TUGAS
SISTEM PERBANKAN SYARIAH
“PENJELASAN AYAT ARTI DAN ISI
KANDUNGAN
TENTANG RIBA, TRANSAKSI DAN JUAL BELI”
OLEH
:
Nama : M. Irwan
Basri
Nim : 105251103616
Kelas : Hes. 4 A
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITA MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
(1).Ayat-ayat yang
berkaitan dengan Riba.
a. Surat Ar-Ruum
ayat
Artinya:
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
Pada ayat ini
dijelaskan bahwasanya Allah
SWT membenci riba dan
perbuatan riba tersebut tidaklah
mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Pada ayat ini tidak ada
petunjuk Allah SWT yang mengatakan bahwasanya riba itu haram. Artinya bahwa
ayat ini hanya berupa peringatan untuk tidak melakukan hal yang negatif.[3]
b. Penjelasan Ayat
Dalam ayat Al-Qur’an yang telah diutarakan di atas para Ulama
Mufasirin atau Ahli Tafsir dalam mentafsiri Ayat Al-Qur’an terdapat berbagai
pemahaman yang berbeda-beda. Dalam ayat yang pertama Surat Ar-Ruum ayat 39
dalam Kitab tafsir Jalalain, menafsiri bahwa Lafadz “وَمَا
آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا”yakni umpamanya sesuatu yang diberikan
atau dihadiahkan kepada orang lain supaya dari apa yang telah diberikan orang
lain memberikan kepadanya basalan yang lebih banyak dari apa yang telah ia
berikan, pengertian sesuatu dalam ayat ini dinamakan tambahan yang dimaksudkan
dalam masalah muamalah. Kemudian dilanjutkan lafadz “ لِيَرْبُوَ“
yakni orang-orang yang memberi itu, mendapatkan balasan yang bertambah banyak,
dari sesuatu hadiah yang telah diberikan.sedangkan “ فَلَا
يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ “ yang terdapat penjelasana yakni riba itu tidak
menambah banyak inda Allah atau disisi Allah dalam arti tidak ada pahalanya
bagi orang-orang yang memberikannya. وَمَا آتَيْتُمْ
مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ ... ألحini bahwa orang-orang yang
melakukan sedekah semata-mata karena Allah, untuk mendapatkan keridhoaan-Nya
inilah yang akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah, sesuai
dengan apa yang mereka kehendaki. Di dalam
ungkapan ini terkandung makna sindiran bagi orang-orang yang diajak
bicara atau mukhathabin”.[4]
Larangan Untuk Melakukan Riba (Perbuatan Jelek)
B. al-Baqarah ayat 287
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
)البقرة: ٢٧٨(
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
b. Penjelasan Ayat
Ayat ini adalah sebuah perintah, tetapi perintahnya
adalah untuk meninggalkan.
Di dalam ushul
fiqih larangan terhadap sesuatu adalah
berarti perintah untuk
berhenti mengerjakan sesuatu tersebut. Dalam
hal ini larangan
untuk mengerjakan riba
berarti perintah untuk berhenti mengerjakan riba. Hukum asal setiap
larangan adalah untuk pengharaman.
Perintah Menjauhi Ribaa .
C.ali imrin ayat 130
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُون )آلعمران:
١٣٠(
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
Penjelasan Ayat
Di dalam Surat Ali Imron ayat 130 ahli Tafsir menjelaskan
bahwa lafadz يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
ini yang dimaksud adalah kaum Sakif atau golongan manusia dari bani Sakif,
kemudian lafadz لَا تَأْكُلُوا الرِّبَاأَضْعَافًا
ini yang dimaksud adalah di dalam harta dirham yang berlebihan, disusul lagi
lafadz sebagai penguwat yaitu مُضَاعَفَةً ini
maksudnya adala الاجل misi atau tujuan, kemudian dilanjutkan lagi dengan kata وَاتَّقُوا اللَّهَ
takutlah kamu semua orang Iman kepada Allah di dalam memakan sesuatu
yang mengandung Riba. لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَini dengan maksud supanya kamu semua
mendapatkan keselamatan dari murka seksaan Allah.
