Download File Skripsi ini pada link berikut :
🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.
Penyakit radang sendi atau Arthritis
Rheumatoid sering menyerang pada usia lanjut. Munurut Saparinah
(2013), usia
55 sampai dengan 65 tahun usia lanjut atau yang di kenal dengan lansia, dimana
tubuhnya mengalami penurunan daya tahan tubuh. Penyakit Arthritis Rheumatoid ini tidak mengenal batas usia,
dari usia anak-anak hingga usia lanjut
(Handriani, 2011). Penyakit Arthritis Rheumatoid mengakibatkan sejumlah konsekuensi, antara
lain; timbulnya masalah fisik, mental, sosial, serta kebutuhan pelayanan
kesehatan terutama kelainan degenerative, dan di samping itu bisa menyebabkan
kecacatan (Nugroho, 2012).
Hasil survey badan kesehatan
dunia World Health Organization
(WHO, 2015) mengatakan bahwa jumlah lansia yang mengalami penyakit Arthritis Rheumatoid adalah kelompok penduduk yang berumur 60
tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2015 proporsi dari populasi penduduk
berusia lebih dari 60 tahun adalah 13,7% dari total populasi dunia yang
menderita (WHO, 2015). Menurut ( Arthritis Foundation, 2015) jumlah lansia menderita penyakit Arthritis Rheumatoid sebanyak 22% atau lebih dari 50 juta
orang dewasa di Amerika Serikat yang berusia 18 tahun atau lebih di diagnose Arthritis Rheumatoid. Dari data tersebut, sekitar 3% atau 1,5
juta orang dewasa menderita Arthritis Rheumatoid.
Sedangkan
menurut Xu & Lin (2017), Arthritis Rheumatoid
merupakan penyakit inflamasi kronis dan autoimun yang di dominasi pada perempuan di Negara China yang di perkirakan
mempengaruhi sekitar 1% dari populasi dunia.
Penyakit Arthritis
Rheumatoid di Negara Asia seperti, Kamboja 2,3 kasus per 1000 anak usia
sekolah, Filipina 1,2 kasus per 1000 anak usia sekolah, Thailand 0,2 kasus per
1000 anak usia sekolah, dan di India 51
kasus per 1000 anak usia sekolah. Di Negara berkembang lain seperti Zambia 2,3
prevalensi penyakit Arthritis Rheumatoid
di laporkan 12,6 kasus per 1000 anak usia sekolah Almazini ( 2014).
Depkes RI, (2013) di Indonesia angka
kejadian Arthritis Rhematoid mencapai 20% dari penduduk dunia yang terserang penyakit Arthritis Rhematoid dimana
5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia
di atas 55 tahu.
Data dari (DinKes Kab. Indramayu, 2016) kesehatan
keluarga di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dan data Puskesmas Balongan
menunjukan bahwa pada tahun 2015 desa Balongan memiliki 196 kasus penyakit Arthritis Rhematoid. Pada bulan Januari
hingga Februari tahun 2016, terdapat lebih dari 250 kasus dan pada bulan Mei terdapat
93 kasus penderita penyakit Arthritis
Rhematoid .
Menurut pendapat Noer (2012), penyebab secara pasti belum di
ketahui, tetapi infeksi merupakan dugaan karena onset penyakit ini terjadi
secara mendadak dan timbul sebagai gambaran inflasi yang menolak. Agen
infeksius yang di duga merupakan penyebab Arthritis
Rheumatoid antara lain adalah bakteri, mikroplasma dan virus.
Sedangkan menurut Goeldner et.al. (2011) Arthritis Rheumatoid juga dapat di sebabkan
oleh rokok, yang mana merokok dapat
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan beragam cara, baik meningkatkan
reaksi alergi dan autoimun inflamasi, dan menurunkan aktivitas sistemik melawan
infeksi.
Aktivitas fisik sebagai faktor yang berhubungan dengan kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia atau di
kenal dengan lanjut usia, di mana lansia pada saat melakukan kegiatan, seperti
membersihkan, memasak maka akan sering merasakan nyeri pada sendi walaupun
telah beristirahat rasa nyeri tersebut masih di rasakan oleh lansia (Suiraoka, 2012).
Menurut Junaedi
& Iskandar (2013), Orang yang mengalami obesitas atau kegemukan beresiko tinggi
terserang penyakit Arthritis Rheumatoid terutama orang yang ketika
muda berbadan kurus, tetapi setelah berusia 50 tahun berbadan gemuk. Hal ini
terjadi karena sebenarnya kaki orang tersebut kecil, sehingga tidak mampu
menopang berat badannya yang bertambah. Sedangkan Menurut
Hembing (2007), dalam Andriani, (2016) pencegahan penyakit Arthritis rheumatoid bisa di lakukan dengan menggunakan tanaman
herbal serai yang mengandung minyak atsri yang memiliki sifat kimiawi dan efek
farmakologinya yaitu rasa pedas bersifat hangat yang dapat memperlancarkan
sirkulasi darah, menghilangkan rasa nyeri otot dan sendi.
