutmosis III
Sesudah diduduki bangsa Hyksos, Mesir memasuki zaman
kerajaan baru atau zaman imperium. Disebut
zaman imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah/daerah di Asia
barat termasuk Palestina, Funisia dan Syria.
Raja-raja yang memerintah zaman Mesir Baru antara
lain:
Patung Raja / Firaun Thutmosis III |
- Ahmosis I. Ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga berkuasalah dinasti ke 18, ke 19 dan ke 20.
- Thutmosis I. Pada masa pemerintahannya Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang subur.
- Thutmosis III. Merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
- Imhotep IV. Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa.
- Ramses II. Ramses II dikenal membangun
bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abusimbel. Ia
juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang menghubungkan
daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil.
Masa Ramses II diperkirakan sezaman dengan kehidupan nabi Musa.
Setelah pemerintahan Ramses II kekuasaan di Mesir mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan Assyria pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi bagian imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar Zulkarnaen dan para penggantinya dari Yunani dengan dinasti terakhir Ptolemeus. Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus adalah Ratu Cleopatra dan sejak tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah Romawi.
Sistem kepercayaan bangsa Mesir kuno
Kuil Dewa Horus |
Masyarakat Mesir mengenal pemujaan terhadap dewa-dewa.
Ada dewa yang bersifat nasional yaitu: Osiris (Dewa tertinggi), Ra (Dewa Matahari), Amon (Dewa Bulan) kemudian
menjadi Amon Ra, Thot (Dewa pengetahuan), Horus (Anak Dewa Osiris).
Sebagai lambang pemujaan kepada Ra didirikan obelisk
yaitu tiang batu yang ujungnya runcing. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat
kejadian-kejadian. Untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil Karnak yang sangat
indah pada masa Raja Thutmosis III.
Selain dewa nasional maka ada dewa-dewa lokal yang dipuja
pada daerah-daerah tertentu seperti Dewa Osiris yaitu hakim
alam baka, Dewi Isis yaitu dewi
kecantikan isteri Osiris, Dewa Aris sebagai
dewa kesuburan dan dewa Anubis yaitu dewa
kematian.
Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir berdasarkan
pemahaman sebagai berikut:
- Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
- Yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan.
Jadi dengan taat menyembah pada dewa masyarakat lembah
Sungai Nil mengharap jangan menjadi sasaran maut.
Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan pengawetan
jenazah yang disebut mummi. Dasarnya
membuat mummi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindari dari kehendak dewa
maut. Manusia ingin tetap hidup abadi. Agar roh tetap hidup
maka jasad sebagai lambang roh harus tetap utuh.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tulisan
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk
gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun
daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri dari
gambar dan lambang berbentuk berkembang menjadi lebih sederhana kemudian
dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratik atau tulisan suci
dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan
untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.
Huruf-huruf
Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara
kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu
besar berwarna hitam di daerah Rosetta. Batu itu
kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Pada
tahun 1822 J.F.
Champollion telah
menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk
tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani.Dengan terbacanya isi batu Rosetta
terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang Anda
kenal sampai sekarang.Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di
kertas yang terbuat dari batang Papirus.Dokumen
Papirus sudah digunakan sejak dinasti yang pertama. Cara membuat kertas dari
gelagah papirus adalah dengan memotongnya. Kemudian kulitnya dikupas dan
intinya diiris/disayat tipis-tipis.
Sistem kalender
Masyarakat
Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2 hari. Karena dianggap
kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang
anjing (Sirius) yang
muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan
30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan
5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat.
Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem
Solar).
Penghitungan
kalender Mesir
dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi
kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar
(peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.
Seni bangunan (arsitektur)
Dari
peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang
menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang
matematika, geometri dan arsitektur.
Peninggalan
bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan.
Piramida dibangun
untuk tempat pemakaman Firaun. Arsitek terkenal
pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan
ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian
luarnya.
Tiang-tiang
dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah. Di bagian dalam terdapat
lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi spinx
adalah penjaga piramida.
Piramida
terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gizeh.
Selain Cheops, di Gizeh juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah
terdapat piramida firaun Joser. Selain piramida apakah ada tempat pemakaman
yang lain di Mesir? Berdasarkan penggalian di daerah El Badari ditemukan
pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan bestattung artinya
pemakaman) karena orang yang meninggal dimasukkan dengan cara didudukkan
menjongkok. Ada pula pemakaman yang disebut mastaba untuk
golongan bangsawan.
Bangunan
kedua adalah kuil yang berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil
terbesar dan terindah adalah Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra.
Kuil Karnak
panjangnya ±433 m (1300 kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter
±6,6 m (20 kaki). Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan
tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.
