http://prereheus.com/70K
1.
TARI JAIPONG
Asal Daerah : Jawa Barat
Pola Lantai : Zig-zag, Melingkar,
Menyamping, Lurus
Tari Jaipong lahir dari kreatifitas seorang seniman Bandung
bernama Gugum Gumbira yang menaruh perhatian besar pada kesenian rakyat seperti
tari pergaulan Ketuk Tilu. Gugum Gumbira memang sangat mengenal pola-pola gerak
tari tradisional Ketuk Tilu, seperti gerak bukaan, pencugan, nibakeun, dan
gerakan-gerakan lainnya.
Pada awal kemunculannya, Tari Jaipong disebut dengan Ketuk Tilu Perkembangan karena tarian ini memang dikembangkan dari tari Ketuk Tilu.
Karya Gugum Gumbira yang pertama kali dikenal masyarakat adalah Tari Jaipong "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong". Dari kedua jenis tarian itu, muncullah sejumlah nama penari Jaipong yang terkenal seperti Tati Saleh, Eli Somali, Yeti Mamat, dan Pepen Dedi Kurniadi. Kemudian pada tahun 1980-1990-an, Gugum Gumbira kembali menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, dan lain-lain. Kembali lagi muncul penari-penari Jaipong yang handal seperti Ine Dinar, Aa Suryabrata, Yumiati Mandiri, Asep Safaat, Iceu Effendi, dan beberapa penari lainnya.
Bisa dikatakan, Tari Jaipong sudah menjadi salah satu ikon keseniaan Jawa Barat, dan sering dipertontonkan pada acara-acara penting untuk menghibur tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat. Juga, saat melakukan misi kesenian ke mancanegara. Padahal di awal kemunculannya, tarian ini sempat menjadi perbincangan hangat, terlebih karena gerakan-gerakannya yang dianggap erotis dan vulgar. Tapi hal itu justru membuat Tari Jaipong mendapatkan perhatian dari media, termasuk ditayangkannya Tari Jaipong pada tahun 1980 di TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Semenjak itu, Tari Jaipong semakin populer dan frekuensi pementasannya pun semakin bertambah.
Kelahiran Tari Jaipong pun menginspirasi para penggerak seni tari tradisional untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang mendapat perhatian. Kemunculan jenis tarian ini juga membuka lahan usaha bagi para penggiat seni yang membuka kursus untuk belajar Tari Jaipong. Sementara pengusaha hiburan malam memanfaatkan Tari Jaipong untuk memikat pengunjung tempat usahanya.
Pada awal kemunculannya, Tari Jaipong disebut dengan Ketuk Tilu Perkembangan karena tarian ini memang dikembangkan dari tari Ketuk Tilu.
Karya Gugum Gumbira yang pertama kali dikenal masyarakat adalah Tari Jaipong "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong". Dari kedua jenis tarian itu, muncullah sejumlah nama penari Jaipong yang terkenal seperti Tati Saleh, Eli Somali, Yeti Mamat, dan Pepen Dedi Kurniadi. Kemudian pada tahun 1980-1990-an, Gugum Gumbira kembali menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, dan lain-lain. Kembali lagi muncul penari-penari Jaipong yang handal seperti Ine Dinar, Aa Suryabrata, Yumiati Mandiri, Asep Safaat, Iceu Effendi, dan beberapa penari lainnya.
Bisa dikatakan, Tari Jaipong sudah menjadi salah satu ikon keseniaan Jawa Barat, dan sering dipertontonkan pada acara-acara penting untuk menghibur tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat. Juga, saat melakukan misi kesenian ke mancanegara. Padahal di awal kemunculannya, tarian ini sempat menjadi perbincangan hangat, terlebih karena gerakan-gerakannya yang dianggap erotis dan vulgar. Tapi hal itu justru membuat Tari Jaipong mendapatkan perhatian dari media, termasuk ditayangkannya Tari Jaipong pada tahun 1980 di TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Semenjak itu, Tari Jaipong semakin populer dan frekuensi pementasannya pun semakin bertambah.
