KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran IPS tentang “sambutan rakyat indonesia terhadap proklamasi” semoga dengan membaca makalah ini, para pembaca
akan lebih memahami tentang
perjuangan indonesia khususnya proklamasi kemerdekaan. Terima kasih terkhusu
kami ucapkan untuk Guru mata pelajaran ini juga teman-teman yang ikut membantu
menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya Kritikan
dan saran yang membangun untuk kami demi kemajuan makalah ini sangat
diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan dan Kegunaan
penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Republik
Indonesia merdeka pada Jum'at tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia merdeka dengan
dibacanya proklamasi oleh Ir. Soekarni dan Drs. Mohammad Hatta sebagai
pendampingnya, yang bertempat di Jl. Pegangsaan Timur no. 56 di Jakarta Pusat.
Pada tanggal
06 Agustus 1945 sebuah bom atom meledak di kota Hirosima, Jepang yang pada saat
itu sedang menjajah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan terbentuklah BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa
jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang didirikan oleh pemerintah jepang
pada tanggal 29 april 1945 yang beranggotakan 63 orang. kemudian berganti pada
tanggal 07 Agustus 1945 menjadi PPKI (Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
atau dalam bahasa jepang disebut Dokuritsu Junbi inkai, dan pada tanggal 9
Agustus Bom atom kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat Negara Jepang
Menyerah Kepada Amerika Serikat.
Momen ini
dimanfaatkan Indonesia Untuk memproklamasikan kemerdekaannya. pada tanggal 10
Agustus 1945, Sutan syahrir mendengar lewat radio bahwa jepang telah menyerah
pada sekutu, yang membuat para pejuang Indonesia semakin mempersiapkan
kemerdekaannya. saat kembalinya Soekarno dari Dalat, sutan syahrir mendesak
kemerdekaan Indonesia. pada tanggal 15 agustus 1945 Jepang benar-benar menyerah
pada Sekutu. pada dini hari 16 Agustus 1945 Para pemuda membawa Soekarno beserta
Istri dan Anaknya dan Hatta dibawa ke rengasdengklok dengan tujuan agar
Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh jepang. di Jakarta Wikana dan Mr.
Ahmad Soebarjo menyetujui untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. maka
diutuslah Yusuf Kunto menjemput Soekarno dan keluarga dan juga Hatta. Soekarno
dan Hatta kembali ke jakarta ia dibawa ke rumah nishimura dan di bawa kembali
ke rumah Laksamana Maeda. untuk membuat konsep kemerdekaan. teks porklamasi pun
disusun pada dini hari yang diketik oleh sayuti melik. pagi harinya 17 Agustus
1945 di kediaman soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56. dan dibacalah teks
Proklamasi Itu pada pukul 10:00 WIB dan dikibarnya Bendera Merah Putih yang
dijahit oleh Istri Soekarno, Fatmawati. dan disambut gembira oleh seluruh rakyat
Indonesia.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengambil keputusan, mengesahkan UUD 1945, dan terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta terpilihnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Setelah
proklamasi terjadi reaksi dan sambutan rakyat indonesia pada berbagai daerah
yang akan kami bahas pada pembahasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Peristiwa
Proklamasi menimbulkan reaksi dari berbagai pihak terutama rakyat indonesia
dari berbagai daerah
C Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui
bentuk-bentuk reaksi dari rakyat indonesia di berbagai daerah
BAB II
PEMBAHASAN
Sambutan Rakyat Indonesia
terhadap Proklamasi Di berbagai tempat,
masyarakat dengan dipelopori para pemuda menyelenggarakan rapat dan demonstrasi
untuk membulatkan tekad menyambut kemerdekaan. Di Lapangan Ikada (Ikatan
Atletik Djakarta) Jakarta pada tanggal 19 September 1945 dilaksanakan rapat
umum yang dipelopori Komite Van Aksi. Lapangan Ikada saat ini terletak di
sebelah Selatan Lapangan Monas.
Makna rapat raksasa di
lapangan ikada bagi bangsa Indonesia, antara lain sebagai berikut.
- Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah republic Indonesia dengan rakyatnya.
- Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah republic Indonesia terhadap rakyatnya.
- Menambah kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasib dengan kekuatan sendiri.
