Friday, January 17, 2020

Makalah Biodata dan Riwayat Ir.Soekarno

Download makalah secara lengkap file doc pada link berikut :
Makalah Biodata dan Riwayat IR.SOEKARNO 


Biodata Ir. Soekarno
Nama Lengkap : Dr. Ir. H. Soekarno
Nama Kecil : Koesno Sosrodihardjo
Nama Panggilan : Bung Karno, Soekarno, Pak Karno
Lahir : Surabaya, 6 Juni 1901
Wafat : Jakarta, 21 Juni 1970
Orang Tua : Soekemi Sosrodihardjo (Ayah), Ida Ayu Nyoman Rai (Ibu),
Istri : Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Kartini Manopo, Ratna Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Heldy Djafar
Anak : Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, Taufan Soekarnoputra, Bayu Soekarnoputra, Totok Suryawan Soekarnoputra, Karina Kartika Sari Dewi Soekarno, Ayu Gembirowati
Biografi Soekarno Singkat
Ir Soekarno dilahirkan di Surabaya tepatnya pada tanggal 6 Juni 1901 dengan nama asli bernama Koesno Sosrodihardjo, karena sering sakit yang mungkin disebabkan karena namanya tidak sesuai maka ia kemudian berganti nama menjadi Soekarno.
Ayah beliau bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibu bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Orang tuanya bertemu di Bali ketika ayahnya menjadi guru di Bali dan ibunya merupakan bangsawan di Bali. Soekarno diketahui memiliki saudara atau kakak kandung perempuan bernama Sukarmini.
Masa Kecil
Soekarno Remaja
Mengenai kisah hidup Presiden Soekarno, semasa kecilnya ia tidak tinggal bersama dengan orang tuanya yang berada di Blitar. Ia tinggal bersama kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Soekarno bahkan sempat bersekolah disana walaupun tidak sampai selesai ikut bersama dengan orang tuanya pindahh ke Mojokerto.
Di Mojokerto, Soekarno kemudian di sekolahkan di Eerste Inlandse School dimana ayahnya juga bekerja disitu sebagai guru. Namun ia dipindahkan tahun 1911 ke ELS (Europeesche Lagere School) yang setingkat sekolah dasar untuk dipersiapkan masuk di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya.
Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915, Soekarno kemudian tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau H.O.S Cokroaminoto yang merupakan kawan dari ayah Soekarno.
Masa Remaja Soekarno
H.O.S Cokroaminoto dikenal sebagai pendiri dari Serikat Islam (SI). Di rumah Cokroaminoto lah Soekarno berkenalan dengan para pemimpin Sarekat Islam (SI) seperti Haji Agus Salim dan Abdul Muis.
Soekarno, Kartosuwiryo dan Muso
Dalam Biografi Soekarno yang banyak ditulis, Di rumah HOS Cokroaminoto, Soekarno akrab dengan Muso, Alimin, Darsono dan Semaun. Mereka bertiga kelak dikenal sebagai tokoh berhaluan komunis yang memimpin pemberontakan PKI di Madiun.
Selain itu Soekarno juga berteman akrab dengan Kartosuwiryo yang kelak mendirikan Darul Islam dan memimpin pemberontakan melawan Soekarno. Meskipun pada akhirnya Soekarno sendiri yang menandatangani persetujuan eksekusi mati terhadap Kartosuwiryo yang menjadi sahabatnya ketika masih muda.
Mereka bersama-sama tinggal di rumah H.O.S Cokroaminoto untuk menimba ilmu dan belajar berorganisasi melalui Sarekat Islam (SI). Disini jiwa nasionalismenya akan bangsa Indonesia menjadi sangat besar.
Soekarno juga sempat ikut dalam organisasi pemuda tahun 1918 yang bernama Tri Koro Darmo yang kemudian berubah nama menjadi Jong Java. Soekarno bahkan aktif sebagai penulis di koran harian bernama Oetoesan Hindia yang dikelola oleh Cokroaminoto.
Di rumah Cokroaminoto, Soekarno muda mulai belajar berpolitik dan juga belajar berpidato meskipun cenderung ia lakukan sendiri di depan cermin di kamarnya. Di sekolahnya yaitu Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno mendapat banyak ilmu pengetahuan