Peradaban Minoa (PAKU KRETA)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Interior istana Knossos, sisa-sisa peradaban Minoa. |
Peradaban Minoa adalah sebuah peradaban di
Kreta, sebuah
pulau dekat daratan Yunani. Peradaban ini dimulai pada Zaman
Perunggu antara tahun 3000 dan 2700 SM, dan berlangsung sampai 1450 SM. Peradaban ini ditemukan kembali pada awal abad ke-20 oleh seorang arkeolog
Inggris Sir Arthur Evans. Peradaban ini disebut sebagai awal
mata rantai peradaban Eropa. "Pulau Kreta relah dihuni manusia sejak 7000 SM, pada zaman neolitikum. Akan
tetapi baru menjelang 5000 SM bukti awal pertanian mulai muncul, hal ini
menandai bermulanya peradaban ini.
Peradaban Minoa terkenal dengan perdagangan
lautnya dan kota-kotanya yang teratur. Orang-orang Minoa memiliki sistem pertanian
yang mengutamakan zaitun
dan anggur.
Agama mereka lebih banyak memuja dewi. Peradaban Minoa digantikan oleh Peradaban
Mikenai.
Tinjauan
Tidak diketahui dengan nama apa bangsa Minoa
menyebut diri mereka sendiri. Istilah "Minoa" pertama kali diajukan
oleh Arthur Evans berdasarkan tokoh mitos Raja Minos. Minos dikaitkan dengan Mitologi Yunani dengan labirin, yang
diidentifikasi oleh Evans dengan suatu situs di Knossos.
Seringkali dinyatakan bahwa sebuah nama tempat yang disebut oleh bangsa Mesir kuno
dengan "Keftiu" (*Káftiu kftiw) dan oleh bangsa Semit
"Kaftor" atau "Caphtor" dan "Kaptara" dalam arsip
Mari, merujuk pada pulau Kreta. "Dalam beberapa hal beberapa pengetahuan
mengenai Caphtor/Keftiu hanya bisa dikaitkan dengan Kreta," Dalam kisah Odiseus,
yang disusun berabad-abad setelah kehancuran peradaban Minoa, Homer menyebut nama
suku bangsa penghuni pulau Kreta dengan Eteokreta ("Kreta sejati");
kemungkinan mereka adalah keturunan bangsa Minoa.
Istana Minoa (Anaktora) adalah peninggalan
bangunan paling terkenal yang telah digali dan diteliti di pulau Kreta.
Bangunan monumental ini berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan
berdasarkan bukti ditemukannya banyak arsip oleh arkeolog. Istana ini
bertingkat dengan tangga di luar dan di dalam kompleks bangunan, sumur, tiang,
gudang, dan halaman.
Bangsa Minoa bukanlah bangsa Indo-Eropa;
mereka berkerabat dengan penduduk Pra-Yunani di daratan Yunani dan Anatolia barat
yang disebut bangsa Pelasgia.
Kronologi dan sejarah
Daripada menghubungkan kurun peradaban Minoa
dengan menggunakan kalender absolut, para ahli arkeologi menggunakan dua sistem
kronologi relatif. Sistem pertama yang diciptakan oleh Evans dan direka oleh
arkeolog penerusnya, berdasarkan kepada gaya tembikar. Cara
ini membagi periode peradaban Minoa ke dalam tiga kurun utama — Minoa Awal,
Minoa Pertengahan, dan Minoa Akhir. Era ini kemudan dibagi lebih lanjut menjadi
subbagian Minoa Awal I, II, III. Sistem penanggalan lainnya diajukan oleh
Arkeolog Yunani Nicolas Platon, berdasarkan
kepada arsitektur perkembangan kompleks bangunan yang disebut sebagai
"istana" di Knossos, Phaistos, Malia, dan Kato Zakros. Sistem ini
membagi periode Minoa dalam kurun Praistana, Protoistana, Neoistana, dan
Pascaistana. Hubungan antar sistem ini dijelaskan melalui tabel berikut, dengan
perkiraan penanggalan kalender berdasarkan Warren dan Hankey (1989).
Letusan
Thera muncul sekitar tahap kedewasaan peradaban Minoa Akhir. Penanggalan
mengenai kapan terjadinya letusan gunung berapi ini sangat kontroversial.
Penanggalan radiokarbon mengungkapkan kurun waktu abad ke-17 SM. penanggalan radiokarbon itu, tetapi bertentangan dengan perkiraan arkeologi
yang menyelaraskan letusan ini dengan kronologi Mesir konvensional, dan
mendapatkan penanggalan sekitar 1525-1500 SM. Meletus gunung berapi Thera ini dianggap sebagai peristiwa bencana alam hebat yang
menyebabkan keruntuhan peradaban Minoa.
