Monday, February 14, 2022

Unsur Intrinsik dan ekstrinsik Novel "Perahu Kertas"

Download Filenya DOC lengkap dilink berikut

Download Via G-Drive

 

Unsur intrinsik

Alur yang digunakan dalam novel Perahu Kertas adalah maju mundur. Dari awal penulis menceritakan mulai dari pengenalan para tokoh dan latar belakang tokoh kemudian dilanjutkan dengan pemunculan konflik konflik seperti Keenan dan juga Kugy yang mulai merasa ada sesuatu yang berbeda pada masing masing perasaannya dan ketika Keenan tau bahwa Kugy telah memiliki kekasih, Keenan berusaha menghindar dari Kugy pada waktu itu.

Kedatangan Wanda yang begitu mencintai Keenan sampai sampai ia membeli empat lukisan Keenan dan mengatasnamakan temannya sebagai pembeli demi membuat Keenan bahagia tetapi sayangnya Keenan tidak membalas dan betapa hancur perasaan Keenan ketika ia mengetahui kebohongan yang dibuat Wanda.

Selain itu, diikuti pula konflik konflik lain seperti Kugy memutuskan hubunganya dengan Joshua, konflik batin Keenan yang ingin memulai lembaran baru di rumah Pak Wayan. Kedatangan Luhde, keponakan Pak Wayan yang menghibur kesedihan Keenan karena ayahnya yang tidak mendukungnya serta Wanda yang membohonginya.

Pada puncaknya terdapat klimaks yaitu ketika Keenan memutuskan untuk memilih Luhde dan tinggal di Ubud. Sementara itu Rumi juga melamar Kugy ketika mereka liburan di Bali yang membuat Kugy menjadi bingung, gundah, gelisah dan galau antara iya atau tidak. Bingung memilih Keenan atau rumi. Kugy menerima Rumi sementara hatinya tidak bisa melepaskan Keenan.

Sementara Rumi sangat bahagia karena Kugy telah menerimanya. Tetapi kebahagiaan Rumi pun terusik ketika ia menemukan surat Kugy untuk Keenan yang terjatuh dari selipan buku istimewa yang diberikan Kugy kepadanya. Rumi pun menyadari bahwa sejak dulu Kugy telah jatuh hati pada Keenan.

Dengan kecewa dan berat  hati ia pun mencoba untuk menerima kenyataannya bahwa hati Kugy bukanlah untuk dia sesungguhnya walaupun Kugy menerima cincin pemberiannya.Lalu ia pun meminta penjelasan dari Kugy dan memilih untuk mengakhiri hubungan mereka. Dengan berat hati pula dan dengan perasaan bersalah, Kugy pun rela melepas Rumi.

Setelah klimaks, munculah Karel, kakak tertua Kugy yang menasihatinya. Selama di Ubud, Luhde pun merasakan hal yang sama dengan Rumi. Luhde pun merasakan adanya keganjalan di dalam perasaannya. Ia merasakan bahwa cinta Keenan itu bukan untuk dirinya sehingga ia pun berniat menyudahi hubungannya dengan Keenan.

 

Pada bagian akhir, diceritakan bahwa Keenan telah menikah dengan Kugy. Tanpa ada perpanjangan cerita bagaimana mereka bisa bertemu kembali setelah masing masing dari mereka memutuskan untuk berpisah dengan kekasih mereka. Hal itu menyebabkan cerita cerita sebelumnya terkesan diceritakan pada saat ini atau terjadi pada waktu sekarang.

 

Seperti sebuah buku harian yang menceritakan kembali kisah kisah di masa lalu dari awal sampai akhir secara runtut. Oleh karena itu, novel Perahu Kertas menggunakan alur maju mundur.

-         Tempat

-         Waktu

Amsterdam juga menjadi latar tempat dalam novel itu walaupun hanya sekali. Pada bagian permulaan novel, cerita Perahu Kertas dimulai dengan Keenan yang akan pulang ke Indonesia. Ia telah 6 tahun tinggal di Amsterdam. Sebuah kali di dekat rumah Kugy pun juga menjadi latar tempat dalam novel ini.

Latar waktu di dalam novel ini iala setelah pulang kuliah. Hal ini berarti latar waktunya pada sore hingga malam hari.

Sudut pandang yang diceritakan di dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Pengarang menceritakan semua kejadian dengan pengetahuannya tentang tokoh dalam novel Perahu Kertas. Pengarang sebagai orang ketiga karena pengarang tidak menyebut ‘aku’ sebagai tokoh, melainkan menyebut nama masing masing tokoh dalam novel Perahu Kertas.

 

Untuk kesekian kalinya, Keenan membolak-balik buku tulis itu dengan resah. Semua halaman sudah habis ia baca, bahkan berkali-kali dan tak terhitung lagi. (halaman 278 baris ke 4)

 

Dalam penggalan paragraf di atas, Keenan tidak mengatakan keresahannya dalam dialognya seperti “Aku resah dan guhdah”, tetapi pengarang langsung menceritakan dalam kalimat yang menyatakan bahwa Keenan sedang resah dengan membolak balikkan halaman sebuah buku tulis.