- Rakyat mendukung pemerintahan baru yang baru terbentuk. Buktinya, setiap intruksi pimpinan mereka laksanakan.
Tindakan heroik di Surabaya
Para pemuda yang tergabung
dalam BKR berhasil merebut kompleks penyimpanan senjata jepang dan pemancar
radio Di Embong, Malang. Selain itu terjadi insiden bendera di Hotel
Yamato, Tunjungan Surabaya. Insiden itu terjadi ketika beberapa orang belanda
mengibarkan bendera merah putih biru di atap hotel. Tindakan tersebut
menimbulkan kemarahan rakyat. Rakyat kemudian menyerbu hotel, menurunkan, dan
merobek warna biru bendera itu untuk dikibarkan kembali. Insiden ini terjadi
pada tanggal 19 September 1945.
Tindakan heroik di Semarang
Pada tanggal 14 Oktober 1945
para pemuda bermaksud memindahkan 400 orang tawanan Jepang (Veteran Angkatan
Laut) dari pabrik gula cepiring menuju penjara bulu di Semarang. Akan
tetapi, ditengah perjalanan para tawanan itu melarikan diri dan bergabung
dengan kidobutai di Jatingaleh (Batalyon Setempat Dibawah Pimpinan Mayor Kido).
Situasi bertambah panas dengan
desas desus bahwa jepang telah meracuni cadangan air minum penduduk semarang
yang ada di candi. Untuk membuktikan kebenaran desas desus tersebut, dr.
karyadi sebagai kepala laboratorium pusat rumah sakit pusat (parusara)
melakukan pemeriksaan. Namun, yang terjadi dr. karyadi tewas di jalan
pandanaran, semarang. Tewasnya
dr. Karyadi menimbulkan kemarahan para pemuda
Semarang. Pada tanggal
15 0ktober 1945 pasukan kidobutai melakukan serangan ke kota
Semarang dan dihadapi oleh TKR dan laksar pejuang lainnya. Pertempuran
berlangsung selama lima hari dan mereda setelah pimpinan TKR berundingan dengan
pasukan jepang. Kedatangan pasukan sekutu di semarang pada tanggal 20 Oktober
1945 juga mempercepat terjadinya gencatan senjata. Pasukan sekutu akhirnya
menawan dan melucuti tentara jepang. Akibat pertempueran ini ribuan
pemuda gugur dan ratusan orang jepang tewas.
Untuk mengenang perestiwa itu,
di semarang di dirikan tugu muda dan nama Dr. Karyadi diabadikan menjadi nama
sebuah Rumah Sakit Umum Di Semarang.
Tindakan heroik di Aceh
Pada tanggal 6 Oktober 1945,
para pemuda dari tokoh masyarakat membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API).
Penguasaan pemerintah jepang memerintahkan pembubaran organisasi itu dan para
pemuda tidak boleh melakukan kegiatan perkumpulan. Atas peringatan jepang itu,
para pemuda menolak keras. Anggota API kemudian merebut dan mengambil alih
kantor-kantor pemerintahan. Di tempat-tempat yang telah mereka rebut para
pemuda mengibarkan bendera merah putih dan berhasil melucuti senjata tentara
jepang.
Tindakan heroik di Bali
Pada bulan Agustus 1945,
para pemuda Bali telah membentuk organisasi seperti Angkatan Muda Indonesia
(AMI) dan Pemuda Republic Indonesia (PRRI). Upaya perundingan untuk menegakan
kedaulatan RI telah mereka upayakan, tetapi pihak jepang selalu menghambat.
Atas tindakan tersebut pada tanggal 13 Desember 1945 para pemuda merebut
kekuasaan dari jepang secara serentak, tetapi belum berhasil karena
persenjataan jepang masih kuat.
Tindakan heroik di Kalimantan
Rakyat Kalimantan juga
berusaha menegakkan kemerdekaan dengan cara mengibarkan bendera Merah Putih,
memakai lencana Merah Putih, dan mengadakan rapat-rapat, tetapi kegiatan ini
dilarang oleh pasukan Sekutu yang sudah ada di Kalimantan. Rakyat tidak
menghiraukan larangan Sekutu, sehingga pada tanggal 14 November 1945 di
Balikpapan (Depan Markas Sekutu) berkumpul lebih kurang 8.000 orang dengan
membawa bendera Merah Putih.