Dalam penelitian ini di dapatkan bahwa mandi
pagi dan memijat bagian tubuh menjadi aktivitas yang selalu di lakukan oleh
lanjut usia yang memiliki beberapa manfaat baik bagi tubuh di antaranya, air
pagi memiliki kandungan karbondioksida yang tinggi dan berguna untuk lawan Arthritis rheumatoid, memberikan
rasa rileks terhadap bagian tubuh sehingga menurunkan intensitas nyeri yang di timbulkan
(Aswan,2015 dalam Kamsari, dkk 2016). Menurut Nikolas (2012), terapi farmakologi
bertujuan bukan hanya mengontrol gejala penyakit tetapi juga penekanan
aktivitas penyakit untuk mencegah kerusakan permanen. Sedangkan menurut Ariani
(2017), obat anti rematik Disease
Modifying Anti Rheumatic Drugs di berikan bagi penderita penyakit Arthritis Rheumatoid untuk
menghambat dan meredakan gejala, serta mencegah kerusakan parmanen seperti
tulang, ligmen, dan tendon.
Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kota Makassar penderita Arthritis
Rheumatoid pada tahun 2012 sebanyak 18,269 orang, tahun
2013 sebanyak 16,530 orang dan pada tahun 2014 sebanyak 11,960 orang sedangkan data Puskesmas Tamalanrea
Jaya pada tahun 2013 jumlah penderita Arthritis
Rheumatoid sebesar 1,230 Makassar
pada tahun 2014 sebanyak 11,960 orang.
Menurut data primer data dari Puskesmas
Kassi-Kassi Makassar Sulawesi Selatan penderita Arthritis
Rheumatoid pada tahun 2015 sebanyak 182 orang, tahun
2016 sebanyak 680 orang pada tahun 2017
sebanyak 773 orang dan pada tahun 2018 dari bulan Januari sampai bulan Mei
sebanyak 280 orang yang menderita penyakit atritis (Data Puskesmas Kassi-Kassi,
2018). Faktor yang berperan terhada penyakit Arthritis Rheumatoid menyebabkan
masalah yaitu jenis kelamin,
infeksi, berat badan atau obesitas, usia,
Beban sendi yang terlalu berat (Mansjoer, 2011). Sedangkan menurut
Brooke (2014), penyakit Arthritis Rheumatoid
tidak ada hubungan antara jenis kelamin, infeksi, berat badan atau
obesitas, usia, beban sendi yang terlalu berat, namun dapat
di pengaruhi oleh
faktor stres, merokok, lingkungan dan dapat pula terjadi pada anak karena
faktor keturunan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengetahui faktor yang
berhubungan terhadap pencegahan penyakit Arthritis
Rheumatoid pada lansia di Wilayah Puskesmas Kassi-Kassi Makassar Sulawesi Selatan
Tahun (2018).
B.
Rumusan
masalah.
Beberapa
penelitian telah di lakukan sebelumnya dengan tujuan untuk, mengetahui faktor pencegahan
pada penderita Arthritis Rheumatoid, hasilnya
menunjukan adanya beberapa faktor yang berhubungan seperi jenis kelamin, usia,obesitas,
genetik, merokok dan beban sendi yang terlalu berat. Namun penelitian lainnya
menyebutkan tidak adanya hubungan. Maka penulis tertarik ingin melakukan penelitian
mengetahui faktor yang berhubungan terhadap pencegahan penyakit Arthritis Rheumatoid pada lansia di
Puskesmas Kassi-Kassi Makassar Sulawesi Selatan.
C.
Tujuan
penilitian.
1. Tujuan
umum.
Untuk mengetahui faktor
yang berhubungan terhadap pencegahan penyakit Arthritis Rheumatoid pada lansia di
Puskesmas kassi-Kassi Sulawesi Selatan.
2. Tujuan
khusus.
a. Untuk
mengetahui hubungan merokok terhadap
pencegahan penyakit Arthritis Rheumatoid
pada lansia di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar Sulawesi Selatan.
b. Untuk
mengetahui hubungan beban sendi terlalu berat akibat olah raga terhadap
pencegahan penyakit Arthriti Rheumatoid
pada lansia di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar Sulawesi Selatan.
c. Untuk
mengetahui hubungan obesitas (kegemukan) terhadap pencegahan penyakit Arthritis Rheumatoid pada lansia di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar
Sulawesi Selatan.
d. Untuk
mengetahui hubungan genetik terhadap pencegahan penyakit Arthritis Rheumatoid pada lansia di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar
Sulawesi Selatan.
Download File Skripsi ini pada link berikut :
🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻
D.
Manfaat
Penelitian.
1.
Manfaat
Institusi.
Hasil penelitian ini
bermanfaat sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pencegahan penyakit Arthritis
Rheumatoid pada lansia di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.
2.
Manfaat
Praktis.
Hasil
penelitian ini menjadi acuan dan bahan masukan bagi lansia yang mengalami
penyakit Arthritis Rheumatoid di Puskesmas
Kassi-Kassi Makassar, sehingga bagi lansia dapat melakukan upaya dalam pencegah
penyakit Arthritis Rheumatoid agar
tidak bertambah parah.
Penelitian
ini di harapkan dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya
tentang faktor yang berhungan terhadap pencegahan penyakit Arthritis
Rheumatoid.
Download File Skripsi ini pada link berikut :
🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻
No comments:
Post a Comment