BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber daya alam adalah semua potensi alam, baik berupa benda mati maupun
makhluk hidup, yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Penting bagi kita untuk mengetahui klasifikasi
sumberdaya, potensi dan persebaran sumber daya alam keutanan, pertambangan,
kelautan, dan pariwisata di indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa saja klasifikasi sumber daya?.
Apa saja potensi dan persebaran sumber daya alam kehutanan, pertambangan,
kelautan, dan pariwisata di indonesia?.
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui Apa saja klasifikasi sumber daya.
Untuk mengetahui Apa saja potensi dan persebaran sumber daya alam
kehutanan, pertambangan, kelautan, dan pariwisata di indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
A. KLASIFIKASI SUMBER DAYA
1. SUMBER DAYA ALAM
BERDASARKAN PEMANFAATANNYA
Berdasarkan bagian atau
bentuk yang dapat dimanfaatkan, sumber daya alam diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Sumber Daya Materi,
Yaitu sumber daya alam yang berbentuk materi. Contohnya mineral magnetit,
limonit, siderit. Mineral-mineral tersebut dapat dilebur menjadi baja.
b. Sumber Daya Hayati,
Yaitu sumber daya alam yang berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan
tumbuhan.
c. Sumber Daya Energi,
Yaitu sumberdaya alam yang berguna untuk menghasilkan energi. Contohnya, bahan
bakar fosil, gas alam, batu bara.
d. Sumber Daya Ruang,
Yaitu ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas
hidup.
e. Sumber daya waktu,
yaitu keterkaitan waktu dengan pamanfaatan sumber daya alam lainnya.
Contohnya, air sulit didapatkan pada musim kemarau sehingga perkembangan
tanaman pertanian terganggu.
2. SUMBER DAYA ALAM BERDASARKAN PEMBENTUKAN DAN
KELESTARIANNYA
Berdasarkan pembentukannya, sumber daya alam dapat ddiklasifikasikan
sebagai berikut.
a. Sumber daya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources).
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan dapat dibentuk kembali oleh
alam dalam siklus yang relatif cepat. Contoh : air, udara, tanah
b. Sumber daya alam yang
tidak dapat diperbarui (unrenewable resources)
Sumber daya alam jenis ini terdapat dalam jumlah yang sangat terbatas
karena tidak ada penambahan jumlah dan proses pembentukannya memerlukan waktu
ribuan hingga jutaan tahun.
B. POTENSI DAN PERSEBARAN
SUMBER DAYA ALAM
1. POTENSI DAN PERSEBARAN
SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN
Hutan merupakan
suatu wilayah yang mana menjadi tempat tumbuhnya pohon- pohon dan jenis tanaman
yang lain. Pengertian hutan tidak hanya berhenti sesederhana itu. Hutan juga
bisa dikatakan sebagai ekosistem yang mejadi tempat hidup dan berinteraksi bagi
hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Hutan terdiri dari tiga bagian utama, yakni
bagian atas, bagian permukaan tanah dan bagian di bawah tanah. Di bagian atas
hutan terdapat kanopi alami yakni dedaunan pohon yang tumbuh lembat. Di
permukaan tanah hutan terdapat guguran daun- daun kering serta ditumbuhi semak-
semak dan rerumputan. Sedangkan di bagian bawah tanah hutan terdapat unsur
hara, akar tanaman, sumber mata air dan juga dihuni mikroorganisme. Hutan bisa ditemukan di
wilayah dengan iklim tropis, dataran rendah dan juga dataran tinggi (baca :
Jenis Jenis Hutan Berdasarkan Iklim). Terdapat berbagai jenis hutan diantaranya
adalah hutan gugur, hutan sabana, hutan heterogen, hutan homogen, hutan mangrove,
hutan buatan dan hutan hujan tropis. Indonesia sebagai negara yang berada di
garis khatulistiwa mempunyai hutan hujan tropis yang selalu lembab sepanjang
tahun. Keanekaragaman hayati yang berada di dalam hutan hujan tropis sangatlah
tinggi. Hal ini menjadi potensi sumber daya alam tersendiri bagi Indonesia.