Pada tahun 1921 setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno muda kemudian pindah ke Bandung dan tinggal dirumah Haji Sanusi, disini Soekarno kemudian akrab dengan Douwes Dekker, Tjiptomangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.
Soekarno kemudian masuk ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik sipil. Technische Hoogeschool (THS) kelak berubah menjadi ITB (Institut Teknologi Bandung) seperti sekarang. Di tahun yang sama yakni 1921, Soekarno menikah dengan Siti Oetari anak sulung dari H.O.S Cokroaminoto.
Soekarno sempat berhenti kuliah setelah dua bulan masuk di THS namun di tahun 1922 ia mendaftar lagi dan kemudian mulai kuliah dan kemudian lulus pada tanggal 25 Mei 1926 dengan gelar Ir (Insinyur).
Tamat dari THS, Soekarno mendirikan Biro Insinyur tahun 1926 bersama Ir. Anwari yang mengerjakan desain dan rancang bangunan. Ia juga bekerja sama dengan Ir. Rooseno merancang dan membangun rumah.
Selama di Bandung, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) yang kemudian menjadi cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia yang berdiri pada tanggal 4 Juli 1927.
Disini Soekarno kemudian mulai mengamalkan ajaran Marhaenisme. Tujuan dari pembentukan partai Nasional Indonesia adalah agar bangsa Indonesia bisa merdeka dan terlepas dari Jajahan Belanda.
Dipenjara Oleh Pemerintah Kolonial
Dari keberanian Soekarno ini kemudian pemerintah kolonial Belanda menangkapnya di Yogyakarta dan memasukkannya ke penjara Banceuy di Bandung. Kemudian tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Suka Miskin.
Dalam penjara ini kebutuhan hidupnya semua berasal dari istrinya yang setia menemaninya yaitu Inggit Ganarsih yang menikah dengan Soekarno pada tahun 1923 yang sebelumnya Soekarno telah menceraikan Siti Oetari secara baik-baik pada saat masih di Bandung.
Inggit yang juga dibantu oleh kakak Soekarno bernama Sukarmini sering membawakan makanan kepada Soekarno di penjara Suka Miskin, hal itulah yang kemudian membuat pengawasan di penjara Suka Miskin makin diperketat.
Menurut Biografi Presiden Soekarno dari beberapa sumber, ia dikenal belanda sebagai seorang tahanan yang mampu menghasut orang lain agar berpikir untuk merdeka sehingga ia kemudian dianggap cukup berbahaya.
Beliau kemudian diisolasi dengan tahanan elit tujuannya agar tidak bisa mendapatkan informasi yang berasal dari luar penjara. Tahanan elit ini sebagian besar merupakan warga Belanda yang mempunyai kasus seperti penggelapan, korupsi dan juga penyelewengan.
Inilah yang menjadi tujuan Belanda agar topik pembicaraan mengenai bagaimana caranya untuk memerdekakan Indonesia tidak sesuai karena rata-rata tahanan elit yang bersama Soekarno adalah orang Belanda.
Topik yang biasa ia dengar sama sekali tidak penting seperti soal makanan dalam penjara dan juga cuaca. Selama berbulan-bulan di Suka Miskin mengakibatkan Soekarno putus komunikasi dengan teman-teman seperjuangannya, namun itu bukanlah hal yang sulit baginya untuk mendapatkan informasi dari luar.
Akhirnya Soekarno menemukan ide baru, dimana ia menggunakan telur sebagai media untuk berkomunikasi dengan istrinya.
Jika teman Soekarno mengalami musibah atau mendapat kabar buruk maka telur yang dibawa oleh istrinya adalah telur asin, itupun beliau hanya dapat menduga-duga sebab ia tidak tahu secara pasti apa yang terjadi diluar sana.
Untuk berbicara dengan Inggit, Soekarno diawasi secara ketat dan juga barang bawaan yang dibawa oleh inggit dari luar penjara selalu diperiksa secara teliti.
Kemudian Soekarno dan inggit akhirnya menemukan cara yang dianggapnya paling mudah dalam berkomunikasi agar tidak diketahui oleh Belanda yakni dengan media yang sama sebelumnya yaitu Telur dimana cara yang digunakan sedikit berbeda yaitu dengan menusuk jarum ke telur.


Download makalah secara lengkap file doc pada link berikut :
Makalah Biodata dan Riwayat IR.SOEKARNO


No comments:

Post a Comment