 

 

 

TOKOH DAN PENOKOHAN

Inipun memiliki tokoh dan penokohan yang berbeda beda seperti Keenan, Kugy, Eko, Noni, Ibu Lena, serta beberapa tokoh lainnya.

Keenan~

Diam-diam ia mengamati kedua anak laki-lakinya yang terpaut jarak umur enam tahun, dan menyadari berbeda keduanya. Jeroen yang ekstrover, atletis, diplomatis, senang bergaul dan berorganisasi, adalah cetaka biru ayahnya. Sementara Keenan yang introver, halus, tidak menyukai keramaian, dan lebih senang menyendiri untuk melukis, adalah cetakan biru dirinya. (Halaman 15 baris ke 19)

Kugy

Di dalam novel ini tokoh Kugy digambarkan sebagai seorang gadis remaja dengan postur tubuh kecil yang percaya diri, periang, mudah bergaul dan energik dengan penampilannya yang awut awutan dan terlihat sangat aneh, bahkan ia dijuluki sebagai alien oleh temannya karena ‘keanehannya’ itu. Kugy sangat gemar sekali menulis, entah itu cerpen ataupun dongeng. Ia juga merupakan tokoh yang semangat dan ia sangat senang sekali berkhayal serta berimajinasi.

Noni memandang temannya dengan khawatir. Rambut sebahu Kugy sebagaian naik ke atas seperti disasak setengah jadi. Bajunya mendekati compang-camping. Jaket jins kegombrongan milik Karel yang digondol Kugy detik-detik terakhir sebelum ia berangkat ke Bandung itu pun tentu tidak membantu. Belum lagi jam tangan plastik Kura-kura Ninja yang nyaris tak pernah lepas dari pergelangan tangannya. Lalu sandal khusus kamar mandi dari bahan plastic berwarna pink elektrik seolah menyempurnakan “keajaiban” penampilan Kugy sore itu. Namun, Kugy berjalan mantap keluar menantang dunia, disambut Eko yang kontan meringkuk-ringkuk tertawa melihat pemandangan nyentrik itu. (Halaman 18 baris ke 32)

...Kugy pun termasuk sosok yang populer di sekolah karena aktivitas dan pergaulannya yang luas. Tapi Kugy berasal dari kutub yang berbeda. Kugy dikenal dengan julukan Mother Alien. Ia dianggap duta besar dari semua makhluk aneh di sekolah. (Halaman 28 baris ke 1)

Noni

Noni adalah kekasih Eko. Di dalam novel Perahu Kertas, Noni dikarakterkan sebagai tokoh yang penyayang, perhatian dan juga pencemburu. Noni seorang yang selalu mengerti tentang sahabatnya.

“Kapan mulai beres-beres, Gy? Buku-buku lu yang banyak banget itu dipaket aja ke Bandung, nggak usah bawa sendiri. Bagasi mobilnya Eko kan kecil, nanti ngak bakal muat. Lu bawa baju-baju aja, ya? Tiket kereta api udah pesan, belum? Lagi penuh lho. Ntar terpaksa beli di calo. Sayang duit.”

“Non, lu tuh lebih cerewet dari tiga nyokap gue dijadiin satu. Serius.”

“Minggu depan, pokonya nggak mau tahu, lu harus udah sampai di Bandung. Mobil Eko udah gua suruh masuk bengkel dulu biar nggak mogok pas ngejemput lu ke stasiun. Habis itu kita langsung keliling buat belanja kebutuhan lu. Kamar lu udah gue sapu-sapu dari kemarin. Pokoknya tahu beres, deh.”

“Tapi lu juga lebih rajin dari tiga pembantu gua dijadiin satu.” (halaman 6 baris ke 20)

Adri

 Tokoh Adri pun disini berperan sebagai ayah Keenan. Ia sangat menginginkan anakna kuliah di menejemen dan melanjutkan bisnis pribadinya kelak. Sikapnya yang keras dan tegas sering mengakibatkan perselisihan antara ia dan Keenan. Di lain sisi, Adri juga seorang penyayang.

“Oke. Kalau memang itu yang kamu mau, silakan.” Suara Adri terdengar tegas dan garang. “Mulai detik ini, saya berhenti membiayai kamu. Madirilah sana. Silakan kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. Kamu urus diri kamu sendiri. Saya tidak mau tahu lagi.”

“Kamu bisa pulang kapan pun kamu mau. Percaya sama Mama. Papa kamu pasti melunak. Di luarnya saja dia keras, tapi sebenarnya dia kehilangan sekali sama kamu...” (halaman 190 baris ke 1)

Eko

Di dalam novel Perahu Kertas, Eko adalah kekasih Noni. Sikapnya yang lucu, penyayang dan periang. Ia suka sekali menjahili kugy

Ibu lena

Di novel Perahu Kertas, Ibu Lena adalah Ibu Keenan yang mempunyai keturunan Belanda yang kini tinggal di Indonesia. Sikapnya yang keibuan, lembut, sabar, dan penyayang selalu menjadi penengah pertikaian antara Andri dan Keenan. Dulunya Ibu Lena juga seorang pelukis, oleh karena itu Keenan memiliki jiwa seni tinggi yang menurun dari ibunya. 

