KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami ucapkan atas
kehadirat ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa dan Yang Maha Pemurah karena berkat ke
Esaan dan Kemurahan-Nya makalah ANATOMI dan FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN ini bisa
kami selesaikan.
Kami sadar, makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, baik materi juga cara penulisannya. Dengan begitu kami sangat
mengharapkan saran masukan guna penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Makassar, 27 April 2019
Penyusun,
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Integumen,
atau kulit, menyusun 15% hingga 20% berat badan. Kulit yang utuh adalah sistem
pertahanan primer tubuh. Kulit melindungi dari invasi organisme, membantu dalam
pengaturan suhu tubuh, mengolah vitamin dan memberikan penampilan eksternal
kita. Kulit memiliki tiga lapisan primer (yaitu; epidermis atau lapisan luas;
dermis, atau lapisan dalam dan Hipodermis atau lapisan Subkutan) juga struktur
tambahan epidermis yaitu kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus,
folikel rambut dan kuku.
Epitel kulit terdiri atas sel – sel yang
memberikan barier terus – menerus antara isi tubuh dan lingkungan luar. Sel
epitel juga melapisi saluran cerna, saluran napas dan alveoli, tubulus ginjal
dan sistem urinaria, dan doktus – doktus yang mengosongkan isinya ke permukaan
kulit (lumen) sistem pencernaan serta pernapasan. Sel epitel memungkinkan
transpor eselektif dari ion – ion, nutrien, dan zat sisa metabolik serta
memiliki permeabilitas terhadap air yang diatur secara parsial. Sel – sel
epitel terhubung satu sama lain melalui tautan erat dan mengekspresikan
berbagai populasi protein transporter pada sisi apikal (umumnya menghadap
lumen) dan sisi basolateral (menghadap darah atau serosa).
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan integumen?
2. Menjelaskan tentang anatomi sistem integumen.
3. Menjelaskan tentang tentang sistem integumen.
4. Bagaimana sirkulasi pada kulit?
5. Menjelaskan tentang kelenjar – kelenjar kulit.
6. menjelaskan tentang fungsi kulit.
7. Menjelaskan tentang pelengkap kulit.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Seluruh
tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Integumen berasal dari bahasa yunani yaitu Integumentum yang artinya penutup yang
terdiri sebagian besar adalah kulit, rambut, kuku, dan kelenjar. Sistem
integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit
dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseus), dan
reseptor saraf khusus (utuk stimuli perubahan internal atau lingkungan
eksternal).
Keberadaa
kulit memegag peraa peting dalam mencegah terjadinya kehilagan cairan yang
berlebihan, dan mencegah masuknya agen – agen yang ada di lingkungan seperti
bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi
kekuatan – kekuatan mekanik seperti gesekan, getaran, dan mendeteksi perubahan
– perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk
menghindari stimuli – stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier
yang memisahkan organ – organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
B.
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN
Kulit
terdiri dari tiga lapisan yaitu: epidermis
(kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan
subkutan/hipodermis.
1. Epidermis
Kulit
ari atau epidermis adalah lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan epitel
gepeng unsur utamaya adalah sel – sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit.
Lapisan epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada dilapisan
bawah bermitosis terus, lapisan paling luar epidermis akan terkelupas atau
gugur. Epidermis tersusun oleh sel –sel epidermis terutama serat – serat
kolagen dan sedikit serat elastis. Kulit ari (epidermis) terdiri dari beberapa
lapis sel. Sel – sel ini berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara
mitosis. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel lapisan
tersebut, terdiri dari lima lapis yaitu:
- Stratum korneum ;
- Stratum lusidum ;
- Stratum granulosum ;
- Stratum spinosum ; dan
- Stratum malfighi.
2. Dermis
Batas dermis (kulit jangat) yang pasti
sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis (hipodermis).
Ketebalaya antara 0,5 – 3 mm. Kulit jangat bersifat ulet dan elastis yang
berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Pada perbatasan antara kulit
ari dan kulit jangat terdapat tonjolan – tonjolan kulit ke dalam kulit ari
(epidermis) yang disebut papil kulit jangat. Kulit jangat terdiri dari serat –
serat kolagen, serabut – serabut elastis, dan serabut – serabut retikulin.
Lapisan
dermis terdiri dari:
- Lapisan papila; dan
- Lapisan retikulosa.
Unsur
utama sel dermis adalah fibroblas dan makrofag, juga terdapat sel lemak yang
berkelompok.
3. Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia
superfisialis) terdiri dari jaringan pengikat longgar. Komponennya serat
longgar, elastis, dan sel lemak. Pada lapisan adiposa terdapat susuan lapisan
subkutan yang menentukan mobilitas kulit di atasnya. Bila terdapat lobulus
lemak yang merata di hipodermis membentuk bantalan lemak yang disebut panikulus adiposus. Pada daerah perut,
lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm. Pada kelopak mata, penis, dan
scrotum lapisan subkutan tidak mengandung lemak. Bagian superfisial hipodermis
mengandung kelenjar kerigat dan folikel rambut.
