Sunday, April 28, 2019

Makalah Anatomi dan Fisioligi Sistem Integumen


KATA PENGANTAR
       Rasa syukur yang dalam kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa dan Yang Maha Pemurah karena berkat ke Esaan dan Kemurahan-Nya makalah ANATOMI dan FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN ini bisa kami selesaikan.
       Kami sadar, makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik materi juga cara penulisannya. Dengan begitu kami sangat mengharapkan saran masukan guna penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
       Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Makassar, 27 April 2019
Penyusun,


Kelompok 4










BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
       Integumen, atau kulit, menyusun 15% hingga 20% berat badan. Kulit yang utuh adalah sistem pertahanan primer tubuh. Kulit melindungi dari invasi organisme, membantu dalam pengaturan suhu tubuh, mengolah vitamin dan memberikan penampilan eksternal kita. Kulit memiliki tiga lapisan primer (yaitu; epidermis atau lapisan luas; dermis, atau lapisan dalam dan Hipodermis atau lapisan Subkutan) juga struktur tambahan epidermis yaitu kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus, folikel rambut dan kuku.
       Epitel kulit terdiri atas sel – sel yang memberikan barier terus – menerus antara isi tubuh dan lingkungan luar. Sel epitel juga melapisi saluran cerna, saluran napas dan alveoli, tubulus ginjal dan sistem urinaria, dan doktus – doktus yang mengosongkan isinya ke permukaan kulit (lumen) sistem pencernaan serta pernapasan. Sel epitel memungkinkan transpor eselektif dari ion – ion, nutrien, dan zat sisa metabolik serta memiliki permeabilitas terhadap air yang diatur secara parsial. Sel – sel epitel terhubung satu sama lain melalui tautan erat dan mengekspresikan berbagai populasi protein transporter pada sisi apikal (umumnya menghadap lumen) dan sisi basolateral (menghadap darah atau serosa).
B.   RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud dengan integumen?
2.    Menjelaskan tentang anatomi sistem integumen.
3.    Menjelaskan tentang tentang sistem integumen.
4.    Bagaimana sirkulasi pada kulit?
5.    Menjelaskan tentang kelenjar – kelenjar kulit.
6.    menjelaskan tentang fungsi kulit.
7.    Menjelaskan tentang pelengkap kulit.


BAB II
PEMBAHASAN
A.   DEFINISI
       Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Integumen berasal dari bahasa yunani yaitu Integumentum yang artinya penutup yang terdiri sebagian besar adalah kulit, rambut, kuku, dan kelenjar. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseus), dan reseptor saraf khusus (utuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
       Keberadaa kulit memegag peraa peting dalam mencegah terjadinya kehilagan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen – agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan – kekuatan mekanik seperti gesekan, getaran, dan mendeteksi perubahan – perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli – stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ – organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

B.   ANATOMI SISTEM INTEGUMEN
       Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan/hipodermis.
1.    Epidermis
Kulit ari atau epidermis adalah lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan epitel gepeng unsur utamaya adalah sel – sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Lapisan epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada dilapisan bawah bermitosis terus, lapisan paling luar epidermis akan terkelupas atau gugur. Epidermis tersusun oleh sel –sel epidermis terutama serat – serat kolagen dan sedikit serat elastis. Kulit ari (epidermis) terdiri dari beberapa lapis sel. Sel – sel ini berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel lapisan tersebut, terdiri dari lima lapis yaitu:
-       Stratum korneum ;
-       Stratum lusidum ;
-       Stratum granulosum ;
-       Stratum spinosum ; dan
-       Stratum malfighi.
2.    Dermis
       Batas dermis (kulit jangat) yang pasti sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis (hipodermis). Ketebalaya antara 0,5 – 3 mm. Kulit jangat bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Pada perbatasan antara kulit ari dan kulit jangat terdapat tonjolan – tonjolan kulit ke dalam kulit ari (epidermis) yang disebut papil kulit jangat. Kulit jangat terdiri dari serat – serat kolagen, serabut – serabut elastis, dan serabut – serabut retikulin.
Lapisan dermis terdiri dari:
-       Lapisan papila; dan
-       Lapisan retikulosa.
       Unsur utama sel dermis adalah fibroblas dan makrofag, juga terdapat sel lemak yang berkelompok.
3.    Hipodermis
       Lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) terdiri dari jaringan pengikat longgar. Komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Pada lapisan adiposa terdapat susuan lapisan subkutan yang menentukan mobilitas kulit di atasnya. Bila terdapat lobulus lemak yang merata di hipodermis membentuk bantalan lemak yang disebut panikulus adiposus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm. Pada kelopak mata, penis, dan scrotum lapisan subkutan tidak mengandung lemak. Bagian superfisial hipodermis mengandung kelenjar kerigat dan folikel rambut.
       Dalam laipsan hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena, anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan di bawahnya.