Potensi sumber daya hutan dapat berupa kayu dan non kayu.
a. Kayu
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hutan ditumbuhi oleh pepohonan
berkayu. Potensi hutan berupa kayu ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan, bahan baku kertas, bahan baku industri meubel dan lain sebagainya
(baca : Pemanfaatan Hutan). Setidaknya terdapat 4000 jenis kayu yang
keberadaannya tersebar di nusantara. Lebih dari 250 jenis kayu tersebut
merupakan kayu dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Diantara jenis – jenis
kayu tersebut adalah :
• Kayu jati
Potensi hutan berupa kayu yang pertama adalah kayu jati. Nama latin dari
pohon yang menghasilkan jenis kayu ini adalah Tectona grandis. Pohon jati
tumbuh di hutan buatan maupun hutan alami yang memiliki curah hujan berkisar
antara 1.500 sampai 2000 mm per tahun. Jati dapat tumbuh di dataran tinggi
maupun dataran rendah yang tidak digenangi air. Persebaran hutan jati di
nusantara meliputi beberapa daerah seperti Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Bali.
Di Pulau Jawa sendiri, persebaran jati paling banyak terdapat di Jawa Tengah
dan Jawa Timur.
Kayu jati memiliki tekstur yang keras dan awet karena terdapat minyak di
dalamnya. Hal ini membuat kayu jati banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk
membuat interior rumah. Selain sebagai interior rumah, kayu jati juga digunakan
sebagai atap dan tiang penyangga rumah- rumah tradisional jawa. Kayu jati
yang sudah diolah juga bisa dimanfaatkan untuk membuat kapal dan konstruksi jembatan.
Semua manfaat yang bisa diperoleh dari kayu jati membuat kayu ini memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. (baca juga : Pemanfaatan Sumber Daya Alam)
• Kayu meranti
Kayu meranti terkenal di kalangan pertukangan dan perdagangan kayu.
Terdapat berbagai jenis pohon meranti yang diantaranya adalah meranti hitam
batang, balangeran, tengkawang gunung, dan meranti buaya bukit. Jenis- jenis
pohon meranti tersebut menghasilkan kayu meranti merah. Persebarannya meliputi
hutan- hutan di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Kayu meranti sering dimanfaatkan
sebagai kayu konsrtuksi, penyekat ruangan dalam bangunan, bahan pembuatan
meubel dan berbagai interior dalam rumah. Selain menghasilkan kayu, pohon
meranti juga menghasilkan resin, yaitu sejenis getah yang keluar dari batang
pohon. Resin ini selanjutnya akan dibahas dalam potensi hutan non kayu.
• Kayu cendana
Kayu cendana dihasilkan dari pohon dengan nama latin Santalum album yang
ditemukan di Nusa Tenggara Timur. Meski demikian, persebaran cendana sekarang
sudah meliputi hutan- hutan di daerah Jawa dan keseluruhan Nusa Tenggara. Kayu
cendana ini sudah menjadi barang langka sehingga harganya menjadi begitu mahal.
Kayu cendana memiliki aroma yang wangi. Itulah nilai lebih dari kayu cendana
dibandiingkan jenis kayu lainnya. Pemanfaatan kayu cendana diantaranya
adalah sebagai bahan pembuatan dupa & aroma terapi, sebagai campuran
parfum, serta bahan pembuatan sarung keris.
• Kayu akasia
Akasia memiliki nama latin Acacia mangium. Kayu akasia banyak ditemukan di
hutan- hutan Jawa Barat. Pada awalnya, kayu akasia dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan kertas. Banyak pabrik kertas yang mencari pohon akasia dengan usia
berkisar antara 3 sampai 5 tahun. Perkembangan selanjutnya, kayu akasia juga
digunakan sebaga bahan baku pembuatan furnitur. Hal ini membuat permintaan kayu
akasia oleh industri meubel maupun kertas semakin meningkat.
b. Non Kayu
Meskipun potensi hutan dominan dengan kayu, tetapi ada juga potensi lain
dari hutan yang tak kalah bermanfaat (baca : Manfaat Hutan). Potensi hutan ini
juga termasuk dalam sumber daya alam biotik yang dapat terus diperbaharui (baca
juga : Contoh Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui). Beberapa hasil hutan
non kayu adalah madu, buah- buahan, jamur, damar, rotan, sagu, sutera dan lain
sebagainya. Berikut adalah penjelasan singkat dari masing- masing contoh
potensi hutan non kayu.