Sejarah
Kronologi Minoa
|
|||||||||||||
3650-3000 SM
|
Minoa Awal I
|
Praistana
|
|||||||||||
2900-2300 SM
|
Minoa Awal II
|
||||||||||||
2300-2160 SM
|
Minoa Awal III
|
||||||||||||
2160-1900 SM
|
Minoa Pertengahan IA
|
||||||||||||
1900-1800 SM
|
Minoa Pertengahan IB
|
Protoistana
(Periode Istana Lama) |
|||||||||||
1800-1700 SM
|
Minoa Pertengahan II
|
||||||||||||
1700-1640 SM
|
Minoa Pertengahan IIIA
|
Neoistana
(Periode Istana Baru) |
|||||||||||
1640-1600 SM
|
Minoa Pertengahan IIIB
|
||||||||||||
1600-1480 SM
|
Minoa Akhir IA
|
||||||||||||
1480-1425 SM
|
Minoa Akhir IB
|
||||||||||||
1425-1390 SM
|
Minoa Akhir II
|
Pascaistana
(di Knossos, Periode Istana Akhir) |
|||||||||||
1390-1370 SM
|
Minoa Akhir IIIA1
|
||||||||||||
1370-1340 SM
|
Minoa Akhir IIIA2
|
||||||||||||
1340-1190 SM
|
Minoa Akhir IIIB
|
||||||||||||
1190-1170 SM
|
Minoa Akhir IIIC
|
||||||||||||
1100 SM
|
Subminoa
|
Bukti paling awal dari adanya permukiman manusia
di pulau Kreta adalah masyarakat bertani prakeramik neolitik yang
meninggalkan sisa-sia peradaban yang berasal dari kurun 7000 SM.
Studi perbandingan antara DNA haplogroup dari penduduk pria Kreta modern
menunjukkan bahwa kaum lelakinya berasal dari Anatolia atau
dari Levant,
yang merupakan leluhur yang sama dengan orang Yunani.
Populasi neolitik ini menghuni desa-desa terbuka. Kawasan pesisir tepi pantai
dihuni nelayan yang tinggal dalam gubuknya, sementara dataran Mesara yang subur
dimanfaatkan untuk pertanian.
Zaman
perunggu dimulai di pulau Kreta sekitar tahun 2700 SM. Pada kurun akhir milenium ke-3 SM, beberapa permukiman di pulau tumbuh menjadi
pusat perdagangan dan kerajinan tangan. Hal ini memungkinkan kelompok kelas
atas untuk terus menerapkan kepemimpinan dan aktivitas untuk melebarkan
pengaruh dan kekuasaan mereka. Sangat mungkin sistem hirarki penguasa asli dari
elite lokal tergantikan oleh struktur kekuasaan monarki - sebuah
prasyarat untuk menciptakan istana agung. FDari zaman perunggu awal (3500 SM sampai 2600 SM), peradaban Minoa di Kreta
menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh menjadi peradaban yang besar.
Pada akhir kurun Minoa Pertengahan II (1700 SM)
terjadi gangguan hebat di Kreta, mungkin disebabkan oleh gempa bumi besar, atau
serbuan dari Anatolia. Istana-istana di Knossos, Phaistos, Malia, dan Kato Zakros dihancurkan. Akan
tetapi dengan dimulainya periode Neoistana, jumlah penduduk bertumbuh kembali, istana dibangun kembali dengan ukuran yang lebih besar, beberapa permukiman
baru dibangun di seluruh pulau. Periode ini (abad ke-17 dan ke-16 SM, Minoa
Pertengahan III / Istana Baru) merupakan puncak peradaban Minoa. Akan tetapi terjadi
lagi bencana alam lain sekitar tahun 1600 SM, sangat mungkin letusan gunung
berapi Thera.
Bencana alam ini tidak menyurutkan bangsa Minoa, mereka membangun kembali
istana, bahkan lebih besar dari sebelumnya.
Pengaruh peradaban Minoa di luar Kreta nampak
jelas dari ditemukannya benda seni kerajinan Minoa yang berharga di daratan
Yunani. Nampaknya keluarga penguasa peradaban
Mikenai menjalin hubungan perdagangan dengan Minoa. Setelah 1700 SM,
kebudayaan material Yunani mulai berkembang dan mencapai tingkatan yang lebih
tinggi berkat engaruh Minoa. Hubungan antara Mesir Kuno dan Krea sangat penting. Keramik Minoa
ditemukan di kota-kota Mesir kuno, dan orang-orang Minoa mengimpor beberapa
komoditas dari Mesir, terutama papirus, selain itu mencontoh gagasan arsitektur dan artistik
kesenian Mesir Kuno. Hieroglif Mesir dijadikan sebagai acuan aksara
piktograf Minoa, yang darinya berkembang sistem tulisan Linear A dan Linear B
yang terkenal.
