Si Putri
Gadis Angsa - Dongeng Jerman
Seorang Ratu yang sudah tidak mempunyai suami menyuruh putrinya untuk melayat
ke sebuah negeri nun jauh di sana. Dia menyuruh seorang pelayan hamba
pembantunya untuk menemani putrinya dalam perjalanan tersebut. Kuda yang
bernama Falada turut menemani sang Putri dalam perjalanan tersebut, kuda
tersebut adalah seekor kuda ajaib karena dia dapat berbicara dan mengerti
kata-kata yang diucapkan manusia. Sang putri juga diberikan pesona khusus oleh
ibunya yang akan melindungi dirinya selama pesona belum dia bersihkan dan
terbawa oleh air.
Sang Putri telah menempuh perjalanan sudah cukup jauh bersama hamba-nya dan waktu pun terus berjalan, maka sang putri merasa kehausan. Dia meminta pelayan untuk pergi dan mengambil air minum untuk dirinya, tetapi pembantu hanya berkata,
"Jika Anda ingin air minum, carilah sendiri dan berusaha mendapatkannya untuk diri Anda sendiri. Saya sudah tidak ingin menjadi hamba-Mu lagi," kata sang hamba berkata membangkang jahat.
Jadi dia sang putri berusaha sendiri mengambil air dari sungai yang terdekat dari tempat itu. Dia menjerit dengan lembut, "Apa yang akan terjadi padaku?" tanyanya kepada sang kuda Falada. "Aduh sayangnya, Jika ibu Anda tahu, hatinya penuh kasih dan sayang dia akan sedih sekali," jawab sang Falada dengan pesona ajaibnya.
Setelah cukup istirahat dia dan Falada kudanya melanjutkan perjalanan kembali. Namun selang beberapa waktu berlalu, sang putri merasakan haus kembali. Jadi dia meminta pembantunya sekali lagi untuk mendapatkan air yang dapat dia minum. Tetapi sekali lagi hamba yang jahat mengatakan, "Saya tidak akan melayani Anda lagi, tidak peduli apa yang akan Anda lakukan atau Ibu Anda katakan," kata sang hamba jahat tegas lalu meninggalkan sang putri yang kehausan untuk mencari air minum dari sungai dengan tangan kecilnya yang mungil.
Ketika dia membungkuk untuk mengambil air sungai dia terjatuh terjebur ke air sampai sebatas dadanya dan bersamaan dengan itu pesonanya yang dibekalkan sang Ibunda tercinta pergi mengapung meninggalkan dirinya.
Sang pembantu jahat mengambil keuntungan dari peristiwa tersebut. Dia memerintahkan sang putri untuk berganti pakaian basahnya dengan pakaian dia dan kudanya juga sang Falada diambilnya. Dia lalu mengancam untuk membunuh sang putri jika dia tidak bersumpah untuk tidak mengucapkan sepatah kata apapun tentang pergantian peran ini kepada setiap orang dan makhluk hidup yang lainnya.
Sang Putri telah menempuh perjalanan sudah cukup jauh bersama hamba-nya dan waktu pun terus berjalan, maka sang putri merasa kehausan. Dia meminta pelayan untuk pergi dan mengambil air minum untuk dirinya, tetapi pembantu hanya berkata,
"Jika Anda ingin air minum, carilah sendiri dan berusaha mendapatkannya untuk diri Anda sendiri. Saya sudah tidak ingin menjadi hamba-Mu lagi," kata sang hamba berkata membangkang jahat.
Jadi dia sang putri berusaha sendiri mengambil air dari sungai yang terdekat dari tempat itu. Dia menjerit dengan lembut, "Apa yang akan terjadi padaku?" tanyanya kepada sang kuda Falada. "Aduh sayangnya, Jika ibu Anda tahu, hatinya penuh kasih dan sayang dia akan sedih sekali," jawab sang Falada dengan pesona ajaibnya.
Setelah cukup istirahat dia dan Falada kudanya melanjutkan perjalanan kembali. Namun selang beberapa waktu berlalu, sang putri merasakan haus kembali. Jadi dia meminta pembantunya sekali lagi untuk mendapatkan air yang dapat dia minum. Tetapi sekali lagi hamba yang jahat mengatakan, "Saya tidak akan melayani Anda lagi, tidak peduli apa yang akan Anda lakukan atau Ibu Anda katakan," kata sang hamba jahat tegas lalu meninggalkan sang putri yang kehausan untuk mencari air minum dari sungai dengan tangan kecilnya yang mungil.
Ketika dia membungkuk untuk mengambil air sungai dia terjatuh terjebur ke air sampai sebatas dadanya dan bersamaan dengan itu pesonanya yang dibekalkan sang Ibunda tercinta pergi mengapung meninggalkan dirinya.
Sang pembantu jahat mengambil keuntungan dari peristiwa tersebut. Dia memerintahkan sang putri untuk berganti pakaian basahnya dengan pakaian dia dan kudanya juga sang Falada diambilnya. Dia lalu mengancam untuk membunuh sang putri jika dia tidak bersumpah untuk tidak mengucapkan sepatah kata apapun tentang pergantian peran ini kepada setiap orang dan makhluk hidup yang lainnya.
Sang putri
pun akhirnya harus mengambil "Sumpah" dari pelayannya. Hamba pelayan
yang jahat kemudian naik kuda Falada, sementara sang putri harus menjadi
pembantunya. Waktu berlalu Maka sampailah di istana, pembantu jahat berperan
sebagai putri dan sang putri menjadi hamba pelayan. Di kerajaan tersebut,
sebagai pelayan putri lalu dia di perintahkan untuk menjaga angsa dengan
seorang anak kecil yang disebut Conrad.
Sang putri palsu memerintahkan sang pengawal untuk membunuh Falada karena dia takut sang kuda akan buka mulut atau bicara. Putri mendengar ini dan memohon kepada sang algojo untuk menyimpan kepala Falada di bawah ambang pintu di mana dia selalu melewatinya setiap pagi dengan angsa-angsa putih peliharaannya.
Keesokan paginya gadis angsa melihat kepala sang kuda Falada di bawah ambang pintu, "Falada, Falada, engkau telah mati, dan semua kegembiraan dalam hidup saya telah hilang musnah," dan anehnya secara ajaib kepala sang kuda Falada bisa menjawab. "Alas, Alas, jika Ibu Anda tahu, hatinya yang penuh kasih sayang dia tidak akan bisa dengan istirahat tenang dalam hidupnya."
Di padang rumput terlihat putri, angsa-angsa dan Conrad waktu itu. Sang putri sedang sibuk menyisir rambut indahnya yang panjang, conrad dengan serakah mengambil sisir emas milik sang putri. Namun sang gadis angsa melihat ini dan berkata, "ketika angin berhembus, tertiuplah topimu," kata sang putri. Secara ajaib Conrad melihat topinya terbang tertiup angin secara mendadak dan dia pergi berlalu meninggalkan putri karena malu dengan tindakkannya yang diketahui sang putri, dia sang putri terus menyisir rambutnya dengan sisir emasnya hari itu. Dan angin mengambil topi conrad cukup jauh, dan dia belum kembali sampai gadis angsa telah selesai menyikat dan menganyam rambutnya yang panjang terulai indah.
Conrad marah, dia pergi mengadu kepada sang Raja dan menyatakan, dia tidak akan menjaga kawanan angsa lagi dengan gadis aneh, karena hal-hal yang aneh sering terjadi. Setelah itu dia beritahu kejadian-kejadian aneh kepada sang Raja, dia pun sang Raja menjadi sangat penasaran dan ingin melihat sendiri kejadian aneh tersebut.
Dan keesokan harinya secara sembunyi-sembunyi dia mengintainya. Dia menemukan segala sesuatu yang dikatakan Conrad benar adanya. Malam itu, dia meminta sang putri angsa untuk menceritakan kisahnya yang sebenarnya. Tetapi dia menolak untuk mengatakan apa-apa karena dia sudah sumpah kepada sang pembantu jahat hambanya sendiri. Raja menunjukkan, jika engkau mengatakan segalanya diatas kompor besi sendirian maka sumpahmu tidak akan menjadi apa-apa.
Dia sang putri setuju dengan usul sang Raja, dia pun lalu naik ke atas kompor dan Raja meninggalkan tempat tersebut, dia mendengarkan cerita kisah tersebut di ruangan luar dan saat Raja mendengarkan dari luar semua cerita tersebut kini dia mengerti dan paham siapa putri ini sebenarnya.
Sebagai Raja yakin dia telah mengatakan yang sebenarnya dia kemudian memilih pakaian yang cocok untuk sang putri dengan pakaian kerajaan, kini sang putri terlihat kembali pesonanya, putri yang cantik jelita dengan sebenarnya. Dia sang putri palsu dalam penyamaran kejahatannya telah terungkap, namun dia mengajukan syarat memilih hukuman beratnya "sendiri" yang akan dirasakan sebagai ganjaran akibat tindakkannya.
Setelah itu, sang pangeran dan sang putri pun menikah dan kemudian memerintah kerajaan mereka selama bertahun-tahun dan hidup bahagia. Sekian, terima kasih.
Sang putri palsu memerintahkan sang pengawal untuk membunuh Falada karena dia takut sang kuda akan buka mulut atau bicara. Putri mendengar ini dan memohon kepada sang algojo untuk menyimpan kepala Falada di bawah ambang pintu di mana dia selalu melewatinya setiap pagi dengan angsa-angsa putih peliharaannya.
Keesokan paginya gadis angsa melihat kepala sang kuda Falada di bawah ambang pintu, "Falada, Falada, engkau telah mati, dan semua kegembiraan dalam hidup saya telah hilang musnah," dan anehnya secara ajaib kepala sang kuda Falada bisa menjawab. "Alas, Alas, jika Ibu Anda tahu, hatinya yang penuh kasih sayang dia tidak akan bisa dengan istirahat tenang dalam hidupnya."
Di padang rumput terlihat putri, angsa-angsa dan Conrad waktu itu. Sang putri sedang sibuk menyisir rambut indahnya yang panjang, conrad dengan serakah mengambil sisir emas milik sang putri. Namun sang gadis angsa melihat ini dan berkata, "ketika angin berhembus, tertiuplah topimu," kata sang putri. Secara ajaib Conrad melihat topinya terbang tertiup angin secara mendadak dan dia pergi berlalu meninggalkan putri karena malu dengan tindakkannya yang diketahui sang putri, dia sang putri terus menyisir rambutnya dengan sisir emasnya hari itu. Dan angin mengambil topi conrad cukup jauh, dan dia belum kembali sampai gadis angsa telah selesai menyikat dan menganyam rambutnya yang panjang terulai indah.
Conrad marah, dia pergi mengadu kepada sang Raja dan menyatakan, dia tidak akan menjaga kawanan angsa lagi dengan gadis aneh, karena hal-hal yang aneh sering terjadi. Setelah itu dia beritahu kejadian-kejadian aneh kepada sang Raja, dia pun sang Raja menjadi sangat penasaran dan ingin melihat sendiri kejadian aneh tersebut.
Dan keesokan harinya secara sembunyi-sembunyi dia mengintainya. Dia menemukan segala sesuatu yang dikatakan Conrad benar adanya. Malam itu, dia meminta sang putri angsa untuk menceritakan kisahnya yang sebenarnya. Tetapi dia menolak untuk mengatakan apa-apa karena dia sudah sumpah kepada sang pembantu jahat hambanya sendiri. Raja menunjukkan, jika engkau mengatakan segalanya diatas kompor besi sendirian maka sumpahmu tidak akan menjadi apa-apa.
Dia sang putri setuju dengan usul sang Raja, dia pun lalu naik ke atas kompor dan Raja meninggalkan tempat tersebut, dia mendengarkan cerita kisah tersebut di ruangan luar dan saat Raja mendengarkan dari luar semua cerita tersebut kini dia mengerti dan paham siapa putri ini sebenarnya.
Sebagai Raja yakin dia telah mengatakan yang sebenarnya dia kemudian memilih pakaian yang cocok untuk sang putri dengan pakaian kerajaan, kini sang putri terlihat kembali pesonanya, putri yang cantik jelita dengan sebenarnya. Dia sang putri palsu dalam penyamaran kejahatannya telah terungkap, namun dia mengajukan syarat memilih hukuman beratnya "sendiri" yang akan dirasakan sebagai ganjaran akibat tindakkannya.
Setelah itu, sang pangeran dan sang putri pun menikah dan kemudian memerintah kerajaan mereka selama bertahun-tahun dan hidup bahagia. Sekian, terima kasih.
No comments:
Post a Comment