• Buah- buahan – Terdapat berbagai jenis buah- buahan
yang bisa diperoleh dari hutan. Diantara buah- buahan yang bisa ditemukan di
hutan adalah buah durian, buah bery, buah kaktus pir berduri, jambu monyet,
buah ara, markisa, buah keramu dan lain sebagainya.
• Madu – Cairan kental yang diperoleh dari sarang lebah
ini kaya akan manfaat. Madu asli hutan biasanya dijadikan obat herbal dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
• Karet – Potensi hutan non kayu yang satu ini sebenarnya
adalah getah dari pohon yang biasa kita sebut pohon karet. Penghasil karet ini
sebetulnya adalah para atau Hevea brasillensis. Nilai ekonomis karet juga
tergolong tinggi karena karet banyak digunakan diberbagai industri seperti
industri pembuatan ban.
• Rempah- rempah – Jenis rempah- rempah yang dihasilkan
hutan diantaranya adalah kayu manis, pala, cengkih dan vanila. Hutan di Maluku
banyak menghasilkan rempah- rempah yang sering diperdagangkan sejak zaman
dahulu. Karena rempah- rempah ini lah dulu Indonesia menjadi negara tujuan
penjajahan Portugis dan Belanda.
• Rotan – Batang rotan mempunyai panjang puluhan meter
dan banyak dimanfaatkan untuk membuat interior rumah. Sebelum diolah, rotan
harus dibersihkan terlebih dahulu karena rotan mempunyai pelepah yang berduri.
Sebagian besar rotan di Indonesia dihasilkan dari hutan yang berada di daerah
Sumatera, Jwa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
• Sagu – Potensi hutan non kayu yang berbentuk tepung ini
berasal dari proses pengolahan batang pohon sagu. Penduduk Indonesia bagian
timur menjadikan sagu sebagai bahan makanan pokok. Masyarakat Maluku dan Papua
biasanya memanen sagu dari hutan kemudian mengolahnya menjadi masakan bernama
papeda.
2. POTENSI DAN PERSEBARAN SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN
Indonesia merupakan
salah satu negara di dunia yang kaya akan bahan tambang. Beraneka bahan tambang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Aktivitas
pertambangan telah menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia.
a. Minyak Bumi dan Gas
Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak
dipakai untuk keperluan industri, tranportasi, dan rumah tangga. Saat ini telah
dikembangkan sumber energi alternatif, misalnya bioenergi dari beberapa jenis
tumbuhan dan sumber energi lainnya, seperti energi matahari, angin, dan
gelombang. Namun, produksi energi dari sumber energi alternatif masih terbatas
jumlahnya. Cadangan minyak bumi Indonesia terus berkurang seiring dengan
pengambilan atau eksploitasi yang terus dilakukan. Ada yang memperkirakan dalam
kurun waktu 14 tahun ke depan, cadangan tersebut akan habis dan Indonesia
terpaksa harus membeli atau mengimpor dari negara lain. Hal itu tidak akan
terjadi dengan cepat jika ditemukan cadangan baru yang diperkirakan masih
besar. Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan masih cukup besar. Adapun
sebaran penghasil minyak pada sejumlah pulau di Indonesia sebagai potensi
sumber daya tambang di Indonesia dapat dilihat pada data berikut ini.
Sumatra : Pereula dan Lhokseumawe (Aceh Darussalam), Sungai Pakning dan
Dumai (Riau), Plaju, Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatra Selatan)
Jawa : Jati Barang Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta (Jawa Timur),
Cepu, Cilacap (Jawa Tengah).
Kalimantan : Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam
(Kalimantan Timur), Rantau, Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan).