Sekitar 1450 SM, kebudayaan Minoa mengalami titik
balik akibat bencana alam, kemungkinan besar gempa bumi. Letusan Thera terjadi
kembali dan rangkaian bencana alam ini dikaitkan dengan keruntuhan peradaban
ini, meskipun demikian penentuan tanggal terjadinya masih merupakan bahasan
yang kontroversial. Beberapa istana penting di Mallia, Tylissos, Phaistos,
Hagia Triade serta permukiman di Knossos musnah. Istana di Knossos nampaknya
tetap utuh dan bertahan sehingga mampu melebarkan pengaruhnya ke sebagian besar
Kreta, hingga akhirnya ditaklukkan oleh bangsa Mikenai dari daratan Yunani.
Istana Minoa ditempati oleh bangsa Mikenai
sekitar 1420 SM (1375 SM menurut sumber lain), mereka kemudian menerapkan sistem penulisan Minoa Linear A yang digunakan untuk
bahasa Mikenai, sebuah bentuk dari bahasa Yunani Kuno, yang ditulis dengan
sistem Linear
B. Arsip pertama tulisan macam ini ditemukan di bangunan periode Minoa
Akhir II "Ruangan Tablet Kereta Kuda Perang". Bangsa Mikenai
tampaknya lebih tertarik untuk menerapkan budaya, agama, dan ilmu pengetahuan
Minoa daripada menghancurkannya, dan mereka meneruskan sistem birokrasi dan ekonomi peninggalan Minoa.
Pada periode Minoa Akhir IIIA:1, Amenhotep
III di Kom el-Hatan menuliskan tentang k-f-t-w (Kaftor) sebagai
salah satu "Tanah suci di utara Asia". Ia juga
menyinggung beberapa nama kota di Kreta seperti Ἀμνισός (Amnisos), Φαιστός
(Phaistos), Κυδωνία (Kydonia), dan Kνωσσός (Knossos) serta
beberapa toponim
yang diduga merujuk kepada Cyclades atau daratan Yunani. Jika nama-nama Mesir
ini tepat, maka Firaun
ini tidak menganggap Knossos Minoa Akhir III lebih dari kawasan lain
disekitarnya.
Setelah sekitar satu abad pemulihan sebagian,
kebanyakan kota Kreta mula mundur pada abad ke-13 SM (Minoa Akhir IIIB). Arsip
terakhir Linaer A berangka tahun sekitar periode Minoa Akhir IIIA
Knossos tetap menjadi pusat administrasi hingga
1200 SM; dan yang menjadi situs terakhir Minoa adalah situs pertahanan di pegunungan bernama situs Karfi, situs pengungsian yang
menujukan sisa peradaban Minoa menjelang Zaman Besi.
Geografi
Peta peradaban Minoa di pulau Kreta
Kreta adalah pulau berpegunungan dengan pelabuhan
alami. Terdapat tanda-tanda bekas kerusakan akibat gempa bumi di banyak situs
Minoa, serta tanda-tanda yang jelas adanya pengangkatan atau amblesnya situs
pesisir akibat proses tektonik di pantai-pantainya.
Homer mencatat sebuah kisah tradisional yang menyebutkan bahwa
Kreta memiliki 90 kota.
Berdasarkan peninggalan kompleks bangunan istana, setidaknya pulau ini terbagi
atas sedikitnya delapan satuan politik pada saat puncak kejayaan peradaban
Minoa. Bagian utara diperintah oleh Knossos, sedangkan bagian selatan
diperintah oleh Phaistos, bagian timur agak
ketengah dikuasai Malia, dan ujung timur diperintah
oleh Kato Zakros sedangkan bagian
barat dikuasai oleh Chania. Istana-istana kecil ditemukan di tempat-tempat
lainnya.
Beberapa situs arkeologi utama Minoa, antara
lain:
- Istana
- Knossos - istana yang terbesar dan situs zaman perunggu penting di Kreta; dibeli untuk penggalian arkeologi oleh Evans pada 16 Maret 1900.
- Phaistos - terbesar kedua bangunan istana di pulau, digali oleh universitas dari Italia segera setelah penggalian Knossopalatial building on the island, excavated by the Italian school shortly after Knossos
- Malia - pusat penggalian Perancis, pusat istana yang menunjukkan perkembangan istana dari periode protoistana.
- Kato Zakros - situs istana yang digali arkeolog Yunani di bagian paling timur dari pulau ini. Situs ini disebut sebagai "Zakro" dalam literatur arkeologi.
- Galatas - situs istana yang paling akhir ditemukan
- Agia Triada - pusat pemerintahan dekat Phaistos
- Gournia - situs kota yang digali pada perempat awal abad ke-20 oleh universitas dari Amerika Serikat.