 

 

Gaya bahasa

 Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari menggunakan gaya bahasa pertentangan yang didominasi dengan penggunaan gaya bahasa hiperbola dan dilengkapi oleh gaya bahasa litotes, oksimoron, paranomasia, ivendo, klimaks, antiklimaks, sarkasme, antifrasis

Kesimpulan dan Amanat Novel Perahu Kertas

Dengan kata lain, menerima realitas hidup yang sesungguhnya. Kemudian, kita harus bijaksana dalam memutuskan sesuatu hal sebab di setiap pilihan tentu ada konsekuensinya

 

Unsur ekstrinsik

LATAR BELAKANG          

 Perahu Kertas merupakan novel karya Dewi Lestari yang terkenal atau populer, novel ini mengangkat tema tentang persahabatan empat sekawan yang sangat easy reading untuk para pembaca dari berbagai lapisan usia, dikemas dengan bahasa yang lugas, serta pendeskripsian keadaan yang juga begitu lugas tetapi syarat akan nilai – nilai serta makna kehidupan. Novel ini bercerita tentang dinamika kehidupan empat orang remaja serta korelasinya dengan lingkungan internal , novel ini juga sempat diangkat ke layar lebar oleh sutradara kenamaan Hanung Bramantyo

Nilai sosial

Banyak nilai-nilai yang dapat diambil dari novel Perahu Kertas diantaranya nilai sosial Mencakup kebutuhan hidup bersama, kasih sayang, kepercayaan, tanggung jawab, pengakuan, dan penghargaan.

Unsur kebahasaan.

Diksi yang menyatakan ekspresi.=

1.Keenan tersenyum tipis

2.Oma tersenyum.

3.Oma janji tidak akan

Menangis kalau satu saat Keenan pulang ke Indonesia.

4.Keshia dibuat melongo

5.Kugy ikut tertawa.

6.istrinya menyergah

Dengan senyum mengembang

7.Ibunya tersenyum dan menggeleng

Kata kerja tindakan

1.kakinya menendangiUdara

2.Melompat

3.Bergerak

4.Mengetuk-ngetuk

5.Membereskan

6.Menyusun

7.Menulis

8.Berputar-putar

9.Langkah-langkah

10.Mengirimkan

11.menjelaskan

12.protes

Dialog

1.”Mungkin ini saja yang sebaiknya kamu bawa, vent”

2.”Oma tunggu kamu di meja makan ya”

3. “Oma jadi masak?”

4.”Kugy,woii ada telepon!”

5.”Tapi lu juga lebih rajin daripada 3 pembantu gua jadiin 1!”

6.”Dasar anak gila!”

7.”Anak kurang ajar!”

8.”Iya kurang ajar!”

9.”Gimana sih, gua payah banget”

10.”keenan mana mah?”

11.”palingan juga masih tidur”

12.”Eh, itu korannya datang”

13.”Kita bangunkan saja dia”

 

KALIMAT NARASI

# Kugy punya kesibukan baru sekarang

#  Malam ini ia ikut dengan Banyu dan

Agung ke Kuta untuk bertahun baru

 # Tiga orang itu menduduki meja kebangsaan mereka dengan

Membawa piring masing-masing

# Eko memulai dengan menceritakan program penyembuhan yang telah dijalani Fuad.

# Di bawah sinar lampu mejanya, Keenan membuka buku tulis

 pemberian Kugy

# Perhatiannya tahu-tahu tertumbuk pada coretan tangan

 Kugy

# Siang itu, akhirnya Keenan pergi makan ditemani sepupunya.

 

DESKRIPSI

Tapi air di pelupuknya seperti tidak bisa berhenti.

Mendengar nama itu, kembali rasa tidak nyaman merambati tubuh Kugy.

Pronomina persona

Keena kugy dia aku gua

Ia

Noni

Lu

Eko

Fuad

Jeroen,Tante Lena

Joshua

Kevin, Keisha

Karin    kernel

Kata yg menerangkan waktu:

Siang, malam

Pagi,sore

Bertahun tahun

Enam tahun

2.000 hari

Minggu depan

 Lima belas tahun lalu

Tahun 80

 Kemarin

Pada tahun itu

Amsterdam, Juni 1999

 Jakarta, Juli 1999 ...

 Jakarta, Agustus 1999 ..

Bandung, September 1999 ..

Jakarta, Oktober 1999 ...

 Bandung, Oktober 1999

 Bandung, Desember 1999

 

Bahasa kias:

Tertambat dalam ruang dan waktu yang membeku, tempat

Segala kenangan tentang mereka dikristalkan.


No comments:

Post a Comment