Maluku : Pulau Seram dan Tenggara
Papua : Klamono, Sorong, dan Babo
b. Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang
telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang
menyusunnya terutama adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Batu bara digunakan
sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan batu
bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga
(memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur,
bijih besi dan baja, industri kimia, dan lain-lain. Cadangan batu bara
Indonesia hanya 0,5% dari cadangan batu bara dunia. Namun, dilihat dari
produksinya, cadangan batu bara Indonesia merupakan yang ke-6 terbesar di dunia
dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di
sejumlah pulau, yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara sebagai potensi
sumber daya tambang di Indonesia di kedua pulau tersebut sangat besar.
Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah
Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra
Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).
c. Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium.
Bauksit bermanfaat untuk industri keramik, logam, kimia, dan matulergi.
Indonesia memiliki bauksit sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia
yang cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil
pertambangan bauksit dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan sebagian
lainnya diekspor. Bauksit ditambang di daerah Riau (Pulau Bintan) dan
Kalimantan Barat (Singkawang).
d. Pasir Besi
Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen.
Aktivitas penambangan pasir besi sebagai potensi sumber daya tambang di
Indonesia dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok,
Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan
Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).
e. Emas
Emas umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Berdasarkan data Tekmira ESDM,
produksi emas Indonesia pada tahun 2003 mencapai 141.019 ton. Emas ditambang di
Jawa Barat (Cikotok dan Pongkor), Papua (Freeport, Timika), Kalimantan Barat
(Sambas), Nanggroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang
Mongondow, Minahasa), Riau (Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).
f. Timah
Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera
mata, dan lain-lain. Aktivitas penambangan timah sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau
Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.
g. Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri
konstruksi, pesawat terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah,
mesin-mesin pertanian, pengatur suhu ruangan, dan lain-lain. Aktivitas
penambangan tembaga terdapat di Papua oleh PT. Freeport.
h. Nikel
Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada industri logam.
Nikel sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang di daerah
Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang memiliki potensi nikel adalah
Papua dan Maluku.
i. Aspal
Aspal digunakan sebagai bahan utama untuk membuat jalan. Aspal sebagai
potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang di Pulau Buton, Sulawesi
Tenggara.
j. Mangan
Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai
kering, keramik, gelas, dan sebagainya. Mangan sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan
(Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan). Belerang
k. Belerang
Belerang sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia banyak ditemukan
di Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa Barat.
l. Marmer
Marmer terbentuk dari proses malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan
tekanan bekerja pada batu gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari
dalam bumi. Marmer banyak digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding,
lantai rumah, dan lain-lain. Marmer sebagai potensi sumber daya tambang di
Indonesia ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.
m. Yodium
Yodium digunakan sebagai bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol,
kesehatan, herbisida, industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar
lebih sehat. Yodium sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang
di Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).
3. POTENSI DAN PERSEBARAN
SUMBER DAYA ALAM KELAUTAN
Sumber daya laut adalah
unsur hayati dan non hayati yang terdapat di wilayah laut. Luas laut Indonesia
mencakup 2/3 dari seluruh luas wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta km2. Di dalam
laut tersebut, tersimpan kekayaan alam yang luar biasa besarnya. Potensi sumber
daya laut Indonesia tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang seperti
minyak bumi, nikel, emas, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang
berada di bawah permukaan laut. Kekayaan yang dapat dimanfaatkan dari sumber
daya laut yang lain adalah sumber daya alam berupa mangrove, terumbu karang,
dan lain-lain. Sumber daya tersebut dikenal dengan sumber daya pesisir.