- Pyrgos - situs Minoa awal di selatan pulau.
- Vasiliki - situs Minoa awal di bagian timur pulau yang memberikan namanya kepada jenis keramiknya unik.
- Fournu Korfi - situs di selatan pulau.
- Pseira - kota dengan pusat ritual
- Mount Juktas - tempat suci di puncak pegunungan yang dikaitkan dengan istana Knossos.
- Arkalochori - tempat ditemukannya Kapak Arkalochori yang terkenal.
- Karfi - situs pengungsian dari periode Minoa akhir, salah satu situs Minoa terakhir.
- Akrotiri - permukiman di pulau Santorini (Thera), dekat lokasi letusan gunung berapi Thera
- Zominthos - kota pegunungan di kaki gunung lereng utara Gunung Ida
Minoa di luar Kreta
Uang Tembaga Minoa |
Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang, kontak
budaya mereka jauh lebih luas dari pulau Kreta — mencapai Kerajaan
Lama Mesir,
hingga kawasan penghasil tembaga di Siprus, Kanaan, dan pantai
Levant, hingga Anatolia. Pada
akhir 2009, artifak dan fresko bergaya Minoa ditemukan dalam penggalian
arkeologi di Kanaan di situs istana Tel Kabri, Israel, yang
mendasari dugaan bahwa Minoa memiliki pengaruh kuat di negara-kota Kanaan. Ini
adalah satu-satunya peninggalan Minoa yang ditemukan di Israel.
Teknik dan gaya keramik Minoa juga memberikan
model dari pengaruh yang berubah-ubah atas periode Helladik di Yunani. Bersama
beberapa contoh koloni-koloni Minoa di Thera,
koloni lainnya dapat ditemukan di pulau Kastri dan Cythera, pulau-pulau yang terletak
dekat dengan daratan Yunani ada di bawah pengaruh Minoa pada milenium ketiga
dan tetap dibawah pengaruh Minoa hingga seribu tahun, hingga penaklukan oleh
Mikenai pada abad ke-13 SM. Sebutan "koloni" atau "talasokrasi" dewasa ini
dikritik. Strata sosial Minoa telah mengubah budaya benua Zaman Perunggu di permukiman
Minoa di luar Kreta. Kota Cyclades
berada di dalam orbit budaya Minoa, dan pulau yang lebih dekat pulau Karpathos, Saros dan Kasos, juga terdapat koloni Minoa,
atau permukiman pedagang Minoa, yang berasal dari Zaman Perunggu pertengahan
(Minoa Pertengahan I - II); kebanyakan ditinggalkan penghuninya pada periode
Minoa Akhir I, akan tetapi koloni Minoa di Karpathos pulih dan bertahan dengah
budaya Minoanya hingga akhir zaman perunggu. Tempat lain yang diduga sebagai koloni Minoa, seperti yang diajukan oleh Adolf Furtwängler adalah
Aegina, akan
tetapi gagasan ini kemudian ditolak. Ditemukan juga koloni Minoa di Ialysos di pulau Rhodes.
Pengaruh budaya Minoa menunjukkan orbit yang
tidak hanya mencapai Cyclades (proses yang disebut Minoanisasi), tapi juga
tempat lain seperti Mesir dan Siprus. Lukisan dari abad ke-15 SM, di Thebes Mesir,
menggambarkan figur manusia yang menggambarkan orang Minoa membawa
hadiah-hadiah. Tulisan yang terukir menyebutkan mereka datang dari Keftiu,
atau "pulau di tengah laut", dan mungkin menggambarkan para pedagang
yang membawa hadiah persembahan, atau pejabat dari Kreta.
Beberapa tempat di Kreta menunjukkan
"wawasan keluar" bangsa ini. Situs Istana Baru di Kato Zakros, misalnya terletak
hanya 100 meter dari tepi pantai, terletak di sebuah teluk. Ditemukannya banyak
sanggar kerajinan dan kekayaan matrialnya menunjukkan bahwa kawasan ini
potensial sebagai 'entrepôt' untuk perdagangan impor dan ekspor. Aktivitas ini
diperjelas dengan gambaran artistik mengenai lautan, termasuk fresko 'Flotilla'
dari kamar 5, di rumah barat Akrotiri.
Masyarakat dan budaya
Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang yang terlibat
perdagangan internasional. Budaya mereka, sejak tahun 1700 SM dan seterusnya,
menunjukkan suatu budaya yang terorganisasi dengan baik.
Fresko menampilkan tiga orang perempuan yang kemungkinan adalah Ratu |
Benda-benda yang dihasilkan bangsa Minoa
menunjukkan bahwa telah terjalin hubungan dengan daratan Yunani (terutama Mikenai) serta Siprus, Suriah, Anatolia, Mesir, Mesopotamia,
dan jauh ke barat hingga pantai Spanyol.