Dalam laipsan hipodermis terdapat
anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena, anyaman saraf yang berjalan sejajar
dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan
bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan di bawahnya.
C.
FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN
Pada orga
sensorik kulit terdapat empat jaras, yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan
rasa sakit. Kulit mengandung berbagai ujung sensorik termasuk ujung saraf
telanjang atau tidak bermielin (selaput).
Pada
pemeriksaan histologis, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi
sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan raba. Rasa
sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf pada kulit berbeda – beda
menurut ujung saraf yang dirangsang. Panas, dingin, dan sakit ditimbulkan
karena tekanan dalam rasa dari suatu benda, misalnya mengenai otot dan tulang.
MODALITAS RASA KULIT
Rasa
mekanik, suhu, dan rasa nyeri berbeda dengan indra lain yang reseptornya
bergabung dalam satu atau dua organ tertentu. Masing – masing modalitas rasa
ini berdiri sendiri sendiri secara terpisah dan tersebar dari seluruh bagian
tubuh. Serat aferen tidak membentuk berkas saraf khusus tetapi tersebar pada
banyak saraf perifer dan jaringan saraf di pusat dengan demikian modalitas rasa
ini tidak membentuk alat indra tertentu yang khas.
·
Rasa Mekanik
Beberapa modalitas (kualitas) rasa
tekan, rasa raba, rasa getar dan rasa geli berada di setiap bagian tubuh
tertentu. Dengan menggunakan aestesiometer dapat mengetahui bagian kulit yang
paling peka terhadap rangsangan pada permukaan kulit yang peka. Titik tekan
lebih padat dibandingkan dengan kulit lain.
·
Rasa Suhu
Kult mempunyai dua submodalitas yaitu
rasa dingin dan rasa panas. Reseptor ini berfungsi mengindra rasa dingin/panas
dan refleks pengaturan suhu tubuh.
·
Rasa Propriosepsi
Rasa propriosepsi berasal dari dalam
tubuh, disebut juga rasa dalam. Rasa ini tidak terdapat pada kulit tetapi
bagian yang lebih dalam, misalnya otot, tendo, dan sendi. Informasi
propriosepsi dihantarkan ke medula spinalis melalui kolom dorsal dan masuk ke serebelum.
Sebagian berjalan ke laminikulus medial, talamus, dan sebagian lagi ke korteks.
·
Rasa Nyeri
Rasa nyeri ditimbulka oleh rangsangan
yang merusak. Rasa ini berfungsi melindungi dan mencegah kerusakan lebih lanjut
dari jaringan yang terkena. Modalitas rasa nyeri terdiri dari submodalitas nyeri somatik yaitu nyeri permukaan dan
nyeri dalam, dan nyeri viseral. rasa
yeri terdiri dari :
-
Nyeri proyeksi
-
Yeri alih
-
Hiperaglesia
-
Hipoalgesia
-
Nyeri kronis
·
Rasa Gatal
Rasa gatal merupakan betuk khusus rasa
nyeri yang timbul pada kondisi peragsaga tertentu. Rangsangan semakin kuat saat
rasa gatal yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangannya mencapai
intensitas yang tinggi maka rasa gatal yang dialami dapat hilang.
D.
SIRKULASI PADA KULIT
Jumlah panas
yang hilang dari tubuh dalam batas yang luas diatur oleh perubahan jumlah darah
yang mengalir melalui kkulit. Aliran darah diakibatkan adanya perangsangan
saraf anastomosisyang berhubungann antara arteri dan venolus.
Aliran darah
dalam kulit melayani dua fungsi utama. Pleksus venosus subtikus yanng luas
mengandung sejumlah besar darah yang dapat memanaskan permukaan kulit.
Anastomosis arteriovenosa merupakan hubungan vaskuler yang besar langsung
diantara arteri dan pleksus venosus.
Kecepatan
alairan darah melalui kulit berubah – ubah karena diperlukan untuk mengatur
suhu tubuh. Sebagai reaksi terhadap kecepatan kegiatan metabolisme tubuh dan
suhu disekitarnya. Pada suhu kulit bias jumlah darah yang mengalir melalui
pembuluh darah kulit untuk melayani pengaturan panas beberapa kali lebih banyak
lebih banyak daripada yang diperlukan untuk memberikan kebutuhan gizi jaringan
tersebut.
Pengaturan
aliran darah melalui kulit adalah untuk mengatur suhu tubuh. Aliran darah
melaui kulit di atur oleh mekanisme saraf, bukan oleh pengaturan setempat.
E.
KELENJAR – KELENJAR KULIT
Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar
keringat, dan kelenjar mamae.
o Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea berhubungan dengan
folikel rambut yang bermuara dalam folikel rambut. Kelenjar ini tidak
berhubungan dengan folikel rambut tetapi saluran bermuara langsung kepermukaan
kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus,dan kelenjar
trasilia pada kelopak mata. Kelenjar ini tidak terdapat pada kulit telapak kaki
dan tangan dan terletak di dalam dermis.
o Kelenjar Keringat
Terdapat
dua macam kelenjar keringat:
-
Kelenjar keringat
ekrin
-
Kelenjar keringat
apokrin
o Kelenjar Mamae
Glandula mamae sebagai kelenjar kulit
karena berasal dari lapisan ektodermal. Secara fungsional termasuk sistem
reproduksi, terletak di atas fasia pektoralis superfisialis dan dihubungkan
dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, serta melekat erat
dengan kulit di atasnya.