Tindakan heroik di Palembang
Rakyat Palembang dalam
mendukung proklamasi dan menegakkan kedaulatan Negara Indonesia dilakukan dengan
jalan mengadakan upacara pengibaran bendera Merah Putih pada tanggal 8 Oktober
1945 yang dipimpin oleh dr.A.K.Gani.
Pada kesempatan itu diumumkan
bahwa Sumatra selatan berada dibawah kekuasaan RI. Upaya penegakkan kedaulatan
di Sumatra selatan tidak memerlukan kekerasan, karena Jepang berusaha
menghindari pertempuran.
Tindakan heroik di Bandung
Para pemuda bergerak untuk
merebut untuk merebut Pangkalan Udara Andir (sekarang Bendara Husein
Sastranegara) dan gudang senjata dari tangan Jepang.
Tindakan heroik di Makasar
Gubernur Sam
Ratulangi menyusun pemerintah pada tanggal 19 Agustus 1945. Sementara itu, para
pemuda bergerak untuk merebut gudang-gudang penting seperti stsiun radio dan
tangsi polisi.
Tindakan heroik di Sumbawa
Bentrokan fisik antara pemuda dan
antara Jepang terjadi di Gempe, Sape, dan Raba.
Tindakan heroik di Sumatra
selatan
Pada tanggal 8 Oktober 1945
rakyat mengadakan upacara pengibran bendera Merah Putih. Pada tanggal itu juga
diumumkan bahwa Sumatra selatan berada dibawah kekuasaan RI.
Tindakan heroik Lampung
Para pemuda yang tergabung
dalam API (Angkatan Pemuda Indonesia) melucuti senjata Jepang di Teluk Betung,
Kalianda, dan Menggala.
Tindakan heroik di Solo
Para pemuda melakukan
pengepungan markas Kempetai Jepang, sehingga terjadilah pertempuran. Dalam
pertempuran itu, seorang pemuda bernama Arifin gugur.
Palagan Ambarawa
Pada tanggal 20 0ktober 1945,
tentara sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethellm mendarat di semarang dengan
maksud mengurus tawanan perangdan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah.
Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA. Kedatangan sekutu ini mulanya
disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah Mr Wongsonegoro menyepekati akan
menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu,
sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik
Indonesia. Namun,
ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan magelang untuk
membebasakan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah
dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden
bersenjata timbul di kota Magelang, hingga terjadi pertempuran. Di Magelang,
tentara Sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti Tentara
Keamanan Rakyat dan membuat kekacauan. TKR Resimen Magelang dipimpin Letkol.
M.Sarbini membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari
berbagai penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan
Presiden Sukarno yang berhasil memenangkan susasana. Kemudian pasukan Sekutu
secara diam-diam meninggalkan Kota Magelang menujunke benteng Ambarawa. Akibat
peristiwa tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol M. Sarbini
segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan mundur tentara Sekutu
tertahan di Desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah
pimpinan Oni Sastrodihardjo yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa,
Suruh dan Surakarta. Tentara Sekutu kembali dihadang oleh Batalyon 1
Soerjosoempeno di Ngipik. Pada saat pengunduran, tentara Sekutu mencoba menduduki
dua desa di sekitar Ambarawa. Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol.
Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut, namun ia keburu gugur
terlebaih dahulu. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, komandan Divisi 5 Banyumas,
Kol Soedirman merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya dan ia langsung
turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Kehadiran Kol Soedirman
memberikan napas baru kepada pasukan-pasukan RI. Koordinasi diadakan diantara
komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat
yang diterapkan adalah serakan pendadakan serentak di semua sektor. Bala
bantuan terus mengalir dari Yogyakarta, Solo, Salatiga, Purwokerto, Magelang,
Semarang, dll
Tanggal 23 November 1945
ketika matahari mulai terbit, mulailah tembak menembak dengan pasukan sekutu
yang bertahan di kompleks gereja dan kerkhop Belanda di Jl. Margo Agoeng.
Pasukan Indonesia terdiri dari Yon. Imam Androgi, Yon. Soeharto, dan Yon.
Soegang. Tentara Sekutu mengarahkan tawanan-tawanan Jepang dengan diperkuat
tanknya, menyusup ke tempat kedudukan indonesia dari arah belakang, karena itu
pasukan Indonesia indah ke Bedono.