Lelaki Minoa mengenakan kain cawat dan kilt (semacam rok). Perempuannya
mengenakan jubah dengan lengan baju yang pendek serta rok berlapis yang
mengembang. Kerah baju mereka sangat rendah sehingga menampilkan payudara yang
terbuka. Perempuannya juga ada yang mengenakan baju ketat tanpa tali kutang (strapless).
Pola pakaiannya menekankan pada pola geometrik simetris.
Agama bangsa Minoa lebih memuja dewi dengan pendeta
perempuan sebagai penghubungnya.
Patung pendeta perempuan dalam budaya Minoa dan lukisan dinding menampilkan
lelaki dan perempuan berpartisipasi dalam semacam olahraga melompati banteng,
membuat para ahli menyimpulkan bahwa lelaki dan perempuan memiliki status
sosial yang setara dalam sistem sosial Minoa. Diduga sistem warisnya adalah matrilineal.
Fresko (lukisan
dinding) banyak menampilkan berbagai macam orang, jender (jenis kelamin)
dibedakan berdasarkan warna kulit: laki-laki berwarna kulit coklat kemerahan,
sementara perempuan berkulit putih.
Bahasa dan tulisan
Lambang yang tidak diketahui maknanya pada Cakram Phaistos |
Pengetahuan mengenai bahasa lisan dan tulisan
bangsa Minoa sangat sedikit, karena terlalu sedikitnya catatan yang ditemukan.
Sekitar tahun 3000 SM lempeng tablet tanah liat ditemukan dengan berbagai huruf Kreta. Tablet lempeng
tanah liat sepertinya digunakan sejak kurun 3000 SM atau lebih awal. Dua
mangkuk tanah liat dari Knossos meninggalkan sisa tinta; wadah tinta yang
serupa dengan wadah tinta berbentuk binatang dari Mesopotamia, juga telah
ditemukan.
Kadang bahasa Minoa disebut sebagai bahasa Eteokreta, akan tetapi gagasan
ini menimbulkan kerancuan antara bahasa tertulis di aksara Linear A andan bahasa yang
tertulis di alfabet Euboea pada zaman kegelapan Yunani. Meskipun bahasa
Etrokreta dipercaya sebagai turunan dari bahasa Minoa, tidak terdapat cukup
bukti untuk mendukung pendapat ini.
Tulisan paling awal yang ditemukan di Kreta
adalah sistem hiroglif Kreta. Tidak diketahui apakah bahasanya adalah bahasa
Minoa, dan arkeolog masih memperdebatkan asal mulanya. Hiroglif ini sering
dikaitkan dengan Mesir, akan tetapi juga berkerabat dengan beberapa tulisan
dari kawasan Mesopotamia. Huruf hiroglif ini digunakan pada Minoa Pertengahan I yang digunakan secara
paralel dengan aksara Linear A dari abad ke-18 SM (Minoa Pertengahan II) dan
hilang pada abad ke-18 (Minoa Pertengahan III).
Pada periode Mikenai, aksara
Linear A diganti dengan aksara Linear B, mencatat bentuk paling arkaik dari bahasa
Yunani. Aksara Linear B telah berhasil dipecahkan maknanya oleh Michael Ventris pada 1952,
akan tetapi hurufnya yang lebih tua tetap menjadi misteri. Kebanyakan tablet
tanah liat ini ditulis dengan aksara Linear B,
nampaknya berupa catatan pembukuan persediaan dan barang dagangan. beberapa
tulisan terkait benda keagamaan yang terkait ritual pemujaan. karena kebanyakan
tablet ini merupakan catatan ekonomi yang ringkas dan bukan tulisan yang
berkisah, penerjemahan bahasa Minoa tetap merupakan tantangan.
Kecuali jika bahasa Eteokreta adalah benar-benar
kelanjutan bahasa Minoa, mungkin pada periode kegelapan Yunani, masa keruntuhan
sosial dan ekonomi, bahasa Minoa punah.
Kesenian
Lukisan Dinding Lompat Banteng |
Lukisan dinding "lompat
banteng", ditemukan di situs Knossos,
menunjukkan bahwa terdapat suatu olahraga atau ritual keagamaan melompati
seekor banteng, figur manusia berkulit gelap adalah lelaki, sedangkan yang
berkulit terang adalah perempuan.
Koleksi seni Minoa dipamerkan di museum Heraklion,
dekat Knossos di pantai utara pulau Kreta. Karena kayu dan tekstil telah lama
musnah, benda peninggalan yang tersisa dari peradaban Minoa adalah tembikar,
arsitektur istana dengan dinding yang dilukisi fresko, patung
batu, serta batuan Minoa yang diukir halus.