a. Perikanan
Budi Daya Ikan Sumber daya perikanan laut adalah salah satu potensi
sumber daya laut di indonesia yang sejak dulu telah dimanfaatkan penduduk. Laut
Indonesia memiliki angka potensi lestari yang besar, yaitu 6,4 juta ton per
tahun. Yang dimaksud dengan potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan
yang masih memungkinkan bagi ikan untuk melakukan regenerasi hingga jumlah ikan
yang ditangkap tidak mengurangi populasi ikan. Berdasarkan aturan
internasional, jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah 80% dari potensi
lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. Kenyataannya, jumlah
hasil tangkapan ikan di Indonesia belum mencapai angka tersebut. Ini berarti
masih ada peluang untuk meningkatkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Jika
dibandingkan sebaran potensi ikannya, terlihat adanya perbedaan secara umum
antara wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur. Di Indonesia bagian Barat
dengan rata-rata kedalaman laut 75 meter, jenis ikan yang banyak dtemukan
adalah ikan pelagis kecil. Kondisi agak berbeda terdapat di kawasan Indonesia
Timur dengan rata-rata kedalaman laut mencapai 4.000 m. Di kawasan Indonesia
bagian Timur, banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti cakalang dan tuna.
Selain ikan yang tersedia di lautan, penduduk Indonesia juga banyak yang
melakukan budi daya ikan, terutama di daerah pesisir. Di pantai utara Pulau
Jawa, banyak masyarakat yang mengembangkan usaha budi daya ikan dengan
menggunakan tambak. Jenis ikan yang dikembangbiakkan disana adalah ikan bandeng
dan udang. Selain ikan, kekayaan laut Indonesia juga berada di wilayah-wilayah
pesisir berupa hutan mangrove, rumput laut, padang lamun, dan terumbu karang.
Indonesia memiliki lebih dari 13 ribu pulau sehingga garis pantainya sangat
panjang. Garis pantai Indonesia panjangnya mencapai 81.000 km, ukuran ini
merupakan panjang pantai kedua terpanjang di dunia setelah Kanada. Oleh karena
itu, potensi sumber daya alam di wilayah pesisir sangat penting bagi Indonesia.
Tidak salah jika pemerintah di bawah pemerintahan presiden Jokowi memfokuskan
pembangunan maritim di Indonesia. Kekayaan alam kita yang berupa ikan malah
banyak diambil oleh oknum-oknum dari negara lain berupa praktik pencurian ikan
atau illegal fishing. Ada beberapa wilayah perairan Indonesia yang rawan dengan
kegiatan illegal fishing. Wilayah yang paling rawan dengan praktik pencurian
ikan adalah Laut Arafuru (Papua) di Timur perairan Indonesia.
b. Hutan Mangrove
Hutan Mangrove Hutan mangrove (hutan bakau) adalah tipe hutan yang berada
di daerah pasang surut air laut. Saat air pasang, hutan mangrove digenangi oleh
air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan mangrove bebas dari genangan air
laut. Umumnya hutan mangrove berkembang baik pada pantai yang terlindung, muara
sungai, atau laguna. Tumbuhan yang hidup di habitat hutan mangrove tahan
terhadap garam yang terkandung di dalam air laut. Ada dua fungsi hutan mangrove
sebagai potensi sumber daya laut di indonesia yaitu fungsi ekologis dan
ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup)
binatang laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak. Fungsi
ekologis yang lain dari hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari
abrasi air laut. Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu
pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Biasanya penduduk
memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau bahan pembuat arang. Kayu bakau
juga dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga
dihuni oleh beragam jenis fauna yang bernilai ekonomis, misalnya udang dan
jenis ikan lainnya yang berkembang biak dengan baik di wilayah ini. Hutan
mangrove tersebar di pesisir sebelah barat Pulau Sumatra, beberapa bagian ada
di pantai utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir Pulau Kalimantan, Pesisir Pulau
Sulawesi, Pesisir sebelah Selatan Papua, dan beberapa pulau kecil lainnya.