Kelahiran Tari Jaipong pun menginspirasi para penggerak seni tari tradisional untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang mendapat perhatian. Kemunculan jenis tarian ini juga membuka lahan usaha bagi para penggiat seni yang membuka kursus untuk belajar Tari Jaipong. Sementara pengusaha hiburan malam memanfaatkan Tari Jaipong untuk memikat pengunjung tempat usahanya.
2.
TARI RANDAI
Asal Daerah : Minangkabau
Pola Lantai : Lengkung
Tari randai adalah salah satu tarian tradisional Indonesia yang unik yang ada di sumatera
barat, karena memiliki unsur gabungan beberapa seni yang berbeda dalam gerakan
dan informasinya. Tarian di sumatera barat tidak hanya terdiri dari tari tarian
berupa gerkan dengan diiringi alat musik, namun bisa mengandung banyak unsur.
Karena
sifatnya, tari randai biasanya ditarikan berkelompok, dimana ada beberapa orang
yang biasanya menjadi pemeran utama dan yang lainnya sebagai pendukung
bercerita serta untuk meramaikan tarian agar lebih meriah. Gabungan musik yang
menarik juga menyertai dengan aliran seni musik yang memukau.
gaya
bertutur yang atraktif, gerakan gerakan tarian dan tarian silat yang dinamis
serta cerita yang di bawakan membuat tari randa terlihat semakin indah dan
eksotis. Tarian ini awalnya adalah sebuah permainan yang bernama randai dimana
permainan tersebut menjadi elemen gerak tari.
Randai
adalah salah satu permainan tradisional di minangkabau yang di mainkan secara
berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara
perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti
gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi
satu.
Dalam
permainan randai, akan dipimpin oleh satu orang yang biasa disebut dengan
tukang goreh, yang mana selain ikut serta bergerak dalam lingkaran legaran ia
juga memiliki tugas yang sangat penting lainnya yaitu mengeluarkan teriakan
khas misalnya hep tah tih untuk menentukan cepat atau lambatnya tempo gerakan
dalam tiap gerakan.
Tujuannya
agar randai yang dimainkan terlihat rempak dan menarik serta indah di mata
penonton permainan randai tersebut. Biasanya dalam satu grub permainan randai
memiliki tukang goreh lebih dari satu, yang tujuannya untuk mengantisipasi jika
tukang goreh utama kelelahan atau kemungkinan buruk lainnya, karena untuk
menuntaskan satu cerit randai saja bisa menghabiskan satu hingga 5 jam atau
bahkan saja bisa melebihi dari itu.
Cerita yang
dipakai di permainan randai biasanya diambil dari kejadian kenyataan hidup yang
ada di tengah masyarakat. Fungsi randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan
hiburan yang di dalamnya juga sudah disampaikan pesan dan nasehat. Semua
gerakan randai dituntun oleh aba aba alah seorang di antaranya, yang disebut
dengan janang.
Randai
sendiri dalam sejarah minangkabau memiliki sejarah yang lumayan panjang. Konon
kabarnya ia di mainkan oleh masyarakat pariangan, tanah datar ketika masyarakat
tersebut berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut. Randai dalam masyarakat
minangkabau adalah sesuatu kesenian yang di mainkan oleh beberapa orang dalam
artian randai ini ada cerita yang di bawakan,
seperti
cerita cindua mato, malin deman, anggun nan tongga dan cerita rakyat
minangkabau lainnya. Randai di mainkan dengan tujuan utnuk menghibur masyarakat
yang biasanya di adakan pada saat pesta rakyat atau pada hari raya idul fitri.