Setelah bertempur selama empat
hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil
merebut Ambarawa dan sekutu dibuat mundur ke Semarang. Kemenangan pertempuran
ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan
diperingati hari jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika
Peristiwa Bandung lautan api
Peristiwa bandun lautan api
adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota bandung pada 24 Maret
1946. Dalam waktu tujuh jam sekitar 200.000 penduduk bandung membakar rumah
mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan bandung. Hal ini
dilakukan untuk mencegah tentara sekutu dan tentara NICA belandauntuk dapat
menggunakan kota bandung sebagai markas strategis militer dalam perang
kemerdekaan indonesia.
Peristiwa Medan Area
Pada tanggal 9 November 1945,
pasukan sekutu di bawah pimpinan brigadril jendral T.E.D. kelly mendarat di
sumatra utara yang diikuti oleh pasukan NICA. Pemerintah repuklik indonesia di
sumtra utara memperkenangkan mereka untuk menepati beberapa hotel yang terdapat
di mota medan. Selanjutnya mereka di tempatkan di Binjai, tanjung lapangan.
Sehari setelah mendarat, tim RAPWI mendatangi kamp-kamp tawanan yang ada di
medan atas persetujuan gubernur M. Hasan. Kelompok itu langsung di bentuk
menjadi medan batalion KNIL. Dengan adanya kekuatan itu,ternyata bekas tawanan
menjadi arogan dan sewenag-wenang sehingga memancinng munculnya insiden.
Insiden pertama terjadi tanggal 13 oktober 1945 di jalan bali, medan. Insiden
itu berawal dari ulah penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana
merah putih. Akibatnya hotel itu di serang dan di rusak oleh kalangan pemuda.
Dampak dari insiden itu menjalar ke beberapa kota lain seperti peatang siantar
dan bras tagi. Pada tanggal 10 oktober 1945 di bentuk TKR sumatra timur
dengan pepimpinnya Achmad Tair. Selanjutnya di adakan pemanggilan bekas giugan
dan heihi ke sumtara timur. Di samping TKR, terbentuk juga badan-badan
perjuangan yang sejak tanggal 15 oktober 1945 menjadi pemuda repuklik indonesia
sumtara timur dan kemudian berganti nama menjadi Pesindo.
Sementara iti pada tanggal 1
desember 1945,pihak sekutu inggris memasang papan-papan yang bertuliskan “fixed
boundaries medan area” di daerah-daerah pinggiran kota medan. Sejak saat itu
nama medan area menjadi terkenal.inggris bersama NICA melakukan aksi terhadap
unsur-unsur R.I di medan. Bahkan pada tanggal 10 desember 1945 mereka berusaha
menghancurkan konsentrasi TKR di trepes. Aksi tersebut tentu saja mendapat
perlawan yang sengit dari pemuda medan.
Dengan terjadinya peristiwa
seprti itu, brigadir jendral T.E.D kelly kembali mengancam para pemuda agar
menyerahkan senjata yang mereka miliki dan jika tidak akan di tembak mati.
Peristiwa hotel yamato
Insiden perobeka bendera di
hotel yamato ini merupakan awal dari rentetan perlawanan yang di lakukan oleh
arek-arek suroboyo. Peristiwa ini bermula dari di [asangnya bendera belanda
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang di komando lamgsung oleh Mr. W.V.Ch
ploegman. Peristiwa ini di lakikan sekitar pulul 21:00 pada tanggal 18 oktober
1945.
Pemasangan bendera ini
tampaknya tidak di ketahui oleh para pemuda dan tanpa sepengetahuan dan
persetujuan dari pemerintah R.I di surabaya. Meskipun pihak belanda memasang
bendera di malam hari, tampaknya usaha itu nihil. Keesokan harinya tanggal 19
oktober 1945 sekelompok pemuda melihat berkibarnya bendera belanda itu, tak
kuat menahan amarah. Hanya beberpa jam setelah mereka melihat berkibarnya
bendera belanda itu, jalannan sesak oleh segerombolan masa yang marah atas ulah
yang di lakukan oleh pemerintah kolonial belanda itu.