Jumlah hutan mangrove di Indonesia mencapai angka 3.716.000 ha (data dari
UNESCO). Hutan mangrove Indonesia tidak tersebar secara merata. Luas terbesar
hutan mangrove berada di Pulau Papua yang mencapai 3,7 juta ha. Berikutnya
adalah Kalimantan (165 ribu ha), Sumatra (417 ribu ha), Sulawesi (53 ribu ha),
Jawa (34,4 ribu ha), Bali dan Nusa Tenggara (3,7 ha).
c. Terumbu Karang
Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang
terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral (binatang yang
menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika ribuan koral membentuk
koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang. Sebagai negara kepulauan,
Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas di dunia. Luas
terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18% dari
terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Kekayaan terumbu karang Indonesia
tidak hanya dari luasnya, akan tetapi juga keanekaragaman hayati yang ada di
dalamnya. Keanekaragaman hayati terumbu karang sebagai potensi sumber daya laut
di indonesia juga yang tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis
ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-udangan, dan 590 jenis karang.
Mengapa terumbu karang banyak ditemukan di wilayah Indonesia? Terumbu karang
akan dapat tumbuh dengan baik pada suhu perairan laut antara 21O - 29O C. Pada
suhu lebih besar atau lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang menjadi
kurang baik. Karena Indonesia berada di daerah tropis dan suhu perairannya
hangat, pantaslah jika terumbu karang banyak ditemukan di Indonesia.
Pertumbuhan terumbu karang juga akan baik pada kondisi air yang jernih dan
dangkal. Kedalaman air yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang tidak lebih
dari 18 meter. Jika lebih besar dari kedalaman tersebut, pertumbuhan terumbu
karang juga akan menjadi kurang baik. Selain persyaratan tersebut, terumbu
karang juga mensyaratkan salinitas (kandungan garam air laut) yang tinggi. Oleh
karena itu, terumbu karang sulit hidup di sekitar muara sungai karena kadar
garam air lautnya menurun akibat bercampurnya air sungai ke laut. Mengapa
terumbu karang wajib dilindungi dari kerusakan? Terumbu karang memiliki banyak
manfaat, baik manfaat yang bersifat ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi.
Adapun gambaran dari manfaat terumbu karang tersebut adalah sebagai berikut.
Manfaat ekonomi : sebagai sumber makanan, obat-obatan, dan objek wisata bahari.
Manfaat ekologis : mengurangi hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat
terjadinya abrasi. Manfaat sosial ekonomi : sebagai sumber perikanan yang dapat
meningkatkan pendapatan para nelayan. Terumbu karang juga dapat menjadi daya
tarik objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk sekitar dari
kegiatan pariswisata. Terumbu karang banyak ditemukan di bagian tengah wilayah
Indonesia seperti di Sulawesi, Bali, Lombok, dan Papua. Konsentrasi terumbu
karang juga ditemukan di Kepulauan Riau, pantai barat dan ujung barat Sumatra.
4. POTENSI DAN PERSEBARAN
SUMBER DAYA ALAM PARIWISATA
Negara Indonesia
dikaruniai Tuhan dengan berbagai wilayah dan fenomena alam yang memiliki
keindahan dan daya tarik yang sangat beraneka ragam. Selain itu juga memiliki
berbagai macam suku bangsa dengan variasi tradisi, adat istiadat, seni, dan
budaya yang beraneka ragam. Di samping itu banyak pula jumpai peninggalan
sejarah. Semua kondisi alam dan sosial tersebut merupakan sumber daya yang
sangat potensial untuk dioptimalisasikan bagi kepentingan sektor pariwisata.
Secara umum objek
wisata di muka bumi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu objek wisata alam,
meliputi keindahan alam pegunungan, hutan, cagar alam dan suaka margasatwa,
danau, pantai, dan kawasan laut, objek wisata budaya berhubungan dengan
bangunan bersejarah, tradisi dan adat istiadat kelompok masyarakat, hasil karya
seni dan kerajinan, museum, monumen, benteng, taman hiburan. Agro Wisata, yaitu
objek wisata yang berhubungan dengan kegiatan pertanian dan hasilnya.