Pada awalnya
randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita rakyat melalui gurindam
atau syair yang di dendangkan dan galombang (tari) yang bersumber dari gerkan
gerakan silat yang berasal dari daerah minagkabau. Namun dalam perkembangannya,
randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara sandiwara, seperti
kelompok dardanela.
3.
TARI SAMAN
Asal
Daerah : Aceh
Pola
Lantai : Lurus
Menikmati Aceh bisa jadi merupakan sebuah pengalaman budaya yang kental
dengan nuansa Islami. Selain populer dengan istilah Serambi Mekah, Aceh juga
merupakan sebuah propinsi dengan kekayaan seni yang sayang jika dilewatkan.
Salah satu tarian adat asal Aceh adalah Tari Saman. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo dan diciptakan oleh seorang ulama Aceh, Syekh Saman pada abad ke-XIV Masehi.
Kala itu, Tari Saman merupakan salah satu media dakwah. Sebelum tari ini dipertunjukkan, pemuka adat akan memberikan nasehat kepada para pemain dan penontonnya. Selain itu, pertunjukkan tarian ini juga kental dengan syair petuah dan dakwah yang dilantunkan menggunakan bahasa Arab dan Gayo. Pada awal kehadirannya, Tari Saman merupakan tarian sakral yang hanya dipertontonkan pada saat peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.
Kini, tarian ini menjadi tarian resmi yang biasanya menandai penyambutan tamu-tamu terhormat antar kabupaten maupun tamu-tamu negara pada saat pembukaan festival maupun seremonial kenegaraan lainnya.
Tarian ini bisa jadi hanya menyajikan keindahan gerakan tanpa serta meriahnya tepuk tangan para penari sembari memukul dada dan pangkal paha dengan gerakan menghempaskan badan ke berbagai arah tanpa iringan musik.
Lazimnya, tarian ini terdiri dari belasan atau puluhan penari laki laki, dengan seorang pemimpin yang mengarahkan gerakannya yang kerap disebut syeikh. Seorang syeikh selain menjadi koreografer ia juga bertugas menyanyikan syair lagu Saman.
Salah satu tarian adat asal Aceh adalah Tari Saman. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo dan diciptakan oleh seorang ulama Aceh, Syekh Saman pada abad ke-XIV Masehi.
Kala itu, Tari Saman merupakan salah satu media dakwah. Sebelum tari ini dipertunjukkan, pemuka adat akan memberikan nasehat kepada para pemain dan penontonnya. Selain itu, pertunjukkan tarian ini juga kental dengan syair petuah dan dakwah yang dilantunkan menggunakan bahasa Arab dan Gayo. Pada awal kehadirannya, Tari Saman merupakan tarian sakral yang hanya dipertontonkan pada saat peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.
Kini, tarian ini menjadi tarian resmi yang biasanya menandai penyambutan tamu-tamu terhormat antar kabupaten maupun tamu-tamu negara pada saat pembukaan festival maupun seremonial kenegaraan lainnya.
Tarian ini bisa jadi hanya menyajikan keindahan gerakan tanpa serta meriahnya tepuk tangan para penari sembari memukul dada dan pangkal paha dengan gerakan menghempaskan badan ke berbagai arah tanpa iringan musik.
Lazimnya, tarian ini terdiri dari belasan atau puluhan penari laki laki, dengan seorang pemimpin yang mengarahkan gerakannya yang kerap disebut syeikh. Seorang syeikh selain menjadi koreografer ia juga bertugas menyanyikan syair lagu Saman.
Download File pada link berikut file ms word lengkap gambar dan sampul tinggal diedit namanya
http://prereheus.com/70K
4.