C.   FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN
       Pada orga sensorik kulit terdapat empat jaras, yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan rasa sakit. Kulit mengandung berbagai ujung sensorik termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin (selaput).
       Pada pemeriksaan histologis, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan raba. Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf pada kulit berbeda – beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Panas, dingin, dan sakit ditimbulkan karena tekanan dalam rasa dari suatu benda, misalnya mengenai otot dan tulang.

MODALITAS RASA KULIT
       Rasa mekanik, suhu, dan rasa nyeri berbeda dengan indra lain yang reseptornya bergabung dalam satu atau dua organ tertentu. Masing – masing modalitas rasa ini berdiri sendiri sendiri secara terpisah dan tersebar dari seluruh bagian tubuh. Serat aferen tidak membentuk berkas saraf khusus tetapi tersebar pada banyak saraf perifer dan jaringan saraf di pusat dengan demikian modalitas rasa ini tidak membentuk alat indra tertentu yang khas.
·         Rasa Mekanik
        Beberapa modalitas (kualitas) rasa tekan, rasa raba, rasa getar dan rasa geli berada di setiap bagian tubuh tertentu. Dengan menggunakan aestesiometer dapat mengetahui bagian kulit yang paling peka terhadap rangsangan pada permukaan kulit yang peka. Titik tekan lebih padat dibandingkan dengan kulit lain.
·         Rasa Suhu
       Kult mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor ini berfungsi mengindra rasa dingin/panas dan refleks pengaturan suhu tubuh.
·         Rasa Propriosepsi
       Rasa propriosepsi berasal dari dalam tubuh, disebut juga rasa dalam. Rasa ini tidak terdapat pada kulit tetapi bagian yang lebih dalam, misalnya otot, tendo, dan sendi. Informasi propriosepsi dihantarkan ke medula spinalis melalui kolom dorsal dan masuk ke serebelum. Sebagian berjalan ke laminikulus medial, talamus, dan sebagian lagi ke korteks.
·         Rasa Nyeri
       Rasa nyeri ditimbulka oleh rangsangan yang merusak. Rasa ini berfungsi melindungi dan mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Modalitas rasa nyeri terdiri dari submodalitas nyeri somatik yaitu nyeri permukaan dan nyeri dalam, dan nyeri viseral. rasa yeri terdiri dari :
-               Nyeri proyeksi
-               Yeri alih
-               Hiperaglesia
-               Hipoalgesia
-               Nyeri kronis
·         Rasa Gatal
       Rasa gatal merupakan betuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi peragsaga tertentu. Rangsangan semakin kuat saat rasa gatal yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi maka rasa gatal yang dialami dapat hilang.

D.   SIRKULASI PADA KULIT
       Jumlah panas yang hilang dari tubuh dalam batas yang luas diatur oleh perubahan jumlah darah yang mengalir melalui kkulit. Aliran darah diakibatkan adanya perangsangan saraf anastomosisyang berhubungann antara arteri dan venolus.
       Aliran darah dalam kulit melayani dua fungsi utama. Pleksus venosus subtikus yanng luas mengandung sejumlah besar darah yang dapat memanaskan permukaan kulit. Anastomosis arteriovenosa merupakan hubungan vaskuler yang besar langsung diantara arteri dan pleksus venosus.
       Kecepatan alairan darah melalui kulit berubah – ubah karena diperlukan untuk mengatur suhu tubuh. Sebagai reaksi terhadap kecepatan kegiatan metabolisme tubuh dan suhu disekitarnya. Pada suhu kulit bias jumlah darah yang mengalir melalui pembuluh darah kulit untuk melayani pengaturan panas beberapa kali lebih banyak lebih banyak daripada yang diperlukan untuk memberikan kebutuhan gizi jaringan tersebut.
       Pengaturan aliran darah melalui kulit adalah untuk mengatur suhu tubuh. Aliran darah melaui kulit di atur oleh mekanisme saraf, bukan oleh pengaturan setempat.