Tembikar
Pada periode awal Minoa, keramik ditandai dengan
pola garis linear berpola spiral, segitiga, kurva, silang, tulang ikan, dan
lain-lain. Pada periode Minoa pertengahan, desain naturalistik mulai muncul,
seperti gambar ikan, cumi-cumi, burung, dan bunga lili. Pada periode akhir
Minoa, motif flora dan fauna paling banyak ditemukan dan semakin kaya jenis
gambarnya. Gaya kesenian istana Knossos menampilkan karakteristik geometrik
yang kuat dan penyederhanaan gaya naturalistik dan bentuk serta lukisan dengan
pewarnaan monokrom. Patut dicatat bahwa terdapat kemiripan antara gaya kesenian
Minoa akhir dengan seni Mikaneai. Fresko merupakan bentuk kesenian paling lazim
pada periode akhir kebudayaan Minoa.
Guci air bercorong, 2100-1700
SM
Vas dengan motif gurita yang
khas, 1500 SM (Periode Istana Lama)
Vas, Gaya bahari, 1500 SM
(Periode Istana Baru)
Wadah air atau anggur berukuran
kecil, 1390-1070 SM (Periode Istana Akhir)
Agama
Dewi ular" atau pendeta wanita tengah melakukan ritual |
Minoa lebih memuja dewi, yang seringkali
digambarkan sebagai "agama matriarki". Meskipun ditemukan dewa pria, penggambaran dewi-dewi Minoa lebih banyak
daripada apa yang dianggap sebagai dewa Minoa. Sementara gambaran perempuan
diduga menggambarkan pemuja dan pendeta wanita tengah melakukan upacara
keagamaan, serta dihadapkan dengan dewi sendiri. Diantaranya Dewi ibu
dari ritus kesuburan, puan yang
menguasai binatang, pelindung negara-kota, rumah tangga, panen, dunia bawah,
dan lain-lain. Beberapa pihak menganggap ini hanyalah berbagai aspek dari
seorang Dewi agung. Dewi-dewi ini
seringkali dilambangkan dengan simbol ular, burung, kuncup bunga, dan
bentuk-bentuk hewan aneh di atas kepala.
Festival perayaan yang penting menampilkan
keterampilan atletik tarian Lompat Banteng Minoa, ditampilkan di banyak fresko
di Knossos dan juga diukirkan pada segel miniatur.
Peloncat banteng dari Knossos (Museum Heraklion) |
Peloncat banteng dari Knossos
(Museum Heraklion)
Altar Minoa yang dimahkotai tanduk, sejak masa Evans
disebut sebagai "Tanduk kesucian" digambarkan dalam berbagai
perwujudan segel, dan ditemukan hingga Siprus. Lambang-lambang suci Minoa
antara lain Banteng dan tanduk suci, labrys (kapak bermata ganda),
pilar, ular, cakram matahari, dan pohon. Akan tetapi penafsiran yang berbeda
mengajukan bahwa lambang ini bukan menunjukkan lambang keagamaan, tetapi
lambang budidaya lebah madu. Bukti yang menunjukkan bahwa bangsa Minoa
melakukan pengorbanan manusia ditemukan di tiga situs: (1) Anemospilia, dalam bangunan
Minoa Pertengahan II dekat gunung Juktas, dianggap sebagai bangunan kuil, (2)
sebuah kompleks tempat suci Minoa Awal II di Fournou Korifi di selatan
Kreta tengah, dan (3) Knossos, di bangunan Minoa Akhir IB yang disebut "Rumah
Utara".
Seperti kebanyakan arkeologi zaman perunggu,
bekal kubur memberi banyak bukti arkeologi kehidupan pada masa itu. Pada akhir
periode Istana Kedua, praktik pemakaman didominasi oleh dua bentuk utama:
'Makam melingkar', atau Tholoi, (terletak di Kreta selatan) dan 'rumah
makam', (terletak di Kreta utara dan timur). Tentu saja ada banyak pola dan
tren yang berbeda dalam praktik pemakaman Minoa yang tidak dapat dijabarkan
melalui klasifikasi sederhana. Secara garis besar, penguburan adalah cara
pemakaman yang paling lazim pada zaman perunggu di Kreta. Pada periode ini terdapat tren pemakaman perseorangan, dengan beberapa
pengecualian. Termasuk kompleks Chrysolakkos yang banyak diperdebatkan, Mallia,
yang terdiri atas sejumlah bangunan yang membentuk sebuah kompleks. Bangunan
ini terletak di tengah kawasan pemakaman Mallia, dan mungkin menjadi pusat
ritual pemakaman, atau consisting 'crypt' dari keluarga penting.