TARI MA’BADONG
Asal
Daerah : Sulawesi Selatan, Toraja
Pola
Lantai : Melengkung
Ma’badong adalah tarian asal Tana Toraja yang hanya
bisa dilakukan saat ada kematian. Ma’badong dilakukan dengan maksud mendoakan
orang yang meninggal agar arwahnya diterima di alam baka. Ma’badong juga berisi
ratapan-ratapan kesedihan dan kenangan hidup sang mendiang selama hidupnya di
dunia ini. Diungkapkan dalam syair-syair berbahasa Toraja, dengan bentuk
nyanyian tanpa iringan alat musik. Para pa’badong (peserta tarian) dipimpin
oleh seorang pemimpin yang menguasai syair-syair badong dan lihai dalam
menyanyikannya. Nyanyian badong terdiri atas empat jenis yang dinyanyikan
secara berurut sesuai dengan fungsinya, yaitu badong nasihat, badong ratapan,
badong berarak, dan badong selamat (berkat).
Beberapa contoh syair tarian badong antara lain: ‘Ke
de’ ko anta umbating (Mari kita menguraikan kesedihan hati)’,‘Madarinding sola
nasang (Kita sekalian bersentosa)’, ‘Ambe’ tandin talingakan, (Ya bapa
sendengkanlah telingamu kepada kami)’, ‘’Tonna masaki ulunna, Tikuramman
beluakna (Pada waktu kepalanya sakit, semua rambutnya merasakannya), dll..
Ma’badong dilakukan minimal tiga orang hingga jumlah
yang tak ditentukan bisa mencapai ratusan orang dan dilakukan di lapangan
terbuka. Peserta terdiri atas laki-laki dan perempuan dewasa. Pakaiannya
biasanya menggunakan pakaian hitam dan sarung yang juga berwarna hitam. Bisa
juga menggunakan pakaian adat Toraja, tetapi bagi pengunjung kedukaan yang
tidak berpakaian seperti itu bisa juga ikut bergabung menari. Ma’badong minimal
dimulai dengan tiga atau lima orang yang menyanyikan badong pembuka berisi
ajakan untuk turut Ma’badong. Seiring dengan waktu maka peserta badong akan
semakin banyak membentuk lingkaran be
5.
TARI PIRING
Asal
Daerah : Minangkabau, Sumatra Barat
Pola
Lantai : Campuran Lurus, dan Zig-zag
Selain rumah
gadang dan makanannya yang memiliki citra rasa yang nikmat, sumatera barat juga
terkenal dengan provinsi dengan tingkat kebudayaan pada masa lampau yang begitu
tinggi yang termasuk macam macam kebudayaan di
Indonesia. Beberapa macam peninggalan budaya yang terdapat di sumatera barat, salah
satunya yaitu tari piring.
Tari piring ini merupakan tarian
khas atau tarian yang berasal dari tanah minangkabau yang sudah terkenal
seantero dunia akan keindahan tarian dan keunikannya. Keunikan tarian ini yang
beda dengan tarian yang lain adalah unsur yang merupakan sebuah perbedaan pada
tari yang lain yaitu mampu membuat penonton tarian ini berdecak kagum karena keunikan tari nusantara yang dimilikinya.
Tari piring atau dalam bahasa
minangkabaunya biasa disebut dengan tari piriang adalah salah satu tarian atau
seni tarian tradisional Indonesia di daerah Minangkabau yang berasal
dari kota solok, provinsi sumatera barat. Tarian ini biasanya dimainkan dengan
menggunakan piring sebagai alat atau media utamanya.
Piring piring tersebut kemudian
dipakai untuk menari dengan cara diayun ayunkan dengan gerakan cepat teratur,
tanpa terlepas dari genggaman tangan beserta seni musik tradisional. Tari pring merupakan sebuah simbol
masyarakat minangkabau . didalam tari piring gerak dasarnya terdiri dari pada
langkah langkah silat minangkabau atau silek.
Pada awalnya, tari ini merupakan
ritual ucapan rasa syukur masyarakat kepada dewa setelah mendapatkan hasil
panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk
makanan yang kemudian diletakan dalam piring sembari melangkah dengan gerakan
yang dinamis.
Setelah masuknya agama Islam ke
minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan
rasa syukur kepada dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana
hiburan bagi banyak masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara keramaian.