PEMBULUH DARAH
Suplai
darah kulit berasal dari pembulu darah besar di dalam lapisan bawah kulit yang
bercabang ke arah permukaan kulit. Sejumlah pembuluh membentuk jala pada tempat
pertemuan antara dermis dan hipodermis. Dari jala – jala ini, cabang – cabang
memperdarahi jaringan subkutis termasuk kelenjar keringat dan foliker rambut.
SARAF KULIT
Kulit dan
kelengkapannya menerima rangsangan dari lingkungannya karena dilengkapi banyak
saraf sensorik. Di dalam jaringan subkutis terdapat berkas besar serat saraf
yang cabang – cabangnya menuju beberapa pleksus di dalam daerah retikular
papilar dan subepital. Di dalam semua lapisan kulit dan hipodermis terdapat
banyak badan akhir sel saraf.
F.
FUNGSI KULIT
1. Fungsi Termoregulasi
Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas
metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti ini harus dikeluarkan atau suhu
tubuh akan naik di atas batas normal. Pengeluaran panas melalui kulit
berlangsung melalui proses evaporasi air (perubahan molekul air) yang disekresi
oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi (sekresi keringat),
difusi molekul air melalui kulit. Dalam pengaturan suhu tubuh kulit berperan
mengeluarkan keringat dan kontraksi ototdengan pembuluh darah kulit.
2. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisis (mis., gesekan, tarikan, gangguan kimiawi)yang dapat menimbulkan
iritasi; gangguan panas (mis., radiasi, sinar ultraviolet, dan infeksi dari
luar [bakteri, jamur]). Bantalan lemak di bawah kulit berperan sebagai
pelindungterhadap gangguan fisis. Melanosit melindungi kulit dari sinar
matahari. Proteksi rangsangan kimia karena stratum korneum yang impermeabel
terhadap zat kimia dan air.
3. Fungsi Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap
air dan larut tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap. Begitu juga
yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondiaksida,
dan uap air memungkinkankulit ikut mengambilbagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal atau tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban dan metabolisme. Penyerapan terjadi melalui celah antar sel,
menembus sel – sel epidermis, dan saluran kelenjar.
4. Fungsi Ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang
tidak berguna (zat sisa metabolisme) dalam tubuh berupa NaCl, urea asam urat,
dan amonia. Lapisan sebum berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum
mengandung minyak untuk melindungi kulit, menahan air yang berlebihan sehingga
kulit tidak menjadi kering.
5. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung – ujung saraf
sensorik di dermis dan subkutan untuk merangsang panas yang diterima oleh
dermis dan subkutan. Sedangkan untuk rangsangan dingin terjadi di dermis.
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
Melanosit membentuk warna kulit. Enzim
melanosom dibentuk alat golgi dengan bantuan tiroksinasi yang meningkatkan
metabolisme sel, ion Cu, dan oksigen. Sinar matahari memengaruhi melanosom,
pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangan – tangan dendrit, sedangkan
lapisan di bawah oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh
pigmen kulit melainkan juga oleh tebal/tipisnya kulit.
7. Fungsi Keratinasi
Sel basal akan berpindah ke atas dan
berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Selanjutnya inti sel menghilang dan
keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus
seumur hidup
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Pembentukan vitamin D berlangsung dengan
mengubah dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
G.
PELENGKAP KULIT
1. Kuku
Kuku merupakan lempeng yang membentuk
pelindung pembungkus permukaan dorsal falang jari tangan dan jari kaki.
Strukturnya berhubungan dengan dermis dan epidermis.
2. Rambut
Rambut berupa beag keratin elastis yang
berkembang dari epidermis dan tersebar disekujur tubuh kecuali telapak kaki,
telapak tangan, permukaan dorsal falang distal, sekitar lubang dubur dan
urogenital.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Sistem integumen adalah sistem organ
yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk
kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseus), dan reseptor saraf khusus (utuk
stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat
atau korium) dan lapisan subkutan/hipodermis.
Kelenjar kulit meliputi kelenjar
sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.
Fungsi
kulit yaitu
1. Fungsi Termoregulasi
2. Fungsi Proteksi
3. Fungsi Absorbsi
4. Fungsi Ekskresi
5. Fungsi Persepsi
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
7. Fungsi Keratinasi
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Pelengkap kulit terdiri dari:
1. Kuku
2. Rambut
DAFTAR PUSTAKA
Black, M. Joyce dan Hawks, JH. 2014. Keperawatan
Medikal Bedah Edisi 8. Singapore :
Elsevier (Singapore) Pte Ltd. ID : Salemba Medika
Syaifuddin. 2011. Anatomi
Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan Kebidanan.
Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment