KATA PENGANTAR
Segalah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas rahmat dan petunjuknya, sehinggah makalah tentang “Persiapan
Kemerdekaan Indonesia” dapat diselesaikan sebagaimana mestinya dalam bentuk
yang sederhana dan masih dapat kekurangan yang masih memerlukan perbaikan
seperlunya. Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Guru Mata pelajaran IPS
dan teman-teman yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah
ini tidk dapat kami selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak oleh karena itu patutlah kiranya kami sampaikan rasa syukur dan ucapan
terimakasi kepada semua pihak yang telah membantu.
Makassar, 08 Maret 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penderitaan yang dialami bangsa
Indonesia selama penjajahan telah menimbulkan kesadaran bahwa hanya dengan
persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dapat memerdekakan diri dari penjajah.
Perjuangan bangsa Indonesia dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk
mengusir penjajah, baik dari kaum ulama, pelajar, dan mahasiswa. Persiapan
Kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan usaha yang gigih dan semangat tinggi.
Tokoh-tokoh penting berusaha keras dalam mempersiapkan kemerdekaan dan
merumuskan dasar negara.
Namun saat ini generasi muda kita
masih banyak yang belum menyadari pentingnya suatu persaudaraan.Itu bisa kita
utarakan berdasarkan fakta yang ada,masalah kecil saja bisa jadi masalah besar
yang memicu timbulnya suatu perselisihan.Entah apa penyebab semua itu sehingga
para generasi penerus bangsa semakin sulit untuk di atur.
Marilah kita teladani sikap dan
semangat dari para tokoh pejuang kita. Kalian sebagai generasi bangsa ikut
ambil bagian dalam perjuangan bangsa untuk membebaskan diri dari kebodohan.
Tugas kita untuk mengisi kemerdekaan dengan sikap dan semangat rajin belajar.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah upaya para pejuang kita dalam
mempersiapkan atau mencapai suatu kemerdekaan.
C. Tujuan Penulisan
Pembaca dapat mengetahui dan
menyadari betapa besarnya pengorbanan para pejuang kita untuk merdeka.
D. Mamfaat Penulisan
Sebagai sumber inspirasi,dan
pembelajaran yang dapat menambah wawasan bagi sipembaca untuk menyadari betapa
pentingnya kita meneladani sikap dan semangat juang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik
Perang Pasifik disebut juga Perang
Asia Timur Raya. Perang ini terjadi antara Jepang dengan Sekutu (yang termasuk
Tiongkok, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Belanda, dan Selandia
Baru). Dalam Perang Pasifik, Pulau Saipan jatuh ke tangan pasukan Amerika
Serikat. Keadaan ini terjadi pada bulan Juni 1944. Jatuhnya Pulau Saipan
menyebabkan posisi Jepang semakin terancam, karena di berbagai wilayah
peperangan Jepang selalu menemui kekalahan. Oleh karena itu, pada tanggal 9
September 1944 Perdana Menteri Koiso memberi janji kemerdekaan kepada rakyat
Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati rakyat Indonesia.
Tentara Jepang pada masa Perang
Pasifik semakin terdesak dan mengalami kekalahan. Pasukan Jepang yang berada di
Indonesia bersiap-siap mempertahankan diri. Selama masa pemerintahan Jepang di
Indonesia, pada tahun 1942–1945 Indonesia dibagi dalam dua wilayah kekuasaan.
Dua wilayah kekuasaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Wilayah komando angkatan laut yang berpusat di Makassar, meliputi
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
2. Wilayah komando angkatan darat yang berpusat di Jakarta, meliputi Jawa,
Madura, Sumatra, dan Malaya. Pusat komando untuk seluruh kawasan Asia Tenggara
terdapat di Dallat (Vietnam).
Setelah Sekutu berhasil menguasai
Pulau Irian dan Pulau Morotai di Kepulauan Maluku, maka tanggal 20 Oktober
Jenderal Douglas Mac Arthur menyerbu Kepulauan Leyte (Filipina), dan tanggal 25
Oktober Jenderal Douglas Mac Arthur mendarat di Pulau Leyte. Bulan Februari
1945 pasukan Sekutu berhasil merebut Pulau Iwo Lima di Jepang. Sejak saat itu
kekuatan tentara Jepang semakin lemah. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia,
Jepang mengizinkan Indonesia untuk mengibarkan bendera Merah Putih di samping
bendera Jepang. Lagu kebangsaan Indonesia Raya boleh dikumandangkan setelah
lagu Kebangsaan Jepang Kimigayo.
Menjelang akhir PD II, Jepang
mengalami banyak kekalahan. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan
Nagasaki dibom oleh Sekutu. Pada tanggal 11 Agustus 1945, Jepang memberikan
janji kemerdekaan yang disampaikan kepada tiga orang pemimpin Indonesia, yaitu
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Wedyodiningrat. Ketiganya diminta
mempersiapkan kemerdekaan. Dengan janji ini Jepang berharap, rakyat Indonesia
mau membantu Jepang yang semakin terdesak dan mengalami kekalahan di mana-mana.
Dalam situasi yang semakin kritis, pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan
tiga tindakan sebagai berikut.
1. Membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai.
2. Mempersiapkan lembaga latihan nasional (Kenkuko Gakuin) yang melatih
dan mendidik pemimpin negara yang baru.
3. Memperluas pembicaraan tentang kemerdekaan Indonesia. Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diketuai oleh Dr. Rajiman
Wedyodiningrat dan didampingi dua orang wakil yaitu Icibangase dan R.P.
Soeroso. Tugas pokok BPUPKI ialah menyiapkan organisasi pemerintahan yang akan
menerima kemerdekaan dari pemerintahan Jepang. Pada tanggal 28 Mei 1945
diadakan upacara pembukaan BPUPKI di Jalan Pejambon Jakarta atau tepatnya di
Gedung Cuo Sangi In. Dalam upacara tersebut Jepang diwakili oleh Jendral
Itagaki dan Nagano. BPUPKI menggelar sidang pertama pada tanggal 29 Mei – 1
Juni 1995 yang menyepakati bentuk negara republik dengan kepala negara dan
kepala pemerintahan dijabat oleh seorang presiden. Dalam rapat ini juga dibahas
dasar negara republik Indonesia serta mengenai pembentukan sebuah panitia yang
disebut Panitia Sembilan. Adapun anggota panitia sembilan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Ahmad Soebarjo
4. Abdul Kahar Muzakir
5. Abikusno Cokrosuyoso
6. K.H. Wahid Hasyim
7. Mohammad Yamin 8. Mr. A.A. Maramis 9. Haji Agus Salim
Sebelum janjinya terpenuhi, pada
tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita
kekalahan Jepang tersebut masih dirahasiakan. Tetapi salah seorang pemuda
Indonesia yaitu Sutan Syahrir mendengar lewat siaran radio luar negeri.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus golongan pemuda yang terdiri dari Wikana,
Sutan Syahrir, Darwis dan lain-lain mendesak Bung Karno untuk segera
mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini ditolak oleh para golongan tua
dengan alasan harus dibicarakan dalam sidang PPKI.
Golongan tua terdiri dari Bung Karno,
Bung Hatta, Ahmad Soebarjo, Dr. Rajiman dan sebagainya. Pada tanggal 16 Agustus
1945 Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan muda dibawa ke
Rengasdengklok. Tujuan mereka adalah mengamankan tokoh bangsa dari pengaruh
Jepang. Mereka meyakinkan Soekarno bahwa jepang telah menyerah dan para pejuang
telah siap untuk melawan Jepang, apa pun resikonya. Di Jakarta, golongan muda,
Wikana dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr.
Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di
Jakarta. Kemudian Yusuf Kunto diutus untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke
Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke
Jakarta. Mr. Ahmad Subardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak
terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka
langsung menuju ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No. 1 (sekarang
gedung perpustakaan Nasional-Depdiknas) yang diperkirakan aman dari Jepang.
Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan pada 16
Agustus. Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali bertemu dengan Letnan
Jenderal Moichiro Yamamoto, komandan Angkatan Darat pemerintahan militer Jepang
(Gunseikan) di Hindia Belanda dengan sepengetahuan Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang. Dari komunikasi
antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta
menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki
wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan. Setelah itu, mereka bermalam di
kediaman Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1). Pada pukul 02.00 WIB
malam itu diadakan rapat PPKI yang dipimpin oleh Bung Karno bertempat di
kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1 Jakarta untuk
merumuskan teks proklamasi dan membicarakan persiapan kemerdekaan Indonesia.
Perundingan antara golongan muda dan
golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung
pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di kediaman Soekarno,
Jln. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Naskah proklamasi disusun oleh tiga orang,
yaitu Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Soebarjo. Teks proklamasi terdiri dari
dua kalimat, yang ditulis oleh Bung Karno. Kalimat pertama dikutip oleh Mr.
Ahmad Soebarjo dari piagam Jakarta, kemudian Bung Hatta menyempurnakan dengan
kalimat kedua. Pada awalnya, para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi
menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak yang
masih menguasainya. Tetapi, mayoritas anggota PPKI tidak menyetujuinya. Pada
akhirnya, disetujuilah naskah proklamasi seperti adanya hingga sekarang. Para
pemuda juga meninginkan agar naskah proklamasi turut ditandatangani oleh enam
pemuda bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Mereka
beranggapan bahwa PPKI adalah wakil Jepang. Kemudian dicapailah kesepakatan
dengan menuliskan “atas nama bangsa Indonesia”. Naskah teks proklamasi disepakati
dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Naskah tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Penandatanganan teks proklamasi
dilakukan oleh dua tokoh tersebut atas usul Sukarni. Tokoh yang hadir dalam
pertemuan tersebut di antaranya Chairul Saleh, Sukarni, Sayuti Melik, B.M Diah,
Sudiro, dan tokoh-tokoh tua yang lain.
Sesuai janji Ahmad Soebarjo, esok
harinya Jumat 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, diadakan
upacara bendera dan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Tepat pukul 10.00 WIB Ir. Soekarno berpidato singkat dan membacakan teks
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Acara selanjutnya upacara pengibaran
bendera sang merah putih oleh S. Suhud dan Latief Hendraningrat yang diiringi
dengan lagu Indonesia Raya. Bendera tersebut dijahit oleh Ibu Fatmawati
Soekarno. Tokoh yang hadir di antaranya adalah Ki Hajar Dewantara, Dr.
Moewardi, A.A. Maramis, A.G. Pringgodigito dan tokoh-tokoh dari PPKI maupun
para pemuda. Pada saat itu yang hadir lebih dari seribu orang. Guna mengenang
jasanya maka Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dijuluki sebagai pahlawan proklamator
Indonesia.
Berita proklamasi di siarkan ke
seluruh dunia melalui Gedung Kantor berita ANTARA. Pada masa pendudukan Jepang,
ANTARA diganti namanya menjadi Yashima. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Kemerdekaaan yang kita nikmati
sekarang bukanlah hadiah dari pemerintah Jepang atau pemerintah Belanda.
Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia. Perjuangan bangsa
Indonesia mengusir penjajah sudah dimulai sejak penjajah menginjakkan kakinya
di bumi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan munculnya para tokoh atau pahlawan
yang berjuang melawan penjajah. Namun, perjuangan itu selalu mengalami
kegagalan karena tidak adanya rasa persatuan dan kesatuan. Masing-masing tokoh
berjuang untuk membela dan mempertahankan daerahnya sendirisendiri. Ir.
Soekarno dan Mohammad Hatta merupakan tokoh proklamator Indonesia. Keduanya
berjuang dengan sungguh-sungguh agar Indonesia dapat meraih kemerdekaannya.
Setelah Indonesia merdeka, Ir. Soekarno dijadikan presiden dan Mohammad Hatta
sebagai wakilnya. Untuk menghargai jasa kedua proklamator tersebut, pemerintah
membangun monumen proklamasi yang bertempat di Jakarta. Wage Rudolf Soepratman
dilahirkan di Purworejo pada 9 Maret 1903. W.R. Soepratman bekerja sebagai
wartawan di sebuah surat kabar Tionghoa–Melayu bernama Sin Po. Di surat kabar
itu, Soepratman mendapat tugas menulis perkembangan kebangsaan Indonesia.
Karena itu ia menjadi akrab dengan para tokoh gerakan kebangsaan di Jakarta.
Pada Kongres Pemuda I di Jakarta,
Soepratman mendapat tugas untuk meliputnya. Soepratman sangat terkesan dengan keputusan
tersebut sehingga ia menciptakan sebuah lagu dengan judul Indonesia Raya. Lagu
tersebut diperdengarkan pertama kali dalam acara penutupan Kongres Pemuda II
tanggal 20 Oktober 1928. Soepratman membawakan lagu Indonesia Raya dengan
khitmat dan diiringi dengan alat musik biola. Setelah Indonesia merdeka, lagu
Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Tetapi,
Wage Rudolf Soepratman tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.
Beliau meninggal dunia karena penyakit paru-paru tanggal 17 Agustus 1938. Hari
kelahiran Soepratman, 9 Maret oleh Megawati saat menjadi presiden Republik
Indonesia diresmikan sebagai Hari Musik Nasional. Hal tersebut dilakukan untuk
mengenang jasa-jasa beliau kepada bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa perang pasifik (Perang Asia Timur Raya) keadaan Jepang terdesak
bahkan mengalami kekalahan. Pasukan Jepang yang berada di Indonesia
bersiap-siap mempertahankan diri. Menjelang akhir PD II, Jepang mengalami
banyak kekalahan. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu.Dan masih di rahasiakan.
pada tanggal 15 Agustus golongan
pemuda yang terdiri dari Wikana, Sutan Syahrir, Darwis dan lain-lain mendesak Bung
Karno untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini ditolak oleh para
golongan tua dengan alasan harus dibicarakan dalam sidang PPKI.
1. Peristiwa Rengasdengklok (Jawa Barat)
2. Perumusan Teks Proklamasi
3. Detik-Detik Proklamasi
B. Saran
Marilah kita teladani sikap dan semangat dari para tokoh pejuang kita.
Tugas kita untuk mengisi kemerdekaan dengan sikap dan semangat rajin belajar
agar terhindar dari kebodohan
DAFTAR PUSTAKA
Crayonpedia(2009).Persiapan Kemerdekaan Indonesia Dan Perumusan DasarNegara.Fromhttp://www.crayonpedia.org/mw/PERSIAPAN_KEMERDEKAAN_INDONESIA_DAN_PERUMUSAN_DASAR_NEGARA_5.2_SITI_S,
No comments:
Post a Comment