Persebaran beberapa
objek wisata yang ada di negara Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Pulau Sumatra
Taman Nasional Gunung Leuser, Danau Laut Tawar, Rantau Prapat, Danau Toba,
Brastagi, Danau Maninjau, Danau Singkarak, Benteng Fort de Kock, Lembah Anai,
Danau Ranau, Suaka Alam Way Kambas, dan Benteng Marlborough.
b. Pulau Jawa
Gunung Tangkuban Perahu, Maribaya, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Museum
Geologi, Taman Mini Indonesia Indah, Ancol, Museum Satria Mandala, Museum
Gajah, Monumen Nasional, Kebun Binatang Ragunan, Planetarium, Dataran Tinggi
Dieng, Batu Raden, Gua Jatijajar, Candi Borobudur, Prambanan, Keraton Jogja,
Kota Gede, Pantai Parangtritis, Kaliurang, Makam Imogiri, Gunung Bromo-Tengger,
Taman Nasional Baluran, dan Pemandian Tretes.
c. Bali
Pantai Kuta, Legian, Tanah Lot, Danau Batur, Klungkung, Pura Besakih,
Daerah Trunyan, dan berbagai macam kesenian.
d. Kalimantan
Pantai Pasir Panjang, Danau Riam Kanan, Museum Lambung Mangkurat, Istana
Kesultanan Sambas, Taman Nasional Tanjung Puting, dan masyarakat Dayak.
e. Nusa Tenggara
Gunung Tambora, Taman laut Gili Air, Taman Nasional Komodo, dan Danau
Kelimutu.
f. Sulawesi
Taman Laut Bunaken, Danau Tondano, Tana Toraja, Suaka marga satwa Anoa dan
burung Maleo, Mesjid tua Palopo, Taman wisata Renboken, dan Pantai Losari.
g. Papua
Danau Sentani, Pantai Koren, Hutan wisata Supiori Tanjung Kasuari, Tugu
Pepera, Tugu peninggalan gugurnya Yos Sudarso, dan lokasi bekas markas Jendral
Doglas Mc. Arthur.
BAB III KESIMPULAN
Sumber daya alam berdasarkan pemanfaatan nya dapat dikalsifikasikan kedalam
sumber daya materi, sumber daya hayati, sumber daya energi, sumber daya ruang,
dan sumber daya waktu.
Berdasarkan bentuk dan kelestarian nya, sumber daya alam dapat
diklasifikasikan kedalam sumber daya alam yang dapat di perbaharui dan yang
tidak dapat diperbaharui.
Hutan merupakan suatu wilayah yang mana menjadi tempat tumbuhnya
pohon- pohon dan jenis tanaman yang lain.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan bahan
tambang. Beraneka bahan tambang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan telah menghasilkan banyak devisa
bagi Indonesia.
Sumber daya laut adalah unsur hayati dan non hayati yang terdapat di
wilayah laut. Luas laut Indonesia mencakup 2/3 dari seluruh luas wilayah
Indonesia, yaitu 5,8 juta km2. Di dalam laut tersebut, tersimpan kekayaan alam yang
luar biasa besarnya.
Negara Indonesia dikaruniai Tuhan dengan berbagai wilayah dan fenomena alam
yang memiliki keindahan dan daya tarik yang sangat beraneka ragam. Selain itu
juga memiliki berbagai macam suku bangsa dengan variasi tradisi, adat istiadat,
seni, dan budaya yang beraneka ragam. Di samping itu banyak pula jumpai
peninggalan sejarah.
DAFTAR PUSTAKA
http://wacanapengetahuan.blogspot.co.id/2013/11/persebaran-objek-wisata-di-indonesia_7031.html
http://ipsgampang.blogspot.co.id/2014/08/potensi-dan-persebaran-sumber-daya-laut_14.html
http://ipsgampang.blogspot.co.id/2014/08/potensi-sumber-daya-tambang-di-indonesia.html
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/potensi-sumber-daya-alam-hutan
http://klikgeografi.blogspot.co.id/2015/07/pengertian-dan-klasifikasi-sumber-daya-alam.html
KLASIFIKASI, POTENSI DAN PERSEBARAN
SDA KEHUTANAN, PERTAMBANGAN, KELAUTAN DAN WISATA DI INDONESIA
Oleh:
MEISYA MAYDELINE SINAGA
SINAR
Kelas
XI IPS 2
SMA NEGERI 14 MAKASSAR
2019
No comments:
Post a Comment