Jalan tunjangan yang nerupakan
jaln pusat kota itu bagaikan kerimunan semut, banyak dari kalangan
pemuda,pelajar,maupun dari golongan dewasa yang berkumpul,guna protes atas ulah
yang di lakukanya. Residen sudirman yang merupakan wakil dari keresidenan
daerah surabaya itu langsung menemui ploegman dengan di dampongi oleh sidik dan
hariono. Mereka bertujuan untuk melakukan perundingan dengan pihak belanda ntuk
menurunkan bendera tri warna tersebut. Tampaknya usaha yang dilkukan sudirman
sia-sia, ploegman dengan nada keras dan mengangkat senjata revolvernya menjawab
”tentara sekutu telah menang, dan belanda merupakan sekutu,maka sekarang
pemerintah hindia belanda berhak atas indonesia! Republik indonesia tidak kami
akui”.
Merasa usaha yang di lakukan
gagal dengan yang di sertai perasaan amarah yang begitu kuat,sidik dan harianto
mengambil langkah yang mengejutkan. Sidik langsung menendang revolver yang di
pengang oleh ploegman hingga terpental dan menyebabkan letusan tanpa mengenai
korban. Sementara harianto menyeret sudirman dari rauanga tersebut,namun sidik
masih terus melakukan pergulatan dengan ploegman dan mencekiknya hingga tewas.
Setelah letusan pistol milik poegman tersebut menyebabkan bebrapa sidik hingga
tersunggkur ke tanah. Mengetahui kondisi yang sepert ini akhirnya para pemuda
yang di luar hotel merengsek masuk ke hotel,hingga perkelahian tak dapat di
hindarkan. Sementara itu hariono dengan kusno wibowo di bantu dengan beberapa
pemuda melakukan pemanjatan guna menurunkan bendera tri warna tersebut. Setelah
berhasil menurunkanya mereka merobek bendera yang bagian biru hingga akhirnya
berkibarlah bendera merah putih. Pekik “merdeka” di lontarkan oleh mereka
sebagai tanda kehormatan dan kedaulatan dari Indonesia.
Pertempuran lima hari di Semarang
Dengan meyerhnya jepang
terhadap sekutu pada tanggal 15 agustus 1945dan di susul dengan di proklamarkan
republik indonesia 17 agustus 1945, maka seharusnya tamatlah kekuasaan jepang
di indonesia. Dan di tunjuknya Mr wongsonegoro sebagai penguasa republik di
jawa tengah dan pusat pemerintahnya di semarang, maka adalah kewajiban
pemerintah di jawa tengah mengambil alih kekuasaan yang selama ini di pegang
jepang, termasuk bidang pemerintahan, keaamanan, dan ketertibannya. Maka
terbentuklah badan keaamanan rakyat (BKR) yang kemudian menjadi tentara
keamanan rakyat (TKR).
Di beberapa tempat di jawa
tengah telah terjadi pula kegiatan perlicutan senjata jepang tanpa kekerasan
antara lain di banyumas, tapi terjadi kekerasan di ibukota semarang. Kido butai
(pusat ketentaraan jepang di jatingaleh) nampak tidak memberikan persetujuaanya
secara menyeluruh, meskipun di jamin oleh gubernur wonsonegoro, bahwam sejata
tersebut tidak untuk melawan jepang. Permintaan yang berulang ulang Cuma
menghasilkan senjata yang tak seberapa, dan itu pun snjata-senjata yang agak
usang. Kecurigaan
BKR dan pemuda semarang semakin bertambah, setelah sekutu mulai mendaratkan
pasukannya di pulau jawa.