D.An-nisaa ayat 160-162
Artinya:
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, disebabkan mereka memakan riba. padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al-Qur’an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan salat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (An-Nisaa’ ayat 160-162)
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, disebabkan mereka memakan riba. padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al-Qur’an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan salat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (An-Nisaa’ ayat 160-162)
(2).Ayat-ayat yang
berkaitan dengan jual beli
a.Al-Baqarah ayat 188
.وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ
بَيْنَكُمْ بِالْبَاط
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan atau melakukan interaksi keuangan di antara kamu secara bathil..
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan atau melakukan interaksi keuangan di antara kamu secara bathil..
Dari ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam hal jual beli pun diatur oleh Allah mulai dari hal kecil hingga hal yang besar seperti akad dalam jual beli, mendatangkan saksi dalam bertransaksi dan haramnya memakan riba.
b. An-nur ayat 24
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ
اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ ٣٧
Artinya:
“Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan tidak (pula) oleh jual beli dari dzikrullah, dan melaksanakan shalat serta menunaikan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (ketika itu) hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).” An-Nur/24:37
Penjelasan ayat
Ayat di atas menggunakan kata (تجارة) tijarah dan (بيع) bai’. Keduanya biasa diterjemahkan jual beli. Sementara ulama memahami kata (تجارة) tijarah dalam arti membeli dan (بيع) bai’ dalam arti menjual. Ada juga yang membedakannya dengan menyatakan bahwa kata bai’ biasa digunakan untuk menggambarkan telah terjadinya transaksi dan diperolehnya keuntungan, sedangkan kata tijarah menggambarkan profesi jual beli. Dengan demikian seseorang yang tidak dilengahkan oleh tijarah belum tentu ia tidak dilengahkan oleh bai’. Thabathaba’i berpendapat bahwa kata tijarah jika diperhadapkan dengan bai’ maka ia berarti kesinambungan dalam upaya mencari rezeki dengan jalan jual beli, sedang bai’ adalah upaya jual beli yang menghasilkan keuntungan riil yang sifatnya langsung. Dengan demikian penggalan ayat ini bagaikan menyatakan bahwa manusia-manusia itu tidak pernah lengah dari mengingat Allah sepanjang upaya mereka yang bersinambung guna mencari keuntungan, dan tidak juga pada saat mereka sedang melakuan jual beli dan meraih keuntungan.
“Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan tidak (pula) oleh jual beli dari dzikrullah, dan melaksanakan shalat serta menunaikan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (ketika itu) hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).” An-Nur/24:37
Penjelasan ayat
Ayat di atas menggunakan kata (تجارة) tijarah dan (بيع) bai’. Keduanya biasa diterjemahkan jual beli. Sementara ulama memahami kata (تجارة) tijarah dalam arti membeli dan (بيع) bai’ dalam arti menjual. Ada juga yang membedakannya dengan menyatakan bahwa kata bai’ biasa digunakan untuk menggambarkan telah terjadinya transaksi dan diperolehnya keuntungan, sedangkan kata tijarah menggambarkan profesi jual beli. Dengan demikian seseorang yang tidak dilengahkan oleh tijarah belum tentu ia tidak dilengahkan oleh bai’. Thabathaba’i berpendapat bahwa kata tijarah jika diperhadapkan dengan bai’ maka ia berarti kesinambungan dalam upaya mencari rezeki dengan jalan jual beli, sedang bai’ adalah upaya jual beli yang menghasilkan keuntungan riil yang sifatnya langsung. Dengan demikian penggalan ayat ini bagaikan menyatakan bahwa manusia-manusia itu tidak pernah lengah dari mengingat Allah sepanjang upaya mereka yang bersinambung guna mencari keuntungan, dan tidak juga pada saat mereka sedang melakuan jual beli dan meraih keuntungan.