Gerakan tari piring ini pada umumnya
adalah meletakkan 2 buah piring diatas telapak tangan yang kemudian diayun dan
diikuti olrh gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau
dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir
tarian, biasanya piring yang dibawa oleh penari dilemparkan ke lantai dan
kemudian para penari akan menari di atas pecahan piring tersebut.
Tarian ini biasanya diiringi oleh
alat musik talempong dan saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil yang
terdiri dari 3 sampai tujuh orang penari . kombinasi musik yang cepat dengan
gerak penari yang begitu lincah membuat pesona tari piring menjadi lebih
menakjubkan. Pakaian yang digunakan oleh para penari pun haruslah pakaian yang
cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.
Salah satu kesenian tari yang
terdapat di minangkabau adalah tari piring yang masih banyak kita jumpai
keeksistensiannya di sumatera barat. Pada zaman dahulu, masyarakat minangkabau
menganggap keberadaan tari piring ini merupak suatu hal yang menarik. Rasa
penasaran masyarakat minangkabau terhadap benda yang baru muncul menjadikan
rasa keingintahuannya tinggi dan itu sebagai sebuah sumber inspirasi untuk
dijadikan alat lain diluar dari pada alat untuk makan.
6.
TARI KECAK
Asal
Daerah : Bali
Pola
Lantai : Melingkar
Gerakan Tari Kecak sebenarnya sederhana
saja. Tari Kecak melibatkan beberapa penari laki-laki yang jumlahnya bisa
mencapai puluhan. Mereka akan duduk melingkar mengelilingi api unggun. Para
penari laki-laki ini mengenakan kain kotak-kotak yang disebut saput poleng.
Gerakan yang mereka lakukan haya
mengangkat kedua tangannya dan dengan irama yang khas menyerukan “cak…
cak… cak…” terus menerus sepanjang pertunjukan berjalan. Tidak ada alat musik
yang digunakan. Irama yang mengiringi Tari Kecak hanya berasal dari perpaduan
suara dan irama “cak... cak… cak...” para penari tersebut. Ada pula suara yang
dihasilkan dari gelang kincringan yang digunakan pada kaki dan tangan para
penari.
Sementara itu di bagian tengah, ada
beberapa penari dengan kostum berbeda, memerankan tokoh-tokoh dalam kisah
Ramayana yang dipertunjukkan. Tokoh-tokoh tersebut adalah Rama, Sinta, Hanoman,
Laksmana, Rahwana, Sugriwa, dan Jatayu.
Walaupun gerakan Tari Kecak terlihat
sederhana, namun sebenarnya ada jalan cerita dan pesan moral yang disampaikan
di dalamnya. Inilah yang juga menjadi unsur penting dalam Tari Kecak selain
gerakannya.
Biasanya cerita yang ditampilkan berupa
kisah penculikan Dewi Sinta oleh Rahwana. Kisah terus berlanjut pula sampai ke
upaya yang dilakukan oleh Rama untuk membebaskan Dewi Sinta dari Rahwana.
Adapun pesan moral yang ingin disampaikan tidak jauh dari persoalan kehidupan
manusia di dunia. Misalnya belajar untuk mengandalkan kekuatan Tuhan saat
mengalami kesulitan, setia kepada pasangan, pengorbanan untuk menyelamatkan
orang lain, serta diingatkan untuk menjauhi sifat serakah dan menginginkan
milik orang lain.
Kalau ingin menyaksikan pertunjukan Tari
Kecak, bisa menikmatinya di Pura Uluwatu, Ubud, Gianyar, atau Garuda Wisnu
Kencana (GWK). Di tempat-tempat tersebut secara reguler menggelar pertunjukan
Tari Kecak.
Download File pada link berikut file ms word lengkap gambar dan sampul tinggal diedit namanya
http://prereheus.com/70K
No comments:
Post a Comment