E.   KELENJAR – KELENJAR  KULIT
Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.
o   Kelenjar Sebasea
       Kelenjar sebasea berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam folikel rambut. Kelenjar ini tidak berhubungan dengan folikel rambut tetapi saluran bermuara langsung kepermukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus,dan kelenjar trasilia pada kelopak mata. Kelenjar ini tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan tangan dan terletak di dalam dermis.
o   Kelenjar Keringat
Terdapat dua macam kelenjar keringat:
-               Kelenjar keringat ekrin
-               Kelenjar keringat apokrin
o   Kelenjar Mamae
       Glandula mamae sebagai kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal. Secara fungsional termasuk sistem reproduksi, terletak di atas fasia pektoralis superfisialis dan dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, serta melekat erat dengan kulit di atasnya.

PEMBULUH DARAH
       Suplai darah kulit berasal dari pembulu darah besar di dalam lapisan bawah kulit yang bercabang ke arah permukaan kulit. Sejumlah pembuluh membentuk jala pada tempat pertemuan antara dermis dan hipodermis. Dari jala – jala ini, cabang – cabang memperdarahi jaringan subkutis termasuk kelenjar keringat dan foliker rambut.

SARAF KULIT
       Kulit dan kelengkapannya menerima rangsangan dari lingkungannya karena dilengkapi banyak saraf sensorik. Di dalam jaringan subkutis terdapat berkas besar serat saraf yang cabang – cabangnya menuju beberapa pleksus di dalam daerah retikular papilar dan subepital. Di dalam semua lapisan kulit dan hipodermis terdapat banyak badan akhir sel saraf.

F.    FUNGSI KULIT
1.    Fungsi Termoregulasi
       Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti ini harus dikeluarkan atau suhu tubuh akan naik di atas batas normal. Pengeluaran panas melalui kulit berlangsung melalui proses evaporasi air (perubahan molekul air) yang disekresi oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi (sekresi keringat), difusi molekul air melalui kulit. Dalam pengaturan suhu tubuh kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi ototdengan pembuluh darah kulit.
2.    Fungsi Proteksi
       Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis (mis., gesekan, tarikan, gangguan kimiawi)yang dapat menimbulkan iritasi; gangguan panas (mis., radiasi, sinar ultraviolet, dan infeksi dari luar [bakteri, jamur]). Bantalan lemak di bawah kulit berperan sebagai pelindungterhadap gangguan fisis. Melanosit melindungi kulit dari sinar matahari. Proteksi rangsangan kimia karena stratum korneum yang impermeabel terhadap zat kimia dan air. 
3.    Fungsi Absorbsi
       Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap. Begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondiaksida, dan uap air memungkinkankulit ikut mengambilbagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal atau tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban dan metabolisme. Penyerapan terjadi melalui celah antar sel, menembus sel – sel epidermis, dan saluran kelenjar.
4.    Fungsi Ekskresi
       Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa metabolisme) dalam tubuh berupa NaCl, urea asam urat, dan amonia. Lapisan sebum berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum mengandung minyak untuk melindungi kulit, menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.
5.    Fungsi Persepsi
       Kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan subkutan untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutan. Sedangkan untuk rangsangan dingin terjadi di dermis.
6.    Fungsi Pembentukan Pigmen
       Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosom dibentuk alat golgi dengan bantuan tiroksinasi yang meningkatkan metabolisme sel, ion Cu, dan oksigen. Sinar matahari memengaruhi melanosom, pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangan – tangan dendrit, sedangkan lapisan di bawah oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal/tipisnya kulit.
7.    Fungsi Keratinasi
       Sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Selanjutnya inti sel menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup
8.    Fungsi Pembentukan Vitamin D
       Pembentukan vitamin D berlangsung dengan mengubah dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

G.   PELENGKAP KULIT
1.    Kuku
       Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan dorsal falang jari tangan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan dengan dermis dan epidermis.
2.    Rambut
       Rambut berupa beag keratin elastis yang berkembang dari epidermis dan tersebar disekujur tubuh kecuali telapak kaki, telapak tangan, permukaan dorsal falang distal, sekitar lubang dubur dan urogenital.




















BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
       Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseus), dan reseptor saraf khusus (utuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
       Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan/hipodermis.
       Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.
Fungsi kulit yaitu
1.    Fungsi Termoregulasi
2.    Fungsi Proteksi
3.    Fungsi Absorbsi
4.    Fungsi Ekskresi
5.    Fungsi Persepsi
6.    Fungsi Pembentukan Pigmen
7.    Fungsi Keratinasi
8.    Fungsi Pembentukan Vitamin D
Pelengkap kulit terdiri dari:
1.    Kuku
2.    Rambut
      







DAFTAR PUSTAKA

Black, M. Joyce dan Hawks, JH. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.   Singapore : Elsevier (Singapore) Pte Ltd. ID : Salemba Medika
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta : EGC

No comments:

Post a Comment