C. Jumu'a ayat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ ٩
Artinya: Hai
orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[a]. yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya.
Penjelasan ayat:
(Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat) pada huruf min di sini bermakna fi, yakni pada (hari Jumat maka bersegeralah kalian) yakni cepat-cepatlah kalian berangkat (untuk mengingat Allah) yakni salat (dan tinggalkanlah jual beli) tinggalkanlah transaksi jual beli itu. (Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui) bahwasanya hal ini lebih baik, maka kerjakanlah ia.
D. An-nisa :29
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ
(Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat) pada huruf min di sini bermakna fi, yakni pada (hari Jumat maka bersegeralah kalian) yakni cepat-cepatlah kalian berangkat (untuk mengingat Allah) yakni salat (dan tinggalkanlah jual beli) tinggalkanlah transaksi jual beli itu. (Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui) bahwasanya hal ini lebih baik, maka kerjakanlah ia.
D. An-nisa :29
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ
تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ
رَحِيمًا
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
memakan harta-harta kalian diantara kalian dengan cara yang batil, kecuali
dengan perdagangan yang saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri
kalian, sesungguhnya Allah itu maha kasih sayang pada kalian.
Penjelasan ayat :
Ayat ini menerangkan
hukum transaksi secara umum, lebih khusus kepada transaksi perdagangan, bisnis
jual beli. Sebelumnya telah diterangkan transaksi muamalah yang berhubungan
dengan harta, seperti harta anak yatim, mahar, dan sebagainya. Dalam ayat ini
Allah mengharamkan orang beriman untuk memakan, memanfaatkan, menggunakan, (dan
segala bentuk transaksi lainnya) harta orang lain dengan jalan yang batil,
yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at. Kita boleh melakukan transaksi
terhadap harta orang lain dengan jalan perdagangan dengan asas saling ridha,
saling ikhlas. Dan dalam ayat ini Allah juga melarang untuk bunuh diri, baik
membunuh diri sendiri maupun saling membunuh. Dan Allah menerangkan semua ini,
sebagai wujud dari kasih sayang-Nya, karena Allah itu Maha Kasih Sayang kepada
kita.
E. At-taubah :24
قُلْ إِنْ
كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ
وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا
وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ
فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا
يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Arti: Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik.
Penjelasan ayat:
Sesungguhnya bila
kalian lebih mengutamakan ayah-ayah, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri,
kaum kerabat dan harta benda dengan yang kalian kumpulkan dan perdagangan yang
kalian khawatirkan tidak laku dan rumah-rumah nyaman yang kalian tinggali, bila
kalian lebih mengutamakan semua itu daripada cinta kepada Allah dan cinta
kepada RasulNya dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah oleh kalian siksaan Allah
balasanNya yang akan menimpa kalian.” Dan Allah tidak memberikan taufik kepada
orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadaNya.
(3).Ayat-ayat yang
berkaitan dengan transaksi
- Fatir :29
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا
الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ
تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Arti: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi
Arti: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi
Penjelasan ayat:
Sesungguhnya
orang-orang yang senantiasa membaca kitab Allah, menkaji dan mengamalkannya,
melaksanakan salat secara benar dan menginfakkan sebagian rezeki yang Allah
berikan secara diam-diam maupun terang-terangan, mereka itulah orang-orang yang
mengharapkan perniagaan kepada Allah yang tak pernah merugi.
B. Ash-shaff :10
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَٰرَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Arti : Hai orang-orang
yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat
menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
Penjelasan ayat: Kemudian perniagaan yang besar lagi tidak
akan mengalami kerugian dan dapat menghantarkan untuk meraih tujuan dan
melenyapkan semua halangan ditafsirkan oleh firman Allah Swt.
No comments:
Post a Comment