Teori musnahnya peradaban Minoa
Letusan gunung berapi di pulau Thera (kini Santorini
terletak sekitar 100 km dari Kreta) terjadi pada periode Minoa
Akhir IA. Letusan ini merupakan salah satu letusan gunung berapi terbesar
dalam sejarah peradaban manusia, melontarkan sekitar 60 km3
material dan terukur skala 6 pada Volcanic Explosivity Index. Letusan ini meluluh-lantakkan permukiman Minoa didekatnya di Akrotiri di pulau Santorini,
yang terkubur batu apung. Diduga letusan hebat yang berdampak kepada runtuhnya peradaban Minoa ini
merupakan dasar peristiwa yang mengilhami mitos Atlantis,
legenda yang sampai ke Yunani melalui perantara catatan Mesir.
Lebih lanjut dipercaya bahwa letusan ini
berdampak parah bagi kebudayaan Minoa, meskipun sejauh mana dampaknya masih
diperdebatkan. Teori mengajukan bahwa guguran hujan abu dari Thera telah
mematikan tanaman di separuh sebelah timur pulau Kreta, menyebabkan bencana
kelaparan yang menimpa penduduk setempat. Akan tetapi setelah penelitian lebih lanjut, teori kurang dapat dipercaya
karena lapisan endapan debu vulkanik di Kreata tak lebih dari 5 milimetre
(0.20 in).
Penelitian mutakhir menunjukan, berdasarkan bukti arkeologi di Kreta, bahwa tsunami besar
yang ditimbulkan oleh letusan gunung Thera, menyapu kawasan pesisir Kreta dan
menghancurkan permukiman di tepi pantai. Periode Minoa Akhir IIIA ditandai dengan kemewahannya (misalnya makam mewah dan
keseniannya) serta tersebarluasnya gaya keramik Knossos. Akan tetapi pada periode Minoa Akhir IIIB peran penting Knossos sebagai pusat
regional nampaknya mulai merosot.
Temuan Minoa yang signifikan di atas lapisan abu
vulkanik Thera di atas Minoa Akhir I, menunjukkan bahwa letusan Thera tidak
serta merta meruntuhkan peradaban Minoa. Karena bangsa Minoa adalah bangsa
pelaut yang bergantung pada armada kapal dagangnya, letusan Thera menyebabkan
kesulitan bagi Minoa. Apakah dampak ini cukup untuk memicu keruntuhan peradaban
ini, masih tetap diperdebatkan. Penaklukan bangsa Mikenai atas
bangsa Minoa terjadi pada kurun Minoa Akhir II. Bangsa Mikena adalah peradaban
berlandaskan militer.
Tak lama setelah letusan gunung berapi, arkeolog menduga bahwa letusan ini
menimbulkan krisis atas peradaban Minoa yang memungkinkan bangsa Mikenai
menaklukkan mereka dengan mudah.
Sinclair Hood menulis bahwa kehancuran minoa
sangat mungkin akibat serbuan bangsa asing dari luar. Meskipun perkembangan
peradaban ini terhenti akibat bencana alam letusan gunung berapi Thera, pukulan
paling berat datang dari penakluk asing. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa kerusakan
situs si pulau ini paling banyak karena kebakaran. Hood mencatat bahwa istana
Knossos paling utuh tersisa dan paling sedikit kerusakannya dibandingkan situs
lain di pulau Kreta. Karena bencana alam tidak memilih-nilih sasaran, maka
sangat mungkin kehancuran peradaban Minoa adalah akibat serbuan pihak asing,
karena penakluk asing ini kemungkinan menggunakan istana Knossos. Sekitar 1420
SM, pulau Thera ditaklukkan oleh Mycenaean. Setelah ini, sebagian besar kota
Crete dan kerajaannya mengalami kemunduran. Tapi Knossos tetap berlanjut hingga
1200 SM. Ada bukti bahwa perdagangan runtuh, dan penduduk kota-kota di
peradaban kuno Minoan mati karena kelaparan. Pasokan gandum Minoans menipis
yang diyakini berasal dari peternakan di tepi Laut Hitam. Banyak sejarawan
percaya bahwa pusat perdagangan kuno saat itu berada dalam masa kritis dari
perdagangan yang tidak ekonomis, makanan dan kebutuhan pokok yang bernilai
tinggi dan dan dianggap barang mewah. Salah satu teori runtuhnya peradaban kuno
Minoan menyatakan adanya peningkatan penggunaan alat-alat besi oleh pedagang
Minoan.
Beberapa penulis lain menyebutkan bahwa peradaban
Minoa telah berkembang melebihi batas daya dukung lingkungannya. Misalnya bukti
arkeologi di Knossos
menunjukkan telah terjadinya penebangan dan kerusakan ekosistem hutan.
Silahkan Baca Juga Materi Berikut :
No comments:
Post a Comment