Pihak indonesia khawatir
jepang akan menyerahkan senjata-senjatanya kepada sekutu, dan berpendapat
kesempatan memperoleh senjata harus dimanfaatkan sebelum sekutu mendarat di
semarang.karna sudah pasti pasukan belanda yang bergabung dengan sekutu akan
ikut dalam pendaratan itu yang tujuannya menjajah indonesia lagi. Pertempuran lima hari di semarang
ini dimulai menjelang minggu malam tanggal 15 oktober 1945. Keadaan kota
semarang sangatlah mencekam apalagi di jalan jalan dan kampung kampung di mana
ada pos BKR dan pemuda tampak keaadan siap. Pasukan pemuda terdiri dari
beberapa kelompok yaitu BKR, Polisi istimewa,AMRI, AMKA (angkatan muda kereta
api) dan organisasi para pemuda lainnya. Dapat pula kita tambahkan di sini,
bahwa markas jepang di bantu oleh pasukan jepang sebesar 675 orang,yang mereka
dalam perjalanan dari irian ke jakarta,tapi karena persoalan logistik,pasukan
ini singgah ke semarang. Pasukan ini merupakan pasukan tempur yang mempunyai
pengalaman di medan perang irian. Keaadan kontras sekali, karena para pemuda
pejuang kita harus menghadapi pasukan jepang yang berpengalaman tempur dan
lebih lengkap persenjataanya , sementara kelompok pasukan pemuda belum pernah
bertempur, dan hampir-hampir tidak bersenjata. Juga sebagian besar belum
pernah mendapat latihan,kecuali di antaranya pasukan polisi intimewa, anggota
BKR, dari ex-PETA dan Heihoyang pernah mendapat pendidikan dan latihan militer,
tapi tanpa pengalaman tempur. Pertempuran lima hari di semarang ini diawali
dengan berontakan 400 tentara jepang yang bertugas membangun pabrik senjata di
cepiring dekat semarang. Pertempuran antara pemberontak jepang melawan pemuda
ini berkorban sejak dari cepiring (kl 30 km sebelah barat semarang) hingga
jatingaleh yang terletak di bagian atas kota. Di jatingaleh ini pasukan jepang
yang dipukul mundur menggabungkan diri dengan pasukan kidobutai yang memang
berpangkalan di tempat tersebut.
Suasana kota semarang menjadi
panas. Terdengar bahwa pasukan kidobutai jatingaleh akan segera mengadakan
serangan balasan terhadap para emuda indonesia. Situasi hangat bertambah panas
dengan meluasnya desas-desus yang menggelisahkan masyarakat, bahwa cadangan air
minum di candi (Siranda) telah diracuni. Pihak jepang yang disangka telah
melakukan peracunan lebih memperuncing keadaan dengan melecuti delapan orang
polisi indonesia yang menjaga tempat tersebut untuk menghidarkan peracunan
cadangan air minum itu. Dr. Karyadi, kepala laboratorium pusat rumah
sakit rakyat (perusara) ketika mendengar berita ini langsung meluncur ke
siranda untuk mengecek kebenarannya. Tetapi beliau tidak pernah sampai tujuan,
jenazahnya ditemukan di jalan spandanaran semarang, karena dibunuh tentara
jepang (namanya diabadikan menjadi RS di semarang).
Keesokan harinya 15 oktober
1945 jam 03:00 pasukan kidobutai benar-benar melancarkan serangannya ke
tengah-tengah kota semarang. Markas BKR kota semarang menepati kompleks bekas
sekolah MULO di mugas (di belakang bekas pom bensin pandaran). Dibelakangnya
terdapat sebuah bukit rendah dari sinilah di waktu fajar kidobutai melancarkan
serangannya mendadak berkas BKR secara tiba-tiba mereka melancarkan serangan
dari dua jurusan dengan tembakan mesin gancar, diperkirakan pasukan jepang yang
menyerang nerjumlah 400 orang. Setelah memberikan perlawanan setengah jam
pimpinan BKR akhirnya menyadari markasnya tak mungkin dapat mempertahankan lagi
dan untuk menghindari kepungan tentara jepang, pasukan BKR mengundurkan diri
meninggalkan maarkasnya. Pertempuran ini dimulai pada 15 oktober 1945 – 20
oktober 1945
BAB III
PENUTUP
Dalam
menyambut Proklamasi kemerdekaan Indonesia, rakyat mengartikan bahwa bangsa
Indonesia telah bebas dari penjajahan, oleh karena itu hal-hal yang menyangkut
tentang keamanan dan pemerintahan negara Indonesia itu menjadi tanggung jawab
bangsa Indonesia sendiri. Untuk itu maka para pemuda berusaha mengambil alih
kekuasaan dari tangan Jepang dengan sasaran :
- menduduki
kantor-kantor pemerintah
- menurunkan
bendera Hinomaru dan menggantikan dengan bendera Merah Putih.
- pencarian senjata dan
lain-lain dan menjaga kemungkinan segala hal, yang ingin
menggagalkan kemerdekaan.
No comments:
Post a Comment